Menuju konten utama

Bacaan Surah Al-A'la yang Dapat Dibaca Imam Shalat Idul Fitri

Bacaan Surah al-A'la dapat dibaca imam saat shalat Idulfitri pada rakaat pertama, berpasangan dengan Surah al-Ghasyiyah pada rakaat kedua.

Ilustrasi Salat. foto/istockphto

tirto.id - Surah Al-A'la bersama dengan surah Al-Ghasyiyah bisa menjadi pilihan untuk dibaca saat menjalankan salat Idulfitri pada 1 Syawal tahun ini. Surah al-A'la adalah surah ke-87 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 19 ayat, dan tergolong surah Makkiyah.

Mengenai bacaan surah Al-A'la sebagai pilihan surah dalam salat Idulfitri, Imam An-Nawawi dalam Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab menjelaskan, "Pada riwayat An-Nu‘man bin Basyir bahwa Rasulullah SAW pada shalat id membaca ‘Sabbihisma rabbika’ (Surat Al-A‘lā) dan ‘Hal atāka hadītsul ghāsyiyah’ (Surat Al-Ghasyiyah). Keduanya merupakan sunnah. Wallahu a’lam,".

Dari keterangan tersebut, dapat disimpulkan, bagi imat Salat Idulfitri berjamaah, atau yang mengerjakan salat Id sendiri (munfarid), terdapat salah satu pilihan dalam membaca surah setelah Surah al-Fatihah, Yaitu, pada rakaat pertama, membaca surah Al-A'la. Selanjutnya pada rakaat kedua membaca surah Al-Ghasyiyah.

Salat Idulfitri dilaksanakan dengan dua rakaat. Salat ini dapat dikerjakan di masjid, mushola, tanah lapang, atau tempat-tempat lainnya bagi yang berjamaah. Selain itu, bisa juga dilangsungkan dengan cara sendiri.

Dalam fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) Nomor 28 Tahun 2020 tentang Panduan Kaifiat Takbir dan Shalat Idul Fitri Saat Pandemi Covid-19, salat Idulfitri bisa dikerjakan di rumah baik secara berjamaah bersama anggota keluarga atau sendiri bagi kawasan terdampak COVID-19 dan belum terkendali.

Sementara untuk kawasan terdampak namun bisa dikendalikan atau yang bebas COVID-19, maka umat Islam boleh melaksanakan salat Idulfritri secara berjamaah di tempat-tempat seperti disebutkan di atas.

Berikut Bacaan Surah Al-A'la.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْاَعْلَىۙ - ١

sabbiḥisma rabbikal-a'lā

الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوّٰىۖ - ٢

allażī khalaqa fa sawwā

وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدٰىۖ - ٣

wallażī qaddara fa hadā

وَالَّذِيْٓ اَخْرَجَ الْمَرْعٰىۖ - ٤

wallażī akhrajal-mar'ā

فَجَعَلَهٗ غُثَاۤءً اَحْوٰىۖ - ٥

fa ja'alahụ guṡā`an aḥwā

سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسٰىٓ ۖ - ٦

sanuqri`uka fa lā tansā

اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗاِنَّهٗ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفٰىۗ - ٧

illā mā syā`allāh, innahụ ya'lamul-jahra wa mā yakhfā

وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرٰىۖ - ٨

wa nuyassiruka lil-yusrā

فَذَكِّرْ اِنْ نَّفَعَتِ الذِّكْرٰىۗ - ٩

fa żakkir in nafa'atiż-żikrā

سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَّخْشٰىۙ - ١٠

sayażżakkaru may yakhsyā

وَيَتَجَنَّبُهَا الْاَشْقَىۙ - ١١

wa yatajannabuhal-asyqā

الَّذِيْ يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرٰىۚ - ١٢

allażī yaṣlan-nāral-kubrā

ثُمَّ لَا يَمُوْتُ فِيْهَا وَلَا يَحْيٰىۗ - ١٣

ṡumma lā yamụtu fīhā wa lā yaḥyā

قَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكّٰىۙ - ١٤

qad aflaḥa man tazakkā

وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهٖ فَصَلّٰىۗ - ١٥

wa żakarasma rabbihī fa ṣallā

بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۖ - ١٦

bal tu`ṡirụnal-ḥayātad-dun-yā

وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىۗ - ١٧

wal-ākhiratu khairuw wa abqā

اِنَّ هٰذَا لَفِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰىۙ - ١٨

inna hāżā lafiṣ-ṣuḥufil-ụlā

صُحُفِ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى ࣖ - ١٩

ṣuḥufi ibrāhīma wa mụsā

Artinya:

Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi,

Yang menciptakan, lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya).

Yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,

dan Yang menumbuhkan rerumputan,

lalu dijadikan-Nya (rumput-rumput) itu kering kehitam-hitaman.

Kami akan membacakan (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) sehingga engkau tidak akan lupa,

kecuali jika Allah menghendaki. Sungguh, Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.

Dan Kami akan memudahkan bagimu ke jalan kemudahan (mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat),

oleh sebab itu berikanlah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat,

orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran,

dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya,

(yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka),

selanjutnya dia di sana tidak mati dan tidak (pula) hidup.

Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman),

dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat.

Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia,

padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.

Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,

(yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Fitra Firdaus