Menuju konten utama

Sate Kambing & Kesalahan Umum yang Sering Terjadi Saat Membuatnya

Kesalahan dalam mengolah daging menjadi sate justru berpotensi membuat tekstur daging menjadi keras atau tak empuk.

Sate Kambing & Kesalahan Umum yang Sering Terjadi Saat Membuatnya
sate kambing [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Sate menjadi salah satu hidangan favorit dari olahan daging kambing maupun sapi. Namun ternyata terdapat beberapa kesalahan yang sering terjadi saat mengolah daging menjadi sate.

Kesalahan ini sering kali membuat tekstur daging justru keras atau tak empuk. Di lansir Antara, Executive Chef Aprez Catering by Amuz Group, Chef Stefu Santoso mengatakan beberapa kesalahan yang sering terjadi, di antaranya.

1. Langsung mengolah daging.

Langsung mengolah daging ternyata menjadi salah satu kesalahan yang kerap terjadi.

Daging kurban baik itu sapi atau kambing berada dalam kondisi sangat segar karena biasanya dipotong dan didistribusikan pada hari yang sama.

Namun, hal inilah yang membuat dagingnya sedikit keras saat diolah terutama menjadi sate.

"Meskipun kadang usianya sudah muda. Cuma karena dipotongnya fresh kemudian langsung dimasak, biasanya agak sedikit keras," kata President of Association of Culinary Professionals Chef Stefu Santoso ini.

2. Menggunakan mentega atau minyak secara berlebihan

Sering kali orang menggunakan minyak atau mentega secara berlebihan saat mengolah daging menjadi sate, biasanya hal ini bertujuan agar daging tak lengket pada pan atau alat memasak.

"Padahal sebenarnya yang lebih penting panggangannya harus benar benar panas secara maksimum baru kemudian daging diletakkan di atas panggangan. Jangan terlalu banyak diberikan minyak atau mentega," tutur Stefu.

Selain itu, terlalu banyak mentega atau minyak justru akan membuat daging cepat gosong karena dibakar mentega meleleh dan menetes ke dalam bara sehingga api naik lalu menjilat ke seluruh bagian daging.

"Daging akan hitam. Itu efek yang paling utama," demikian kata Stefu.

Baca juga artikel terkait SATE KAMBING

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH