17 Agustus 1945 bertepatan dengan 9 Ramadan 1334 H. Momentum paling menentukan dan paling diingat dalam sejarah Republik Indonesia terjadi pada bulan suci.
tahun 1918, seorang janda bernama Jasitem tinggal di sebuah gubuk. 28 tahun kemudian, tempat ini menjadi saksi bisu perundingan antara pemerintah Indonesia dengan Belanda.
“Bersama, atau kalau terpaksa, tidak dengan Tuhan, kita akan maju dan mesti maju,” ujar Amal Hamzah, seorang penulis Indonesia pada masa pendudukan Jepang dan Revolusi.
Menjelang Proklamasi, 17 Agustus 1945 atau 9 Ramadan 1364, Sukarno dan Hatta makan sahur dengan roti, telur, dan sarden di rumah Laksamana Maeda. Mereka berpuasa dan Indonesia harus merdeka hari itu juga.
Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Cirebon membagikan 444 lembar sarung kepada pengguna jalan yang melintas di Kota Wali itu secara cuma-cuma dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada Sabtu (22/6/2016).
Proklamasi hanya butuh keberanian Bung Karno dan Bung Hatta saja setelah pemuda-pemuda mendukungnya. Namun, tanpa pergerakan pemuda-pemuda kiri—baik yang sosialis maupun yang komunis, Proklamasi tak akan terjadi