Menuju konten utama

Profil Kemal Klcdarolu: Bisakah Erdogan Kalah Pemilu Turki?

Berikut profil, biografi dan rekam jejak Kemal Kılıçdaroğlu, lawan terkuat Erdogan di Pemilu Turki.

Profil Kemal Klcdarolu: Bisakah Erdogan Kalah Pemilu Turki?
Kemal Kilicdaroglu, pemimpin Partai Rakyat Republik atau CHP kiri-tengah, pro-sekuler, 74 tahun, memberikan suara di sebuah tempat pemungutan suara di Ankara, Turki, Minggu, 14 Mei 2023. FOTO/AP

tirto.id - Kemal Kılıçdaroğlu menjadi lawan terkuat calon presiden petahana

Recep Tayyip Erdogan di Pemilu Turki putaran kedua yang digelar pada 28 Mei 2023.

Dalam Pemilu putaran pertama yang berlangsung pada 15 Mei 2023, untuk pertama kalinya Erdogan gagal meraih 50 persen suara. Sehingga harus dilakukan putaran kedua.

Pada Pemilu Turki putaran pertama, Kemal berhasil mendulang suara sebanyak 24.150.160 atau sebesar 44,88 persen. Sementara Erdogan mendapatkan 49,51 persen atau 26.482.577 suara.

Dengan hasil di bawah 50 persen untuk masing-masing kandidat, Pemilu di Turki harus dilanjutkan putaran kedua.

Kemal sebagai calon presiden Turki membawa berbagai misi, seperti penghentian inflasi yang sedang menerpa Turki dan membatasi kekuasaan Presiden terhadap banyak sektor.

Dalam laporan Britannica, pada tahun 2021 Erdogan membuat kebijakan menghalangi kerja pers dan membungkam orang-orang di Turki yang kritis.

Erdogan mengeluarkan undang-undang penyebaran dis-informasi. Alih-alih menghadang penyebaran berita hoaks, aturan itu justru dibuat untuk membungkam suara-suara kritis di negara itu.

Selain memperbaiki keadaan ekonomi di Turki, Kemal mengaku akan membenahi sektor demokrasi, yang dia tuding, sudah dirusak oleh Erdogan sepanjang 20 tahun berkuasa.

Poster Kemal Kilicdaroglu dan Recep Tayyip Erdogan

Seorang pria berjalan melewati papan iklan kampanye pemilu Presiden Turki dan calon presiden Aliansi Rakyat Recep Tayyip Erdogan, kiri, dan pemimpin partai CHP dan calon presiden Aliansi Bangsa Kemal Kilicdaroglu di Istanbul, Turki, Jumat, 5 Mei 2023. (AP Photo/Emrah Gurel) )

Profil Kemal Kılıçdaroğlu

Kemal Kılıçdaroğlu merupakan seorang ekonom. Dia lahir di sebuah desa yang jauh dari pusat pemerintahan, yakni desa Ballıca di Tunceli, Turki.

Desa Ballica berpenduduk mayoritas suku Alevi, sebuah suku yang menganut agama Islam beraliran Anatolia. Suku yang minoritas, seperti halnya Kurdi.

Hal itu yang membuat Kemal menjadi minoritas di Turki. Kendati demikian, pria berumur 71 tahun itu adalah pemimpin Partai Rakyat Republik (CPH) selama 13 tahun.

Identitasnya yang minoritas tidak membuatnya takut dari berbagai ancaman. Dalam laporan BBC disebutkan, Kemal telah selamat dari serangkaian serangan kekerasan dan mendapatkan reputasi sebagai salah satu politisi yang paling banyak diincar di Turki.

Kemal seorang sarjana jurusan Ekonomi dan Keuangan di Akademi Ekonomi dan Ilmu Komersil Ankara, yang kini bernama Universitas Gazi. Kemal lulus pada tahun 1971.

Setelah lulus, Kemal masuk dalam gelanggang politik dan bekerja di Kementerian Keuangan dan Perbendaharaan Turki. Pada tahun 1983, Kemal diangkat menjadi kepala departemen Administrasi Pendapatan.

