tirto.id - Dalam memperingati ulang tahun ke 20, band heavy metal asal Amerika, Lamb of God akan menggunakan nama awal mereka, Burn the Priest untuk sampul album baru berjudul Legion: XX.
Pada awal karier, grup ini sempat memakai nama Burn the Priest dan merilis satu album. Namun, saat merilis album kedua, mereka mengubah nama menjadi Lamb of God, terutama untuk mencegah adanya tudingan hubungan antara metal dengan satanic (penyembah setan).
Sang vokalis, Randy Blythe mengatakan sejak mereka mulai menggunakan Burn the Priest, scene black metal mulai mendapat banyak perhatian di Amerika Serikat.
“[Orang-orang berkata] seperti, 'Oh, kamu menyembah iblis.' Tidak, kami pada dasarnya seperti band punk rock yang memainkan [musik] metal. Jadi, kami tidak menyembah setan. Setan tidak nyata, ” kata Blythe seperti dikutip Billboard.
Terkait dengan penggunaan nama ini, gitaris Mark Morton menjelaskan, Burn the Priest tidak bisa lepas dari gejolak musik di pertengahan tahun 1990.
"Untuk benar-benar memahami esensi dari Burn the Priest, pertama-tama kita harus mempertimbangkan lanskap di mana [band] itu dimulai, yakni di pertengahan 90-an,” kata dia seperti dikutip Team Rock.
Untuk itu, mereka menggunakan nama Burn the Priest di album Legion: XX sekaligus mengenang masa-masa di awal karier. Sesuai rencana, album ini akan dirilis pada 18 Mei mendatang melalui Epic Records.
Burn the Priest dibentuk oleh Randy Blythe (vokalis), Mark Morton dan Willie Adler (gitaris), John Campbell (basis), dan Chris Adler (drumer) pada 1994 hingga 1999. Grup ini kemudian berubah menjadi Lamb of God dan telah menelurkan sekitar delapan album studio.
Pada tahun 2010 dan 2011, band ini menerima nominasi Grammy untuk lagu-lagu dari album Wrath tahun 2009. Mereka juga menerima nominasi pada tahun 2016 untuk lagu mereka 512.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto
