Black Friday & kenapa kita begitu gila diskon?
Kita memasuki era yang ganjil di mana beres-beres rumah jadi aktivitas yang asing sekaligus berat, sampai Kondo mampu mengkapitalisasinya lewat omong kosong “pemicu kegembiraan” dalam metode KonMari.
Apa dan bagaimana Diderot Effect bekerja?
Transaksi produk lokal pada hari belanja online nasional (Harbolnas) naik 44,7 persen di tahun 2018 dibandingkan tahun 2017.
Rhenald Kasali merespons maraknya kasus korban peminjaman dana online yang diintimidasi oleh perusahaan fintech.
Datang dari Italia, mereka berusaha mempertanyakan kaidah seni Amerika.
Pernikahan selebritas kerap disorot besar-besaran. Jika Anda jeli, ada iklan di balik semua eksposur itu.
Strategi menjual produk dengan iming-iming diskon masih punya daya tarik, sampai membuat calon pembeli rela mengantre.
Dengan harapan mendapatkan THR, seseorang kemudian berbelanja banyak-banyak untuk lebaran. Uang THR pun akhirnya jebol dan berakhir dengan tambahan utang.
Gaya hidup minimalis menjadi salah satu alternatif agar dapat bertahan di tengah berbagai tantangan termasuk kondisi ekonomi dunia. Inilah yang menjadi bagian dari karakter kaum milenial.
Konsumerisme membuat manusia tidak bahagia. Keinginan untuk memiliki membuat manusia terbebani untuk terus membeli hal yang tidak ia butuhkan. Beberapa orang merasa belanja membuat stres berkurang, tapi sampai kapan? Menumpuk barang-barang yang tidak dibutuhkan membuat manusia semakin terasing dan depresi. Riset dari keluarga di Amerika oleh UCLA menunjukkan fenomena yang mereka sebut “Masalah di Surga.” Mereka yang memiliki terlalu banyak.
Pada 2013, Kadence International-Indonesia merilis hasil riset Share of Wallet yang mereka lakukan. Hasilnya 28 persen masyarakat Indonesia berada dalam kategori "Broke", atau kelompok yang pengeluarannya lebih besar ketimbang pendapatannya, sehingga mengalami defisit sekitar 35 persen. Pengeluaran ini dilakukan untuk hidup mewah di luar penghasilannya. Apa yang menyebabkan ini terjadi?