Kami menggunakan cookie untuk mengumpulkan dan menyimpan informasi tentang interaksi Anda dengan situs web Kami. Kami juga membagikan informasi penggunaan situs Kami oleh Anda dengan mitra iklan dan analitik. Data interaksi tersebut akan Kami gunakan sebagai bahan analisa untuk membuat produk/layanan terbaik sesuai preferensi pengguna.
Indeks Tulisan
K.H. Ahmad Sanusi, Ulama Sukabumi Penengah Kebuntuan Sidang BPUPKI
Dalam kebuntuan sidang BPUPKI yang membahas pelaksanaan syariat Islam, Ahmad Sanusi tampil sebagai penengah.
Tepatkah Kata 'Rekonsiliasi' dalam Pertemuan Para Elite Politik?
Pertemuan Prabowo dengan Jokowi dan Prabowo dengan Megawati banyak disebut sebagai rekonsiliasi. Tepatkah penggunaan istilah itu?
Di Balik Lakon Aji Narantaka dalam Pagelaran Wayang Jokowi
Dalam rangka ulang tahun partai dan perayaan kemenangan Jokowi-Ma'ruf, PDI Perjuangan mengadakan pergelaran wayang kulit dengan lakon Aji Narantaka.
Jurus ABG Membuat Golkar Sapu Bersih Pemilu Orde Baru
Bamsoet mewacanakan agar Golkar kembali menjadi rumah bagi "ABG". Trio itulah yang dulu menopang kekuasaan Orde Baru.
Politikus dan Keahlian Mereka Mengeluarkan Omong Kosong
Jalan kaki Yogyakarta-Jakarta, digantung di Monas, terjun dari puncak monas, dihukum mati, potong kemaluan dan leher, sampai sayembara 1 milyar, adalah sejumlah kata-kata lancung yang diumbar para politikus di Indonesia.
Ketika Cak Imin Melawan Gus Dur
Meski masih terbilang muda, pengalaman politik Muhaimin Iskandar cukup teruji.
Bahasa Daerah Kian Tersingkir oleh Bahasa Indonesia, Kok Bisa?
Bahasa daerah semakin dianggap kalah bergengsi dibanding bahasa Indonesia. Ironi tersendiri di tengah kampanye gencar bahasa nasional.
Dunia Baru dan Parade Kecemasan dalam "Peer Gynts di Larantuka"
Dunia yang kian berubah membawa konsekuensi baru seperti kecemasan. Teater Garasi merespons isu tersebut dengan pertunjukan "Peer Gynts di Larantuka".
Kegersangan Spiritual: Pemicu "Hijrah" & Kesalehan Muslim Urban
Globalisasi dan modernitas perkotaan kerap menimbulkan kegersangan spiritual. Inilah salah satu faktor yang memicu maraknya "hijrah" dan fenomena sejenis.
Preangerstelsel: Kala Kopi Menjadi Sumber Bencana
Saat penanaman kopi di dataran tinggi Priangan membuahkan hasil yang baik, VOC segera memberlakukan Preangerstelsel atau Sistem Priangan dan menjadi pemasok kopi terbesar di dunia.
Sejarah Hidup AT Mahmud, Dia yang Mengambilkan Bulan buat Anak-Anak
A.T. Mahmud rela meninggalkan kuliahnya di fakultas keguruan demi menekuni musik. Fokus mengarang lagu anak-anak.
Kolaborasi Seniman Asia Pentaskan "Peer Gynts di Larantuka"
Pementasan teater “Peer Gynts di Larantuka (Kisah Para Pengelana dari Asia)” akan digelar pada Sabtu (6/7/2019) mulai jam 19.00 WITA di Taman Kota Larantuka, Flores Timur, NTT.
Burung Merpati 1 Miliar & Bagaimana Tren Hobi Muncul di Masyarakat
Pelbagai hobi pernah jadi tren di Indonesia. Harga barangnya kerap melejit tinggi dan menjadi bisnis yang menggiurkan.
Mochtar Lubis: Pembangkang Dua Rezim yang Tak Gentar Berpolemik
Mochtar Lubis lantang mengkritisi dua rezim. Dan ia mesti membayarnya dengan mendekam di penjara selama kurang lebih sepuluh tahun.
Novel "Perburuan": Cinta Para Kombatan Jelang Kekalahan Jepang
Novel Perburuan membelah masyarakat ke dalam tiga bagian.
Sejarah PRJ: Penobatan Sang Ratu dan "Balas Dendam" Ali Sadikin
PRJ bermula dari Pasar Gambir sebagai peringatan bertakhtanya Ratu Wilhelmina. Dihidupkan kembali oleh Ali Sadikin untuk memperingati HUT Jakarta.
Sejarah Mahkamah Konstitusi: Kawal Konstitusi di Tengah Kontroversi
MK pernah menganulir aturan hukum yang melarang warga yang dianggap terlibat Partai Komunis Indonesia menjadi calon anggota legislatif.
Membaca 'Atheis', Menelusuri Ruang Pengalaman Para Tokohnya
Tahun ini roman Atheis karya Achdiat Kartamihardja berusia 70 tahun. Tirto menelusuri sejumlah tempat di Kota Bandung yang dijadikan latar cerita.
Soeharto Panutan Demokrasi? Tidak. Demokrasi adalah Musuh Soeharto
Anak-anak Soeharto rajin mengelap-elap kejayaan Orba. Padahal rezim ayah mereka adalah tiga dekade paling buruk bagi demokrasi.
Bakri Siregar dan Sastra dalam Gelombang Politik Lekra
Ia sempat menyusun buku Sejarah Sastra Indonesia Modern yang kental dengan jargon "revolusioner".