tirto.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaporkan, telah terjadi kebakaran di kawasan lereng pegunungan daerah dataran tinggi di Gampong Gunung Gajah, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Teuku Ahmad Dadek mengatakan, kebakaran itu telah menyebabkan empat hektare lahan dan hutan hangus terbakar. Menurut dia, kebakaran itu baru diketahui warga setempat pada Kamis, (30/8) sekitar pukul 17.30 WIB.
"Luas lahan yang terbakar sekitar empat hektare di Aceh Tengah," ucap Ahmad Dadek di Banda Aceh, Jumat (31/8/2018).
Dedek menjelaskan, peristiwa kebakaran itu terjadi di Kecamatan Bebesae yang merupakan salah satu wilayah penghasil kopi dengan kualitas ekspor.
Berdasarkan laporan Antara, titik api terlihat telah menghanguskan berbagai tanaman, terutama rumput ilalang tumbuh secara liar di lereng pegunungan. Kondisi lahan yang kering karena musim kemarau, telah mengakibatkan api cepat merambat ke bagian lain.
Demi memadamkan kebakaran itu, BPBD Aceh Tengah sudah menerjunkan satu unit armada pemadam kebakaran ke lokasi kejadian. Selain itu, mereka juga dibantu TNI/Polri dalam upaya penanganan.
"Tim pemadam, mengalami sedikit kesulitan menuju ke titik api. Akibatnya, api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 20.15 WIB," kata Dadek.
Kendati demikian, kebakaran tersebut tidak menyebabkan korban jiwa. Sampai saat ini, polisi juga masih menyelidiki penyebab dari kebakaran tersebut.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, terdapat 57 titik panas terdeteksi oleh satelit yang bertahan dalam dua hari terakhir di wilayah Aceh.
Dari 57 titik panas itu, 46 titik panas di antaranya terjadi di daerah dataran tinggi meliputi empat kabupaten di Aceh. Hal itu disampaikan Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Blang Bintang, Zakaria Ahmad.
Zakaria menambahkan, 23 titik panas di antaranya terdapat di Aceh Tengah di enam kecamatan. "Dari jumlah ini, tujuh titik dinyatakan sebagai titik api, dan dua titik diduga sebagai titik api," kata Zakaria.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto