Menuju konten utama

Arti Haus Validasi dalam Bahasa Gaul, Ciri-Ciri, dan Penyebabnya

Apa itu haus validasi? Berikut ini definisi, ciri-ciri, penyebab, dan cara mengatasi haus validasi di media sosial.

Arti Haus Validasi dalam Bahasa Gaul, Ciri-Ciri, dan Penyebabnya
Ilustrasi Perilaku Warganet Indonesia. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Pernahkah Anda mendengar istilah haus validasi? Istilah ini sering dibahas di media sosial dan disematkan pada akun-akun tertentu.

Banyak orang memanfaatkan media sosial untuk berinteraksi dengan orang lain, berbagi informasi, dan mengekspresikan diri. Namun, ada sisi lain dari media sosial yang kurang diperhatikan, yaitu pencarian validasi dari orang lain.

Psychology Today menjelaskan bahwa validasi adalah pengakuan atau penerimaan dari orang lain. Dalam konteks media sosial, validasi ini bisa diperoleh melalui berbagai cara seperti jumlah suka, komentar, retweet, dan berbagi pesan yang diterima seseorang.

Ada beberapa alasan mengapa orang mencari validasi di media sosial, salah satunya adalah untuk memenuhi keinginan untuk menjadi bagian dari suatu kelompok. Media sosial memungkinkan seseorang untuk terhubung dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama dan merasa diterima.

Alasan lainnya adalah untuk menghindari perasaan terisolasi di dunia nyata. Ketika seseorang menerima banyak validasi dari orang lain, mereka merasa lebih terhubung dan diakui, yang membantu mereka merasa lebih baik tentang diri sendiri dan mengurangi perasaan terisolasi.

Ciri-Ciri Haus Validasi

Berikut adalah ciri-ciri orang yang haus validasi, sebagaimana dijelaskan oleh Psych Central, Live Your True Story, dan ImPossible Psychological Services:

1. Sulit Mengambil Keputusan

Orang yang haus validasi cenderung mengalami kesulitan dalam membuat keputusan. Mereka biasanya mencari persetujuan dari orang lain sebelum mengambil keputusan, karena khawatir keputusan mereka tidak dianggap sah tanpa adanya validasi eksternal.

2. Mengubah Pendapat Karena Ketidaksetujuan Orang Lain

Ketika ada orang lain yang tidak setuju dengan pendapat mereka, orang yang haus validasi cenderung meragukan pendapatnya sendiri. Dalam situasi yang ekstrem, mereka bahkan bisa mengabaikan pendapatnya sama sekali.

3. Mengatakan Setuju Saat Tidak Setuju

Contoh lainnya adalah ketika seorang karyawan dalam rapat merasa tidak setuju dengan pendapat koleganya, namun tetap menyatakan setuju, baik secara verbal maupun tidak. Mereka enggan untuk tegas dalam pendapatnya sendiri karena takut dihakimi atau ditinggalkan.

4. Sensitif terhadap Masukan

Orang yang haus validasi biasanya bereaksi keras terhadap kritik, saran, atau masukan yang membangun. Mereka melihat kritik sebagai ancaman terhadap harga diri mereka, bukannya sebagai kesempatan untuk berkembang.

5. Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Ciri lainnya adalah kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain, baik dari segi prestasi, penampilan, maupun kesuksesan.

Contoh Perilaku Haus Validasi

Berikut adalah beberapa contoh perilaku yang menunjukkan seseorang haus validasi:

1. Sering Membagikan Selfie di Media Sosial

Orang yang haus validasi sering memposting foto atau video diri mereka sendiri di media sosial untuk mendapatkan pengakuan. Mereka mungkin juga mengedit foto-foto tersebut agar terlihat lebih menarik.

2. Berbohong atau Membesar-besarkan Prestasi

Individu yang mencari validasi sering berbohong atau melebih-lebihkan pencapaian mereka agar dilihat lebih baik oleh orang lain. Misalnya, seseorang bisa mengklaim memiliki mobil mewah padahal kenyataannya tidak demikian.

3. Mencari Perhatian secara Berlebihan

Orang yang haus validasi sering melakukan tindakan yang berlebihan, termasuk tindakan berbahaya atau mengganggu, hanya untuk menarik perhatian orang lain.

4. Selalu Menginginkan Pujian

Individu yang haus validasi selalu mencari pengakuan dan pujian dari orang lain. Mereka mungkin merasa tidak puas jika tidak mendapatkan pujian yang mereka harapkan.

Penyebab Haus Validasi

Menurut Health Shots, haus validasi dapat disebabkan oleh rendahnya harga diri, rasa cemburu, kesepian, atau gangguan kepribadian tertentu. Faktor-faktor ini dapat muncul ketika seseorang merasa diabaikan oleh lingkungannya.

PsychCentral juga menjelaskan bahwa orang dewasa yang haus validasi mungkin telah menerima terlalu banyak pengakuan eksternal selama masa kecil mereka. Pujian berlebihan saat masih kecil dapat membuat seseorang merasa berhak mendapatkan pengakuan yang sama ketika dewasa, karena telah terbiasa menerima pujian.

Baca juga artikel terkait SUPPLEMENT CONTENT atau tulisan lainnya dari Ruhma Syifwatul Jinan

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Ruhma Syifwatul Jinan
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Dipna Videlia Putsanra