Menuju konten utama

Sejarah Hari Krida Pertanian yang Diperingati 21 Juni 2022

Sejarah Hari Krida Pertanian yang diperingati setiap 21 Juni.

Sejarah Hari Krida Pertanian yang Diperingati 21 Juni 2022
Foto udara sawah abadi siap panen di Ujung Menteng, Jakarta Timur, (23/2/2022). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/rwa.

tirto.id - Hari Krida Pertanian diperingati setiap tanggal 21 Juni. Pada hari Selasa, 21 Juni 2022 Indonesia akan merayakan Hari Krida Pertanian (HKP) ke-50. Lantas, bagaimana sejarah HKP?

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "krida" berarti olah; perbuatan; tindakan. Dengan demikian, peringatan HKP merupakan momen untuk mengenang, menghargai para petani, peternak, pegawai dan pengusaha yang bergerak di dunia pertanian.

Kini jumlah petani (konvensional) yang ada di Indonesia semakin menurun. Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa pada 2019 jumlah petani di Indonesia bisa mencapai 34,58 juta.

Sementara pada tahun berikutnya, yaitu pada 2020 jumlah itu menurun tajam menjadi hanya 33,4 juta petani. Menurut laman DKP DIY, di era digital seperti sekarang, profesi petani sudah jarang disukai oleh anak muda.

Terkait dengan hal ini, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian tahun lalu menyebutkan, bahwa jumlah petani muda di Indonesia yang berusia 20 sampai 39 tahun hanya berjumlah 2,7 juta orang atau hanya sekitar 8 persen.

Dalam Peringatan HKP, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berharap agar pertanian Indonesia bisa lebih maju, mandiri, dan modern sehingga bisa memperoleh hasil yang memuaskan.

Sejarah Hari Krida Pertanian

Asal mula pemilihan tanggal 21 Juni ditetapkan sebagai peringatan HKP sebenarnya dipengaruhi oleh dua faktor. Pertama, faktor astronomis.

Berdasarkan faktor astronomis, tanggal 21 Juni adalah waktu saat Indonesia mengalami pergantiaan iklim yang berdampak pada kegiatan pertanian.

Pada tanggal tersebut, matahari ada dalam posisi garis balik utara (23,5° lintang utara). Ketika itulah, proses produksi tanaman berakhir dan proses penanaman yang baru akan dimulai.

Kedua, pemilihan tanggal 21 Juni ditetapkan sebagai peringatan HKP karena faktor musim. Terkait dengan faktor musim, tanggal 21 Juni merupakan awal musim yang pertama.

Itu berarti, tanggal 21 Juni menjadi awal dari 12 siklus musim atau siklus pranata mangsa. Siklus pranata mangsa bila diuraikan akan menjadi musim hujan, angin, serangga, penyakit unggas, dan lain sebagainya.

Selain itu, tanggal 21 Juni juga disebut sebagai Mangsa Terang atau langit cerah. Mangsa Terang ini akan berlangsung selama 82 hari dan terletak di antara Mangsa Panen dengan Mangsa Paceklik.

Ada beberapa komoditi pertanian yang dilaksanakan pada masa ini antara lain kopi, cengkeh, dan lada. Di perayaan ke-48, Hari Krida Pertanian dijadikan sebagai momentum pergeseran pola pertanian nasional yang semula menggunakan sistem tradisional menuju ke pertanian modern.

Dalam memperingati HKP, Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng menggelar pasar tani produk unggulan lokal yang jatuh pada tanggal 21 Juni 2022.

Acara tersebut bertempat di Halaman Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Kamis (16/6). Dilansir dari laman Kabupaten Buleleng, gelaran pasar tani ini mendapat perhatian dari Sekretraris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd., beberapa Kepala OPD, dan staf lingkup Pemerintah Kabupaten Buleleng.

Perhatian itu diberikan sebagai bentuk dukungan dan apresiasi kepada produk dan olahan pangan pertanian Buleleng yang pada hari itu berkesempatan untuk berkunjung.

Baca juga artikel terkait SEJARAH HARI KRIDA PERTANIAN atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dipna Videlia Putsanra