Menuju konten utama

Walhi Papua: Banjir Bandang di Sentani Tak Hanya karena Faktor Alam

Walhi menilai banjir bandang di Sentani bukan hanya disebabkan oleh faktor alam melainkan ada campur tangan manusia melalui alih fungsi lahan yang tidak sesuai dan pembalakan hutan yang menyebabkan tutupan pohon di Cagar Alam Cycloop hilang.

Walhi Papua: Banjir Bandang di Sentani Tak Hanya karena Faktor Alam
Warga melintasi di samping jalan yang rusak akibat banjir bandang di Sentani, Jaya Pura, Papua, Senin (18/3/2019). ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc.

tirto.id - Direktur Wahana Lingkungan Hidup Papua, Aiesh Rumbekwan meminta pemerintah untuk segera menentukan langkah mitigasi dan adaptasi untuk mengantisipasi kemungkinan kejadian banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua terulang lagi.

"Pemerintah dan berbagai pihak seharusnya mengarusutamakan isu lingkungan hidup dalam berbagai perencanaan pembangunan, mengembangkan kebijakan dan praktik pemanfaatan dan penggunaan lahan untuk pemukiman, perkebunan, pembalakan kayu dan usaha ekonomi masyarakat, secara lestari dan berkeadilan," ujarnya pada Tirto, Senin (18/3/2019).

Sebab ia menilai, kejadian banjir bandang tersebut bukan hanya disebabkan oleh faktor alam.

Melainkan ada campur tangan manusia melalui alih fungsi lahan yang tidak sesuai dan pembalakan hutan yang menyebabkan tutupan pohon di Cagar Alam Cycloop hilang.

"Hilangnya tutupan pohon, memiliki hubungan dengan kurangnya perhatian para pihak terhadap lingkungan hidup," tuturnya.

Sebab itu, ia menekan pemerintah untuk dilakukannya kajian ulang terhadap perencanaan pembangunan dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di Kabupaten Jayapura, dengan melibatkan seluas-luasnya masyarakat yang potensial terkena dampak langsung.

Serta meminta masyarakat untuk lebih peka menjaga dan melestarikan ekosistem alam di sekitarnya.

"Ini menjadi pembelajaran penting untuk semua instansi pemerintah di Papua maupun Pemerintah Pusat, agar tidak mengeluarkan izin-izin konsesi kepada korporasi atas nama negara, pembangunan dan kesejahteraan yang menyebabkan meningkatnya perubahan iklim, yang pada gilirannya merugikan masyarakat," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait BANJIR BANDANG atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari