Irfan Teguh Pribadi

Irfan Teguh Pribadi

Irfan Teguh Pribadi bertanggung jawab mengelola program Mozaik yang tayang setiap hari. Program ini membahas peristiwa, tokoh, dan produk dengan pendekatan sejarah. Lulusan Politeknik Negeri Bandung ini biasa menulis dan menyunting isu-isu sosial budaya, sejarah, dan sastra. Sebelum bergabung dengan Tirto pada awal 2018, ia sempat menulis di sejumlah media daerah di Bandung. Juga pernah mengampu kelas literasi dan terlibat dalam penerbitan beberapa buku, di antaranya "Pernik KAA 2015: Serba-serbi Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika" (Ultimus, 2015) dan "Rasia Bandoeng" (Ultimus, 2016).

Indeks Tulisan

Tepatkah Kata 'Rekonsiliasi' dalam Pertemuan Para Elite Politik?
Mild report
Selasa, 30 Juli 2019

Tepatkah Kata 'Rekonsiliasi' dalam Pertemuan Para Elite Politik?

Pertemuan Prabowo dengan Jokowi dan Prabowo dengan Megawati banyak disebut sebagai rekonsiliasi. Tepatkah penggunaan istilah itu?
Di Balik Lakon Aji Narantaka dalam Pagelaran Wayang Jokowi
Mild report
Sabtu, 27 Juli 2019

Di Balik Lakon Aji Narantaka dalam Pagelaran Wayang Jokowi

Dalam rangka ulang tahun partai dan perayaan kemenangan Jokowi-Ma'ruf, PDI Perjuangan mengadakan pergelaran wayang kulit dengan lakon Aji Narantaka.
Jurus ABG Membuat Golkar Sapu Bersih Pemilu Orde Baru
Mild report
Kamis, 25 Juli 2019

Jurus ABG Membuat Golkar Sapu Bersih Pemilu Orde Baru

Bamsoet mewacanakan agar Golkar kembali menjadi rumah bagi "ABG". Trio itulah yang dulu menopang kekuasaan Orde Baru.
Politikus dan Keahlian Mereka Mengeluarkan Omong Kosong
Mild report
Rabu, 24 Juli 2019

Politikus dan Keahlian Mereka Mengeluarkan Omong Kosong

Jalan kaki Yogyakarta-Jakarta, digantung di Monas, terjun dari puncak monas, dihukum mati, potong kemaluan dan leher, sampai sayembara 1 milyar, adalah sejumlah kata-kata lancung yang diumbar para politikus di Indonesia.
Ketika Cak Imin Melawan Gus Dur
Mild report
Sabtu, 20 Juli 2019

Ketika Cak Imin Melawan Gus Dur

Meski masih terbilang muda, pengalaman politik Muhaimin Iskandar cukup teruji.
Bahasa Daerah Kian Tersingkir oleh Bahasa Indonesia, Kok Bisa?
Mild report
Kamis, 18 Juli 2019

Bahasa Daerah Kian Tersingkir oleh Bahasa Indonesia, Kok Bisa?

Bahasa daerah semakin dianggap kalah bergengsi dibanding bahasa Indonesia. Ironi tersendiri di tengah kampanye gencar bahasa nasional.
Dunia Baru dan Parade Kecemasan dalam
Mild report
Rabu, 17 Juli 2019

Dunia Baru dan Parade Kecemasan dalam "Peer Gynts di Larantuka"

Dunia yang kian berubah membawa konsekuensi baru seperti kecemasan. Teater Garasi merespons isu tersebut dengan pertunjukan "Peer Gynts di Larantuka".
Kegersangan Spiritual: Pemicu
Mild report
Kamis, 11 Juli 2019

Kegersangan Spiritual: Pemicu "Hijrah" & Kesalehan Muslim Urban

Globalisasi dan modernitas perkotaan kerap menimbulkan kegersangan spiritual. Inilah salah satu faktor yang memicu maraknya "hijrah" dan fenomena sejenis.
Preangerstelsel: Kala Kopi Menjadi Sumber Bencana
Mild report
Selasa, 9 Juli 2019

Preangerstelsel: Kala Kopi Menjadi Sumber Bencana

Saat penanaman kopi di dataran tinggi Priangan membuahkan hasil yang baik, VOC segera memberlakukan Preangerstelsel atau Sistem Priangan dan menjadi pemasok kopi terbesar di dunia.
Sejarah Hidup AT Mahmud, Dia yang Mengambilkan Bulan buat Anak-Anak
Mild report
Sabtu, 6 Juli 2019

Sejarah Hidup AT Mahmud, Dia yang Mengambilkan Bulan buat Anak-Anak

A.T. Mahmud rela meninggalkan kuliahnya di fakultas keguruan demi menekuni musik. Fokus mengarang lagu anak-anak.
Kolaborasi Seniman Asia Pentaskan
Hard news
Jumat, 5 Juli 2019

Kolaborasi Seniman Asia Pentaskan "Peer Gynts di Larantuka"

Pementasan teater “Peer Gynts di Larantuka (Kisah Para Pengelana dari Asia)” akan digelar pada Sabtu (6/7/2019) mulai jam 19.00 WITA di Taman Kota Larantuka, Flores Timur, NTT.
Burung Merpati 1 Miliar & Bagaimana Tren Hobi Muncul di Masyarakat
Mild report
Kamis, 4 Juli 2019

Burung Merpati 1 Miliar & Bagaimana Tren Hobi Muncul di Masyarakat

Pelbagai hobi pernah jadi tren di Indonesia. Harga barangnya kerap melejit tinggi dan menjadi bisnis yang menggiurkan.
Mochtar Lubis: Pembangkang Dua Rezim yang Tak Gentar Berpolemik
Mild report
Selasa, 2 Juli 2019

Mochtar Lubis: Pembangkang Dua Rezim yang Tak Gentar Berpolemik

Mochtar Lubis lantang mengkritisi dua rezim. Dan ia mesti membayarnya dengan mendekam di penjara selama kurang lebih sepuluh tahun.
Novel
Mild report
Senin, 1 Juli 2019

Novel "Perburuan": Cinta Para Kombatan Jelang Kekalahan Jepang

Novel Perburuan membelah masyarakat ke dalam tiga bagian.
Sejarah PRJ: Penobatan Sang Ratu dan
Mild report
Kamis, 27 Jun 2019

Sejarah PRJ: Penobatan Sang Ratu dan "Balas Dendam" Ali Sadikin

PRJ bermula dari Pasar Gambir sebagai peringatan bertakhtanya Ratu Wilhelmina. Dihidupkan kembali oleh Ali Sadikin untuk memperingati HUT Jakarta.
Sejarah Mahkamah Konstitusi: Kawal Konstitusi di Tengah Kontroversi
Mild report
Selasa, 25 Jun 2019

Sejarah Mahkamah Konstitusi: Kawal Konstitusi di Tengah Kontroversi

MK pernah menganulir aturan hukum yang melarang warga yang dianggap terlibat Partai Komunis Indonesia menjadi calon anggota legislatif.
Membaca 'Atheis', Menelusuri Ruang Pengalaman Para Tokohnya
Mild report
Selasa, 25 Jun 2019

Membaca 'Atheis', Menelusuri Ruang Pengalaman Para Tokohnya

Tahun ini roman Atheis karya Achdiat Kartamihardja berusia 70 tahun. Tirto menelusuri sejumlah tempat di Kota Bandung yang dijadikan latar cerita.
Soeharto Panutan Demokrasi? Tidak. Demokrasi adalah Musuh Soeharto
Mild report
Kamis, 20 Jun 2019

Soeharto Panutan Demokrasi? Tidak. Demokrasi adalah Musuh Soeharto

Anak-anak Soeharto rajin mengelap-elap kejayaan Orba. Padahal rezim ayah mereka adalah tiga dekade paling buruk bagi demokrasi.
Bakri Siregar dan Sastra dalam Gelombang Politik Lekra
Mild report
Rabu, 19 Jun 2019

Bakri Siregar dan Sastra dalam Gelombang Politik Lekra

Ia sempat menyusun buku Sejarah Sastra Indonesia Modern yang kental dengan jargon "revolusioner".
Sejarah Masjid Al-Makmur Tanah Abang yang Didatangi Amien Rais
Mild report
Rabu, 29 Mei 2019

Sejarah Masjid Al-Makmur Tanah Abang yang Didatangi Amien Rais

Kerusuhan 21-22 Mei lalu memunculkan sejumlah nama tempat dalam linikala peristiwa, salah satunya Masjid Al-Makmur Tanah Abang.