Menuju konten utama

BMKG Sebut Ada Peningkatan Aktivitas Gempa di Sesar Matano, Soroako

Berdasar hasil monitoring yang dilakukan BMKG dari 13 kali di Sorowako dan sekitarnya dalam dua hari terakhir, 3 gempa di antaranya dirasakan oleh masyarakat, yaitu di Soroako, Nuha, dan Malili.

BMKG Sebut Ada Peningkatan Aktivitas Gempa di Sesar Matano, Soroako
PETA PENINGKATAN AKTIVITAS GEMPA DI SESAR MATANO, SOROAKO. BMKG/rilis.Daryono

tirto.id - Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan sejak Rabu malam 22 Juli 2020 pukul 23.21 WIB hingga Kamis malam ini pukul 22.56 WIB terjadi aktivitas gempa sebanyak 13 kali di Sorowako dan sekitarnya.

Dengan aktivitas gempa tersebut, menurut Daryono menjadi indikasi adanya peningkatan aktivitas sesar aktif Matano.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya tampak bahwa rentetan aktivitas gempa ini berasosiasi dengan meningkatnya aktivitas sesar aktif Matano, khususnya segmen Matano dan Pamsoa," ujar Daryono melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi Tirto.

Menurut Daryono, hal ini didasarkan pada fakta bahwa seismisitas yang terjadi membentuk kluster pusat gempa di Danau Matano dan sekitarnya.

Segmen Matano dan Pamsoa adalah segmen sesar aktif Matano dengan mekanisme pergerakan mendatar mengiri (sinistral strike-slip) dengan magnitudo tertarget M 6,8 (Matano) dan 6,9 (Pamsoa) dengan laju pergeseran sesar 7 milimeter per tahun.

BMKG mencatat bahwa gempa Sorowako paling kuat terakhir terjadi pada 15 Februari 2011 dengan kekuatan mencapai M 6,1.

Gempa ini berpusat di segmen Pamsoa tepatnya sebelah timur laut danau Matano dengan kedalaman hiposenter dangkal 14,7 kilometer.

Dampak gempa ini guncangannya mencapai skala intensitas V-VI MMI hingga menyebabkan beberapa rumah mengalami kerusakan ringan di Soroako dan sekitarnya.

Sebelumnya, berdasar hasil monitoring yang dilakukan BMKG dari 13 kali di Sorowako dan sekitarnya dalam dua hari terakhir, 3 gempa di antaranya dirasakan oleh masyarakat, yaitu di Soroako, Nuha, dan Malili.

"Ketiga gempa signifikan tersebut masing-masing terjadi pada Rabu 22 Juli 2020 pukul 23.21 WIB berkekuatan M 3,6 dan Kamis 23 Juli 2020 pukul 08.12 WIB berkekuatan M 2,9 dan pukul 22.03 WIB berkekuatan M 4,1," ujar Daryono.

Ketiga gempa ini dirasakan di Soroako dalam skala intensitas Malili II MMI, di Soroako II – III MMI, dan di Nuha III MMI. Patut disyukuri rangkaian aktivitas gempa yang terjadi ini tidak menimbulkan kerusakan.

Dengan meningkatnya aktivitas gempa di segmen Matano dan Pamsoa terkini, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terkait gempa bumi.

Gempa kuat dapat terjadi kapan saja dan belum dapat diprediksi secara akurat kapan terjadinya.

"Upaya mitigasi perlu dilakukan sehingga jika suatu saat terjadi gempa, masyarakat perlu memahami cara selamat saat terjadi gempa, jika terjadi guncangan kuat agar segera mencari perlindungan," kata Daryono.

Selain itu masyarakat perlu menyiapkan bangunan tahan gempa, karena sebenarnya peristiwa gempa tidaklah membunuh dan melukai, tetapi bangunan tembok dengan struktur lemah yang roboh saat gempa itulah penyebab jatuhnya korban.

Baca juga artikel terkait GEMPA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Siaran Pers
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH