Menuju konten utama

Analisis Pakar Keamanan Siber Tentang Peretasan Situs Dewan Pers

Pakar keamanan siber dari CISSReC menyarankan peretasan situs Dewan Pers diselidiki dengan metode forensik digital untuk mencegah kejadian serupa terulang.

Analisis Pakar Keamanan Siber Tentang Peretasan Situs Dewan Pers
Ilustrasi peretas. Getty Images/iStockphoto.

tirto.id - Situs resmi Dewan Pers menjadi sasaran peretasan pada Jumat (9/2/2018). Peretasan yang terjadi tepat saat acara Hari Pers Nasional 2018 itu sudah terlihat sejak Jumat siang.

Saat itu, laman situs tersebut hanya menampilkan tulisan “Hacked bs Vlyn & Dev19feb”. Beberapa jam kemudian situs Dewan Pers menampilkan tulisan “Under maintenance, we will be back soon”. Pada Jumat malam, situs resmi milik Dewan Pers sudah mulai pulih.

Pakar keamanan siber yang juga Ketua Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha menyarankan aksi peretasan tersebut diselidiki dengan metode forensik digital atau digital forensic. CISSReC merupakan lembaga non-profit yang berfokus pada penelitian keamanan sistem informasi dan komunikasi.

"Dengan digital forensic, akan diketahui teknik apa yang dipakai oleh peretas sekaligus melihat di mana saja backdoor dipasang peretas," kata Pratama dalam keterangan resminya seperti dikutip Antara pada hari ini.

Pratama mengatakan berdasar ciri-ciri dan sistem yang diretas, kemungkinan peretas sudah dapat masuk ke panel utama dari domain dewanpers.or.id. Pratama juga curiga peretas telah memasang backdoor dengan tujuan untuk masuk ke sistem dan bisa mengambil alih lagi situs di lain waktu.

"Oleh karena itu, wajib diwaspadai," kata dia.

Pratama menambahkan, berdasar analisis lembaganya, peretas tidak hanya menyerang domain situs dewanpers.co.id, tapi juga subdomain pendataan.dewanpers.or.id dan pengaduan.dewanpers.co.id.

Pratama menjelaskan tiga domain tersebut berada dalam IP (Internet Protocol) yang sama sehingga ada kemungkinan peretas sudah dapat masuk tidak hanya ke server (peladen) web, tetapi juga ke operating system server. Dia juga mensinyalir situs Dewan Pers kemungkinan diserang peretas sejak lama.

"Bila dilihat dari timeline hacking, sudah beberapa kali dilakukan peretasan terhadap situs dewan pers, dan kemungkinan peretas sudah meninggalkan backdoor," kata dia. "Peretas sudah mengincar untuk membuat web 'down' saat Hari Pers Nasional."

Dia menyarankan Dewan Pers perlu berkoordinasi dengan instansi terkait keamanan siber, seperti Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Hal itu sangat penting agar tercipta kolaborasi bersama dalam menghadapi serangan siber semacam itu.

"Apalagi, teknik serangan makin kompleks dan canggih. Ke depannya sangat sulit jika dihadapi secara parsial tanpa kolaborasi," kata Pratama.

Baca juga artikel terkait PERETASAN

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom