Menuju konten utama

Sandi Disarankan Genjot Industri Manufaktur Bila Ingin Ekonomi 6,5%

Cara yang bisa ditempuh untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah dengan menggenjot industri manufaktur atau industri pengolahan.

Sandi Disarankan Genjot Industri Manufaktur Bila Ingin Ekonomi 6,5%
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno menyampaikan orasi politik saat kampanye akbar Prabowo-Sandi di GOR Ki Mageti Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Senin (8/4/2019). ANTARA FOTO/Siswowidodo/aww.

tirto.id - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno berjanji akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 6 sampai 6,5 persen atau lebih tinggi dari capaian saat ini, yakni sebesar 5,17 persen.

Terkait hal itu, akademisi Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi mengatakan, cara yang bisa ditempuh untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah dengan menggenjot industri manufaktur atau industri pengolahan.

"Sebenarnya bisa melakukan kebijakan-kebijakan yang lebih efektif bisa mendorong industri. Infrastruktur yang kemudian berkoordinasi dengan industri dan lain-lain," kata Fithra saat dihubungi reporter Tirto, Selasa (9/4/2019).

Menurut dia, industri manufaktur bisa membawa Indonesia keluar dari ketergantungan ekspor komoditas. Dengan cara ini, kata dia, Indonesia tak perlu khawatir kinerja ekspor terganggu oleh naik turunnya harga komoditas dunia.

Selain itu, seluruh komoditas yang dihasilkan bisa diolah sendiri di dalam negeri sehingga memiliki nilai tambah yang lebih tinggi ketimbang komoditas yang diekspor dalam kondisi mentah.

Cara lain untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kata dia, adalah dengan membuat dan menjalankan kebijakan yang konsisten. Pasalnya, konsistensi kebijakan sangat berpengaruh terhadap iklim investasi.

Tanpa konsistensi, kata Fithra, investor melihat tak ada kepastian hukum sehingga menghilangkan minat mereka untuk berinvestasi.

Padahal, lanjut Fithra, investasi baru sangat dibutuhkan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi lewat penciptaan industri baru dan pembukaan lapangan kerja yang lebih luas.

Dalam urusan investasi, ia menyarankan untuk mencontoh India dan Cina yang konsiten dan punya prioritas dalam membidik sektor investasi yang ingin dikembangkan.

"India itu spesifik mereka punya prioritas di mana dan mereka melakukan itu. Kemudian Cina pun seperti itu, Cina punya prioritas. Cina ketika mengundang investor, investasinya ke sektor tertentu yang mereka butuhkan. Investasi yang kemudian berorientasi pada ekspor," tandas dia.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Alexander Haryanto