Indeks Kanjeng Taat Pribadi
Barang Bukti Penipuan Dimas Kanjeng
Barang bukti tersebut disita oleh penyidik dari salah satu korban Kanjeng Dimas, Muhammad Ali, warga asal Kudus, Jawa Tengah, berupa mata uang asing senilai Rp65 miliar.
Barang Bukti Penipuan Dimas Kanjeng
Barang bukti tersebut disita penyidik dari salah satu korbannya bernama Najmiah Muin, warga asal Makassar, Sulawesi Selatan berupa 260 batang emas, mata uang asing dari Vietnam, Tiongkok, dan Korea Selatan yang jumlahnya sekitar Rp200 milyar, keris, patung dan sejumlah barang lainnya yang diduga palsu.
Dua Oknum TNI Terlibat Pembunuhan Murid Taat Pribadi
Polri telah membenarkan adanya oknum TNI yang terlibat dalam pembunuhan murid pimpinan padepokan Dimas Kanjeng, Taat Pribadi. Inisial kedua oknum tak disebutkan.
Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Pengikut Dimas Kanjeng
Rekonstruksi yang menghadirkan Kanjeng Dimas dan sejumlah tersangka lain tersebut dilakukan untuk pengembangan pengusutan kasus pembunuhan Abdul Gani.
Korban Penipuan Dimas Kanjeng
Polisi menata barang bukti saat ungkap korban kasus penipuan yang diduga dilakukan oleh Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.
DPR Desak Kasus Dimas Kanjeng Ditangani Secara Hukum
Kasus padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi direspon oleh Komisi III DPR. Tanpa menghapus hak para santri beribadah, DPR meminta agar kasus tersebut ditindak sesuai hukum.
Dimas Kanjeng Taat Pribadi Lakukan Rekonstruksi Pembunuhan
Taat Pribadi menjalani rekonstruksi atas kasus pembunuhan muridnya. Aset milik pemimpin padepokan Dimas Kanjeng ini juga disita.
Taat Pribadi, Petani yang Jadi Dukun Sakti
Taat Pribadi, pengasuh Padepokan Dimas Kanjeng, dipercaya para santrinya sebagai orang sakti. Selain dianggap sanggup menggandakan uang melalui sebuah ritual, Taat juga dipercaya mampu menggandakan diri. Padahal, Taat awalnya hanyalah seorang petani di Desa Wangkal, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Menanti Uang Berlipat dari Kanjeng Taat
Para santri Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi begitu meyakini bahwa uang mahar yang mereka setor bakal balik dalam jumlah berlipat. Polda Jatim bahkan telah menemukan tiga bungker berisi uang.
"Saya Mungkin Sudah Terlalu Rasional"
Marwah Daud Ibrahim sedang menjadi topik perbincangan. Penulis buku “Agama, Teknologi, dan Masa Depan” itu dipertanyakan kecendekiawanannya karena bergabung dengan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, di Probolinggo, Jawa Timur. Marwah bahkan menjadi Ketua Yayasan milik Kanjeng Dimas Taat Pribadi yang kini menjadi tersangka otak pembunuhan berencana terhadap santrinya.
Ketika Doktor Marwah Terpincut Dimas Kanjeng
Pengikut Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi tercatat mencapai 23 ribu orang. Salah satunya Marwah Daud Ibrahim, doktor bidang Komunikasi Internasional dari The American University Washington DC, yang dipercaya menjadi Ketua Yayasan Dimas Kanjeng sekaligus ketua bidang program.