Indeks Kesedihan
Khutbah Jumat: Pentingnya Menahan Sedih & Amarah Secara Berlebihan
Khutbah Jumat singkat dan terbaru pekan ini mengambil tema tentang pentingnya menahan kesedihan, kecewa, dan amarah yang berlebihan.
Cara Berbicara Tentang Duka dan Kehilangan pada Anak
Cara berbicara tentang duka dan kehilangan pada anak, mulai dari pemilihan kata hingga membicarakan pemakaman.
Cara Mengatasi Duka dan Kehilangan Orang Tersayang
Cara mengatasi duka, kesedihan dan kehilangan orang yang dicintai atau disayang.
Basic Emotions: Emosi-Emosi Dasar yang Dimiliki Manusia
6 emosi dasar yang dimilki manusia menurut Paul Eckman.
Beban Berlapis Orang-Orang yang Ditinggal Bunuh Diri
Efek psikologisnya lebih besar dibanding peristiwa kematian karena alasan lain.
Candu Tayangan yang Mengumbar Kesedihan
Acara televisi yang mengumbar kesedihan tak luput dari kritikan karena dianggap mengeksploitasi kemiskinan. Namun, sebaliknya acara semacam ini justru mendapatkan tempat di hati penonton. Mengapa orang-orang suka menonton tayangan yang mengumbar kesedihan?
Mereka yang Dipersatukan oleh Kesedihan
“Semua keluarga yang berbahagia sama saja, tetapi setiap keluarga yang murung punya kemurungannya sendiri-sendiri,” tulis Leo Tolstoy dalam Anna Karenina. Amatan itu agaknya tak hanya berlaku bagi keluarga, tetapi juga kota dan negara.
Mengenali Senyum Palsu dan Senyum Ketidakbahagiaan Lainnya
Senyum tidak identik dengan bahagia, namun juga mengekspresikan suasana (hati) yang buruk: marah, sedih, malu, takut, dan lain-lain.
Gelapnya Komedi-Tragedi dari Nordik
Sineas Nordik sering memproduksi film bergenre dark/black comedy yang paling suram diantara karya sineas negara lain. Bagi mereka, tragedi tak terbuat dari 100% kesedihan. Ia juga mengandung kelucuan tersendiri. Mengapa? Kata sejumlah pengamat film: faktor geografis yang dingin dan gelap turut berpengaruh.
Cara Menghadapi Duka
Duka akibat kehilangan tidak pernah mudah. Ia seperti bayangan yang akan selalu mengikuti kita pergi. Hanya sedikit orang yang bisa keluar dari bayang-bayang duka ini. Kebanyakan tenggelam dalam kedukaan yang berlarut-larut tanpa pernah bangkit karena tidak mendapat pertolongan.