Menuju konten utama

Stafsus Airlangga Akui Pemulihan Ekonomi ala V-Shape Sulit Dicapai

Reza Yamora Siregar mengatakan pemulihan ekonomi dengan model V-Shape masih terkendala pandemi Corona yang belum kelar.

Stafsus Airlangga Akui Pemulihan Ekonomi ala V-Shape Sulit Dicapai
Sebuah kapal kargo berbendera asing memuat bungkil inti sawit (palm kernel meal) di terminal curah cair Dermaga C Pelabuhan PT. Pelindo I Dumai di Dumai, Riau, Sabtu (11/1/2020). ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/pd

tirto.id - Staf Khusus Menko Perekonomian Reza Yamora Siregar menyatakan pemulihan ekonomi Indonesia dengan model V-Shape sulit dicapai. Menurut Reza pemulihan dengan model V-Shape masih terkendala pandemi Corona atau COVID-19 yang belum tentu berakhir dalam waktu dekat.

“Kami ngomong tentang V-Shape, ni agak susah ya. Kondisi ini pandemi, krisis kesehatan. Jadi posisi pandemi masih kita hadapi. (Menurut) WHO ada kemungkinan sampai 2021,” ucap Reza dalam diskusi virtual, Rabu (10/6/2020).

Pemulihan dengan model V-Shape memiliki arti perbaikan ekonomi diharapkan bisa terjadi secara cepat usai suatu negara mengalami kejatuhan cukup dalam. Dengan demikian, dalam kuartal maupun tahun berikutnya, perekonomian sudah kembali lagi pada posisi sebelum krisis terjadi.

Reza menjelaskan pemerintah telah memperhitungkan bahwa dampak pandemi ini akan berlangsung lama. Ia bilang salah satu buktinya terlihat dari upaya menghadirkan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang diharapkan bisa menjaga dampak pandemi Corona pada ekonomi tidak teralu dalam.

“Tugas pemulihan ekonomi ini menjaga dampak pandemi terhadap ekonomi. Memberi bantalan, mendorong ke atas. Tapi pandemi itu kunci kapan kembali,” ucap Reza.

Reza mengatakan pencegahan dampak terlalu dalam ini penting. Sebab bila suatu waktu dampak pada ekonomi menjadi terlalu parah, biaya pemulihannya bisa terlampau mahal. Bahkan bisa membuat pemerintah terpaksa menggunakan opsi-opsi terakhir seperti mencetak uang.

Ekonom Senior Universitas Indonesia Faisal Basri justru berpendapat sebaliknya. Langkah penanganan Corona sampai saat ini cenderung membuat asumsi kalau pola pemulihan V-Shape masih bisa dicapai lantaran sifat strategi pemerintah mengejar dampak jangka pendek.

Hal itu terlihat dari rentang waktu PEN yang berjangka 3-6 bulan per pokok programnya. Menurut Faisal pemerintah perlu mengarahkan sumber daya yang ada secara terfokus pada yang terdampak terlebih dahulu. Bahkan menurutnya penanganan COVID-19 perlu disiapkan hingga tahun depan.

“Padahal krisis ini multidimensi karena itu perlu dipikirkan untuk tahun depan seperti apa, kemudian daya dukung anggarannya seperti apa,” ucap Faisal dalam diskusi virtual, Rabu (10/6/2020).

Baca juga artikel terkait EKONOMI INDONESIA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan