Menuju konten utama

Sektor Konsumsi dan Investasi Jadi Pendorong Ekonomi 2017

Pemerintah memperkirakan sektor konsumsi dan investasi diproyeksi masih akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi tahun 2017. Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Kerja Pemerintah dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat yang membahas mengenai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017.

Sektor Konsumsi dan Investasi Jadi Pendorong Ekonomi 2017
Menkeu Bambang Brodjonegoro menyampaikan pandangan pemerintah terkait rancangan apbn 2017 dalam rapat paripurna ke-27 dpr di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (20/5). Antara Foto/Yudhi Mahatma.

tirto.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang P.S. Brodjonegoro menyampaikan, sektor konsumsi dan investasi diproyeksi masih akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi tahun 2017 dalam Rapat Kerja Pemerintah dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat pada Senin (6/6) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Bambang menyampaikan dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 2017 diperkirakan berada dikisaran 5,3-5,9 persen, pemerintah ke depan bertumpu pada konsumsi rumah tangga yang diperkirakan dapat tumbuh di kisaran 5,1-5,2 persen, konsumsi pemerintah tumbuh 6,5 persen, dan investasi tumbuh di kisaran 6,4-7,3 persen.

Menkeu menyampaikan beberapa faktor lain yang diharapkan mampu mendorong tercapainya asumsi tersebut yaitu pertama, terjadi perbaikan ekonomi domestik serta harmonisasi kebijakan fiskal dan moneter yang diharapkan mendorong kinerja konsumsi rumah tangga.

Kedua, kinerja konsumsi pemerintah juga diperkirakan semakin baik sejalan dengan kebijakan anggaran belanja yang lebih efisien dengan menerapkan money follow program prioritas. Ketiga, Kinerja pembentukan modal tetap bruto (PMTB) didukung oleh perbaikan iklim investasi dan pembangunan infrastruktur yang juga memanfaatkan skema kerja sama pemerintah-swasta.

Selain itu, kegiatan ekspor-impor juga diharapkan tumbuh lebih baik dari tahun sebelumnya.

"Kami berharap ekspor dan impor juga tumbuh positif, tidak lagi negatif seperti sejak tahun lalu," kata Bambang.

Seperti dikutip dari laman kemenkeu.go.id, dalam rapat kerja itu, Bambang juga memaparkan asumsi inflasi dan nilai tukar rupiah. Ia mengatakan inflasi akan berada di kisaran 3 hingga 5 persen.

“Untuk (asumsi) nilai tukar rupiah di kisaran Rp13.650-Rp13.900 per dolar AS, dan suku bunga SPN (Surat Perbendaharaan Negara) tiga bulan di kisaran 5-6 persen," kata

Sementara itu, harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) diasumsikan berada di angka 35-45 dolar AS per barel, sedangkan asumsi lifting minyak sebesar 740 ribu sampai 760 ribu barel per hari, dan asumsi lifting gas sebesar 1.050 ribu hingga 1.150 ribu barel setara minyak per hari.

Baca juga artikel terkait EKONOMI atau tulisan lainnya

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Mutaya Saroh
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara