Warga Biak di Kabupaten Biak Numfor, Papua yang beragama Hindu melakukan sembahyang bersama di Pura Jagat Natha memperingati Hari Raya Galungan dan Kuningan.
"Bersatunya rohani dan pikiran yang jernih merupakan wujud dari pada Dharma dalam diri masing-masing. Sebaliknya segala kekacauan pikiran itu itulah yang dipercaya sebagai wujud Adharma (keburukan)."
Pengungsi Gunung Agung berencana untuk tetap berada di rumahnya sambil menunggu informasi berikutnya yang diberikan oleh kepala desa dan pemerintah desa.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengajak umat Hindu untuk lebih memaknai esensi rangkaian Hari Suci Galungan dan Kuningan sebagai perang dharma (kebenaran) melawan adharma (kejahatan) yang sesungguhnya ada dalam diri setiap orang.
Sejumlah Umat Hindu membawa sesajen saat persembahyangan Hari Raya Galungan di Ubud, Bali. Hari kemenangan kebenaran (Dharma) atas kejahatan (Adharma) tersebut dirayakan setiap 6 bulan sekali dengan persembahyangan di tiap-tiap Pura.