Menuju konten utama

5 Etika Dalam Grup Chat dan Bagaimana Sebaiknya Kita Berinteraksi

Etika berkomunikasi dalam grup chat dan bagaimana seharusnya kita berinteraksi?

5 Etika Dalam Grup Chat dan Bagaimana Sebaiknya Kita Berinteraksi
Ilustrasi Grup diskusi. foto/istockphoto

tirto.id - Saat ini sudah menjadi hal yang lumrah untuk bergabung dalam grup obrolan atau grup chat di berbagai sosial media seperti WhatsApp ataupun Facebook.

Grup chat memang mempermudah orang-orang untuk berkomunikasi dengan teman, keluarga, bahkan untuk urusan pekerjaan.

Grup chat sendiri masuk dalam konsep ruang sosial yang mana diisi oleh berbagai macam orang yang saling berinteraksi.

Tanpa adanya etika dan peraturan di dalamnya tentu akan menimbulkan masalah. Tidak jarang kita menemukan beberapa orang yang bertindak “seenaknya” di dalam grup chat.

Hal semacam ini yang perlu diantisipasi supaya interaksi di dalam grup selalu sehat. Berikut ini beberapa etika yang perlu diperhatikan dalam bercakap di grup chat.

Tidak mengirim multi pesan

Beberapa waktu lalu Facebook bekerja sama dengan Debrett’s, sebuah lembaga terkenal yang bergerak di bidang etika modern.

Kerja sama ini untuk mengembangkan panduan pengiriman pesan formal dan sejenisnya, termasuk di dalam grup chat.

Salah satu etika yang masuk dalam panduan ini adalah tidak mengirim multi pesan. Menurut Debretts, ada 37 persen responden global menganggap bahwa mengirim multi pesan merupakan etika yang buruk.

"Jangan mengirim empat atau lima pesan jika satu tidaklah cukup," tulis Facebook dalam panduannya.

Multi pesan akan mengakibatkan pemberitahuan pesan juga berlipat dan mengganggu lawan bicara.

Bicarakan hal yang relevan dengan semua orang

Ada baiknya sebelum melakukan obrolan di grup, pastikan dulu topik yang akan Anda sampaikan relevan dengan seluruh anggota grup.

Percakapan yang tidak relevan bisa dilakukan dalam chat personal yang tidak harus melibatkan grup.

Alasannya karena ini bisa membuat anggota lain terganggu. Belum lagi kemungkinan ada anggota yang merasa tersisihkan akibat tidak merasa masuk di dalam lingkaran percakapan yang tidak relevan.

"Hal itu mungkin akan meningkatkan kecemasan Anda yang mungkin sering membaca pesan dan tidak melewatkan satupun, yang mana bisa membuat Anda merasa buruk karena Anda bukanlah bagian dari (hal yang diobrolkan) itu," kata Dr. Amy Cooper Hakim, seorang psikolog yang dikutip dari Independent.

Pamit ketika ingin keluar dari grup

Keluar dari grup adalah hak semua orang. Ketika Anda merasa terlalu banyak aktivitas di grup chat mengganggu aktivitas, keluar dari grup tentu menjadi salah satu solusinya.

Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah pastikan untuk berpamitan sebelum keluar dari grup.

Debrett’s juga menyebut hal ini sebagai salah satu etika. Pastikan pula untuk mengatakan hal yang jelas apa alasan Anda keluar dari grup tersebut.

Tidak mengirim pesan terlalu pendek atau terlalu panjang

Bagi beberapa orang yang membaca pesan telalu panjang akan membuat mereka kewalahan.

Aktivitas orang berbeda-beda, tentu tidak hanya dihabiskan untuk membalas pesan yang panjang bukan? Begitu pula dengan pesan yang terlalu singkat atau hanya mengirim satu emoji.

Pastikan untuk menghindari hal ini karena menandakan bahwa Anda tidak tertarik dengan percakapan. Debrett’s menyarankan dalam satu kalimat setidaknya berisi sekitar lima kata.

Tidak meneruskan pesan orang lain tanpa seizinnya

Dalam surveinya, Debrett’s dan Facebook menemukan bahwa setengah dari responden global setuju bahwa mem-forward pesan dari pihak ketiga tanpa seizinnya merupakan etika yang buruk.

Dalam satu pesan singkat yang Anda forward bisa saja berisi informasi private yang akan memalukan ketika dibaca oleh orang lain selain Anda.

Pastikan untuk meminta izin kepada orang tersebut sebelum menyebarkan pesannya ke dalam grup.

Baca juga artikel terkait APLIKASI CHAT atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Teknologi
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yandri Daniel Damaledo