Kemudian, tahun 1992, Kemal diangkat menjadi direktur Lembaga Asuransi Sosial (sekarang disebut Lembaga Jaminan Sosial). Reputasinya semakin naik, bahkan Kemal mendapatkan penghargaan sebagai “Birokrat Teladan” oleh sebuah majalah di Turki.

Penghargaan yang didapatkan Kemal, karena dia berhasil memberikan kontribusi terhadap warga Turki dalam lembaga sosialnya.

Setelah berkarier di bagian administrasi, Kemal pensiun pada tahun 1999. Setelah pensiun, Kemal bergabung dengan Partai Kiri Demokratik (DLP). Namun gagal masuk dalam daftar kandidat.

Berkat rekam jejaknya di pemerintahan, serta ide-idenya melakukan restrukturisasi ekonomi dan birokrasi, Kemal diajak bergabung ke dalam Partai Rakyat Republik (CHP).

Pada tahun 2002, Kemal berhasil membantu partai CHP bertarung dalam Pemilu untuk mendapatkan kursi di parlemen.

Setelah 8 tahun menjadi kader partai, Kemal didapuk menjadi pemimpin Partai CHP. Di bawah pimpinan Kemal, CHP bergeser dari sikap statis menuju kepemimpinan yang lebih liberal dan berorientasi pada reformasi.

Hal pertama dilakukan Kemal saat menjadi pimpinan CHP adalah mengganti sebagian besar anggota lama dengan anggota yang lebih muda.

Pada tahun 2011, beberapa anggota lama mengkritik Kemal karena dianggap melemahkan nilai-nilai CHP, menerima anggota partai dari aktivis Kurdi dan pemimpin serikat pekerja.

Pada awal 2023, Kemal mengonsolidasikan dukungan bersama enam partai oposisi. Konsolidasi tersebut bernama Aliansi Nasional, yang akan melawan Erdogan dalam Pemilu di Turki pada tahun ini.

Siapa yang akan Menang di Pemilu Turki 2023: Erdogan atau Kemal?

Dalam laporan BBC, banyak jajak pendapat menunjukkan bahwa rival Erdogan akan memenangkan putaran pertama. Sebab, pihak oposisi dipandang memiliki peluang terbaik sejauh ini. Meski dalam putaran pertama Kilicdaroglu masih kalah suara dengan Erdogan.

Dilansir dari Aljazeera, Kilicdaroglu menggalang aliansi partai-partai yang berseberangan dengan Erdogan dan menawarkan penghentian inflasi yang melonjak dan sistem kepresidenan yang sangat berkuasa dari Erdogan.

Dengan tawaran tersebut, banyak partai-partai di Turki bersedia bergabung ke dalam aliansi untuk memenangkan Kilicdaroglu.

"Kami pasti akan menang di putaran kedua," kata Ahmet Yener mengutip BBC.

Dukungan dari para pemilih Sinan Ogan, calon lain yang tersingkir di putaran pertama, akan sangat penting. Pasalnya, Presiden Erdogan dan pemimpin oposisi Kilicdaroglu harus melewati angka 50 persen yang dibutuhkan untuk menang.

"Saat ini, kami tidak mengatakan bahwa kami akan mendukung ini atau itu," ujar Ogan.

Masih menurut laporan Aljazeera, setelah pemilihan umum hari Minggu, Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa negaranya telah menunjukkan bahwa mereka memiliki budaya demokrasi yang maju.

"Dengan kedewasaan yang ditunjukkannya kemarin, Turki telah menunjukkan bahwa negara ini adalah salah satu negara dengan budaya demokrasi paling maju di dunia," kata Erdogan. Begitu juga Pemimpin Partai Gerakan Nasionalis (MHP), Devlet Bahçeli.

Dia mengatakan bahwa bangsa Turki telah memberikan pelajaran kepada seluruh dunia mengenai demokrasi.

"Bangsa Turki memberikan dukungan yang kuat dan spektakuler kepada sistem pemerintahan presidensial pada 14 Mei. Hal ini juga memperkuat semangat persatuan dan solidaritas nasional," pungkas Devlet Bahçeli.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Sulthoni

tirto.id - Politik
Kontributor: Sulthoni
Penulis: Sulthoni
Editor: Alexander Haryanto