Menuju konten utama
Debat Capres 2019

WALHI: Lingkungan Hidup Tak Boleh Jadi Isu Pinggiran di Debat

Yuyun berharap para capres memaparkan perencanaan batas-batas yang tidak boleh dilanggar oleh pembangunan sehingga bisa menjaga kelestarian lingkungan hidup dan masyarakat adat.

WALHI: Lingkungan Hidup Tak Boleh Jadi Isu Pinggiran di Debat
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) berjalan bersama capres no urut 02 Prabowo Subianto sebelum mengikuti Debat Pertama Capres & Cawapres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019). ANTARA FOTO/Setneg-Agus Suparto/foc.

tirto.id - Manajer Kampanye Keadilan Iklim WALHI, Yuyun Harmono menegaskan, isu lingkungan hidup tak boleh menjadi isu yang terpinggirkan dalam debat capres 17 Februari mendatang. Oleh karena itu, menurut Yuyun, Jokowi dan Prabowo harus membahas isu lingkungan secara substantif.

"Yang paling jelas ya persoalan lingkungan hidup ini harusnya jadi persoalan yang bukan menjadi persoalan yang pinggiran. Karena orang kerap bicara ekonomi tanpa kemudian melihat dampak lingkungan hidupnya. Padahal harusnya ini seiring gitu," kata Yuyun saat konferensi di kantor WALHI, Senin (12/2/2019) siang.

Begitu pula ketika membahas isu pembangunan, Yuyun berharap para capres juga memaparkan perencanaan batas-batas yang tidak boleh dilanggar oleh pembangunan sehingga bisa menjaga kelestarian lingkungan hidup dan masyarakat adat.

"Padahal kalau dilihat dari sisi dampak lingkungan hidup dan sosial itu sangat besar sekali, percemaran itu tidak bisa dihitung, soal kalkulasi ekonomi, kebakaran hutan dan lahan, konflik agraria. Itu mengakibatkan banyak sekali efek ke masyarakat, jadi tidak hanya bicara soal pertumbuhan, tapi juga harus bicara soal dampak terhadap masyarakat dan lingkungan," katanya.

Tak hanya itu, WALHI juga merekomendasikan kepada presiden terpilih agar mengkaji ulang ekspor Indonesia yang masih berbasis sumber daya alam. Sebab, hal tersebut sudah terjadi sejak era kolonialisme dan Indonesia perlu mencari cara terbarukan yang lebih berkeadilan bagi kedaulatan warga.

"Kita harus melihat ulang, apakah ekspor berbasis sumber daya alam itu benar-benar tujuan ekonomi kita? Saya kira kan tidak, kalau kita berkaca misalnya, sejak kolonialisme, hanya itu jadi andalan kita. Masa kita masih mengacu pada model ekonomi sejak masa kolonialisme gitu?" kata Yuyun.

"Kalau kita ekspor besar-besaran gula, terus kemudian lada, merica, dan lain-lain, apa kita harus mengulangi yang sama? Tidakkah kita mau beralih pada model ekonomi yang berkeadilan dan itu lebih lestari?" lanjutnya.

Debat kedua Pilpres 2019 akan digelar pada 17 Februari 2019, di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta, dengan mengambil tema energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur.

Berbeda dengan debat sebelumnya, debat kedua ini hanya akan melibatkan dua capres, Jokowi dan Prabowo.

Berikut tujuh panelis yang ditunjuk KPU dalam debat kedua:

1. Rektor ITS Profesor Joni Hermana

2. Rektor IPB Arif Satria

3. Direktur Eksekutif WALHI Nur Hidayati

4. Ahli pertambangan ITB Profesor Irwandy Arif

5. Pakar energi Ahmad Agustiawan

6. Pakar lingkungan Undip Sudharto P. Hadi

7. Sekretaris Jenderal Konsorsium Pengembangan Agraria Dewi Kartika.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Politik
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Alexander Haryanto