Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Apa Maksud Beriman kepada Allah Melalui Alam Semesta Menurut Islam?

Apa maksud beriman kepada Allah SWT melalui alam semesta dan dalil yang menjelaskannya menurut Islam.

Apa Maksud Beriman kepada Allah Melalui Alam Semesta Menurut Islam?
Ilustrasi dunia dan alam semesta [Foto/NASA/Shuterstock]

tirto.id - Adanya alam semesta, termasuk bumi yang kita huni sekarang ini adalah bukti adanya Tuhan.

Manusia dengan akalnya semata tidak dapat mengetahui siapa yang menciptakan alam. Akal manusia hanya dapat memikirkan keteraturan dan keseimbangan.

Mengenal Allah Melalui Alam Semesta

Modul kelas 4 SD dari Kemendikbud menyebutkan, alam semesta ini berisi benda-benda. Di dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam terdapat benda mati, benda yang tidak bisa bergerak, bertumbuh, berkembang, dan bernafas.

Selain itu, juga ada benda yang bisa bergerak, bertumbuh, berkembang, dan bernafas dan itu semua itu merupakan ciptaan Allah SWT.

Dalil Allah Pencipta Alam Semesta

Firman Allah SWT jelas tertera dalam surah pertama di Al-Quran:

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

Alhamdu lillaahi Rabbil 'aalamiin

Artinya: "Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam." (QS. Al-Fatihah: 2)

Selanjutnya juga disebutkan dalam surah berikut ini:

ذٰ لِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمۡ‌ۚ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ‌ۚ خَالِقُ كُلِّ شَىۡءٍ فَاعۡبُدُوۡهُ‌ۚ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ وَّكِيۡلٌ

Dzaalikumul laahu Rabbukum laaa ilaaha illaa huwa khaaliqu kulli syai'in fa'buduuh; wa huwa 'alaa kulli syai'iw Wakiil

Artinya: "Itulah Allah, Tuhan kamu; tidak ada tuhan selain Dia; pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; Dialah pemelihara segala sesuatu." (QS. Al-An'am: 102)

Masih banyak ayat-ayat lainnya yang menyebutkan tentang Allah SWT pencipta alam semesta, dua ayat al-Qur’an di atas adalah di antaranya yang mengenalkan kepada kita bahwa Allah adalah Tuhan kita satu-satunya.

Dialah yang menciptakan dan memelihara segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Jadi, kita wajib menyembah hanya kepada-Nya.

Manusia diperintahkan untuk memperhatikan bagaimana langit ditegakkan tanpa tiang seperti yang kita lihat, dan bumi dihamparkan dan dibangun dengan suasana yang teratur dan teguh dalam sebuah sistem yang saling terjalin.

Penyelidikan akal yang mendalam pasti akan mengatakan dan meyakinkan, bahwa alam ini mustahil tercipta dengan sendirinya dan timbul karena kekuatan-kekuatan yang bertentangan satu sama lain, seperti keyakinan dalam naturalisme.

Penyelidikan akal secara cermat dapat melahirkan pengakuan mutlak bahwa semua alam semesta yang teratur, rapi, dan berjalan menurut hukum yang tetap dan tak berubah-ubah mensyaratkan ada penciptanya, pengatur dan pemeliharanya.

Oleh karena itu, al-Qur’an berkali-kali menganjurkan dan memberikan petunjuk ke arah penyelidikan dalam menetapkan aqidah dengan cara demikian.

Dengan menggunakan akal fikiran untuk merenungkan dirinya sendiri, alam semesta dan lain-lainnya, maka seorang manusia bisa membuktikan adanya Tuhan (Allah SWT).

Dalam surah An-Nahl juga diterakan tentang penciptaan hujan, adanya siang dan malam, bulan dan bintang, bumi serta isinya, lautan beserta isinya, gunung dan seluruh alam semesta. Berikut firman-Nya dalam ayat 10-13:

هُوَ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً‌ لَّـكُمۡ مِّنۡهُ شَرَابٌ وَّمِنۡهُ شَجَرٌ فِيۡهِ تُسِيۡمُوۡنَ

Huwal ladziii anzala minas samaaa'i maaa'al lakum minhu syaraabuw wa minhu syajarun fiihi tusiimuun

10. Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu menggembalakan ternakmu.

يُنۡۢبِتُ لَـكُمۡ بِهِ الزَّرۡعَ وَالزَّيۡتُوۡنَ وَالنَّخِيۡلَ وَالۡاَعۡنَابَ وَمِنۡ كُلِّ الثَّمَرٰتِ‌ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاٰيَةً لِّـقَوۡمٍ يَّتَفَكَّرُوۡنَ

Yumbitu lakum bihiz zar'a wazzaituuna wanna khiila wal-a'naaba wa min kullits tsamaraat, inna fii dzaalika la Aayatal liqawminy yatafakkaruun

11. Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan untuk kamu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir.

وَسَخَّرَ لَـكُمُ الَّيۡلَ وَالنَّهَارَۙ وَالشَّمۡسَ وَالۡقَمَرَ‌ؕ وَالنُّجُوۡمُ مُسَخَّرٰتٌۢ بِاَمۡرِهٖؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاٰيٰتٍ لِّـقَوۡمٍ يَّعۡقِلُوۡنَۙ

Wa sakhkhara lakumul laila wannahaara wasy syamsa walqamara wannujuumu musakhkharaatum bi amrih; inna fii dzaalika la Aayaatil liqawmiy ya'qiluun

12. Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu, dan bintang-bintang dikendalikan dengan perintah-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang mengerti,

وَمَا ذَرَاَ لَـكُمۡ فِى الۡاَرۡضِ مُخۡتَلِفًا اَلۡوَانُهٗ‌ ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاٰيَةً لّـِقَوۡمٍ يَّذَّكَّرُوۡنَ‏

Wa maa dzara a lakum fil ardi mukhtalifan alwaanuh; inna fii dzaalika la Aayatal liqawminy yadzakkaruun

13. dan (Dia juga mengendalikan) apa yang Dia ciptakan untukmu di bumi ini dengan berbagai jenis dan macam warnanya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.

Baca juga artikel terkait BERIMAN KEPADA ALLAH atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Fitra Firdaus