Andriansa Manu, warga di Tatura Utara, Palu, Sulteng mengaku kebingungan dan tak bisa mendapat informasi apapun terkait gempa dan tsunami, karena listrik serta jaringan komunikasi terputus.
Gempa beruntun dengan kekuatan 5 sampai 7,4 SR mengguncang kawasan Donggala dan Palu pada 28 September 2018. Gempa ini diperkirakan terjadi karena aktivitas sesar Palu-Koro.
Vivi Yanti Banseng, salah satu warga di kota Palu mengaku saat ini ia dan tetangganya masih belum berani masuk ke dalam rumah, karena takut dengan adanya gempa susulan.
Basarnas mengatakan, pasca diterjang gempa dan tsunami, jaringan komunikasi terputus dan bandara di Palu sudah ditutup sejak pukul 18.00 WIB, Jumat (28/9/2018).