Menuju konten utama

Potensi Petir dan Angin Kencang di Yogya Masih Tinggi

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta, mengimbau masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mewaspadai potensi terjadinya petir dan angin kencang hingga memasuki musim pancaroba pada April.

Potensi Petir dan Angin Kencang di Yogya Masih Tinggi
Awan gelap disertai hujan lebat. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta, mengimbau masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mewaspadai potensi terjadinya petir dan angin kencang hingga memasuki musim pancaroba pada April.

"Potensi petir dan angin kencang juga masih tinggi sehingga perlu diwaspadai terutama terhadap pertumbuhan awan Cb (cumulonimbus)," ujar Koordinator Pos Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Joko Budiono, pada Minggu (13/3/2016).

Menurut Joko, curah hujan paling banyak diperkirakan terjadi pada siang hingga sore. Ia mengatakan, curah hujan pada Maret ini di DIY umumnya berkisar antara 201 hingga 400 milimeter (mm) atau dalam kategori menengah sampai tinggi.

"Kami imbau masyarakat untuk mewaspadai terjadinya petir dan angin kencang, terutama saat siang hingga sore hari karena pertumbuhan awan Cumulonimbus tinggi," ujarnya.

Menurut Joko, ada beberapa wilayah di DIY yang memiliki curah hujan cukup tinggi. “Untuk di Gunung Kidul bagian tengah, cukup tinggi berkisar antara 401 hingga 500 mm, atau dalam kategori tinggi,"katanya.

Sementara curah hujan sedang terjadi di wilayah Kabupaten Bantul utara, tengah dan Kabupaten Kulonprogo. “Di beberapa wilayah tersebut curah hujan berkisar 151 hingga 200 mm.” jelasnya.

Mengenai dampak dari tingginya curah hujan tersebut, Koordinator Search and Rescue (SAR) Kaliurang, Kabupaten Sleman Kiswanta mengatakan angin kencang sempat terjadi di wilayah Sleman utara beberapa waktu terakhir ini.

"Bahkan beberapa waktu lalu kejadian angin kencang merobohkan beberapa pohon di wilayah lereng Gunung Merapi sekitar seminggu yang lalu,"katanya.

Menurut dia, kejadian angin kencang tersebut terjadi tiba-tiba dan tidak didahului dengan hujan sebelumnya.

"Tidak disertai hujan, tapi angin kencang merobohkan pohon di beberapa titik. Selain itu juga bahaya longsor, yang juga sempat terjadi di daerah Umbulharjo, Cangkringan di dekat sumber air Umbul Wadon," katanya.

Baca juga artikel terkait BMKG atau tulisan lainnya

Reporter: Rima Suliastini