Menuju konten utama
Berita Internasional Terkini

Sri Lanka Makin Kacau: Wanita Terpaksa "Jual Diri" Demi Makanan?

Krisis ekonomi membuat wanita Sri Lanka pekerja garmen mengambil tindakan putus asa sebagai pekerja seks.

Sri Lanka Makin Kacau: Wanita Terpaksa
(Ilustrasi) Orang-orang menunggu untuk mengunjungi rumah Presiden Gotabaya Rajapaksa setelah demonstran memasuki gedung, setelah presiden kabur di tengah krisis ekonomi negara di Colombo, Sri Lanka, Senin (11/7/2022). (ANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte/rwa/FLI)

tirto.id - Kebangkrutan di Sri Lanka telah membawa kesengsaraan di negara itu. Setelah protes besar-besaran membuat kabur mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa, kini perempuan yang kehilangan pekerjaan terpaksa "menjual diri" demi bertahan hidup. Benarkah demikian?

Seperti dikutip First Post dari harian Sri Lanka, The Morning, perempuan yang bekerja di industri tekstil khawatir akan kehilangan pekerjaan atau mendapat ancaman pemutusan hubungan kerja, beberapa bergabung dengan perdagangan seks untuk bertahan hidup.

Laporan itu juga menunjukkan, kelangkaan bahan-bahan pokok mengakibatkan perempuan dipaksa bertukar makanan, obat-obatan untuk berhubungan seks dengan pemilik toko lokal. Selain itu, para perempuan juga sering menghadapi pelecehan dan kekerasan dari pelanggan.

Beberapa faktor utama adalah inflasi yang sangat tinggi sehingga menurunkan upah yang sudah merosot di industri tekstil. Hal tersebut diperparah lagi dengan kelangkaan bahan bakar, makanan dan obat-obatan.

Berdasarkan laporan Ecotextile.com, badan perdagangan Forum Asosiasi Pakaian Gabungan Sri Lanka telah mengungkapkan bahwa Sri Lanka kehilangan 10-20 persen pesanannya ke India dan Bangladesh karena krisis ekonomi “mengguncang kepercayaan pembeli.”

Sri Lanka Photo Gallery

Warga memadati rumah dinas Presiden Gotabaya Rajapaksa untuk hari kedua setelah digerebek di Kolombo, Sri Lanka, Senin, 11 Juli 2022. (AP Photo/Eranga Jayawardena)

Kesaksian Wanita di Sri Lanka

Pada Mei lalu, Telegraph melaporkan, krisis ekonomi yang melanda Sri Lanka telah membuat wanita mantan pekerja garmen mengambil tindakan putus asa sebagai pekerja seks.

Perempuan itu bekerja di rumah bordil di Katunayake, sebuah zona industri dekat Bandara Internasional Bandaranaike di Kolombo, ibu kota Sri Lanka. Rumah bordil itu berkedok spa ayuveda.

Wanita yang disebutkan bernama Kalyani Wickremanayake (33) itu setiap harinya membawa beberapa klien dan dia gugup ketika menceritakan penderitaannya. Selama dua minggu dia telah menjual seks untuk bertahan hidup.

“Politik yang buruk telah menghancurkan hidup saya dan ini adalah satu-satunya harapan saya untuk menyediakan makanan untuk anak-anak saya.”

Ashila Dandeniya, direktur eksekutif SUML, mengatakan: “Mereka putus asa untuk menghidupi anak-anak mereka, orang tua atau bahkan saudara mereka."

"Ini adalah salah satu dari sedikit profesi yang tersisa di Sri Lanka yang menawarkan banyak uang cepat. Tetapi hanya sedikit yang tahu apa yang mereka hadapi.”

Menurut kesaksian dari salah satu wanita yang sudah beralih menjadi pekerja seks. “Kami mendengar bahwa kami dapat kehilangan pekerjaan karena krisis ekonomi di negara ini dan solusi terbaik yang dapat kami lihat saat ini adalah pekerja seks," demikian dikutip The Morning.

"Gaji bulanan kami sekitar Rs 28.000, dan maksimum yang bisa kami peroleh adalah Rs. 35.000 dengan waktu. Tapi melalui terlibat dalam pekerjaan seks, kami bisa mendapatkan lebih dari Rs. 15.000 per hari. Tidak semua orang akan setuju dengan saya, tapi inilah kenyataannya."

Baca juga artikel terkait SRI LANKA BANGKRUT atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya