Menuju konten utama

Polisi: Demo 4 November Ditunggangi Kelompok Abu Nusaibah

Kelompok teroris yang bersumpah pada ISIS, Abu Nusaibah, diduga telah memanfatkan situasi yang memanas saat demo 4 November lalu. Polisi menilai Abu Nusaibah tidak mengikuti aksi demonstrasi sejak siang, melainkan hanya memanfaatkan situasi bila terjadi ricuh.

Polisi: Demo 4 November Ditunggangi Kelompok Abu Nusaibah
Massa demo Aksi 4 November berusaha melawan pihak kepolisian yang menjaga kawasan Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (4/11). Massa dibubarkan paksa oleh pihak kepolisian karena waktu yang diberikan kepada pengunjukrasa sudah habis. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga.

tirto.id - Sembilan orang terduga teroris dalam kelompok Abu Nusaibah yang berbaiat kepada ISIS, membagi dua kelompoknya untuk memanfaatkan situasi ricuh pada demonstrasi "Bela Islam" 4 November 2016 lalu. Hal itu diungkapkan Kadivhumas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar pada Senin (28/11/2016).

"Pimpinannya, Abu Nusaibah membagi dua kelompoknya, ada yang bergerak ke Penjaringan, ada yang merapat ke DPR," kata Rafli Amar di Jakarta, sebagaimana diberitakan Antara.

Ia menjelaskan, Jumat malam (4/11/2016) setelah terjadi bentrok antara demonstran dengan petugas keamanan, Abu Nusaibah memerintahkan Wandi Sopandi alias Abu Usama untuk mengumpulkan kelompok Khafilah Syuhada yakni kelompok Al-Hawariyun agar berkumpul di Mesjid Al Fatah, Menteng.

“Saat itu yang hadir di Mesjid Al Fatah adalah Wandi Sopandi, Dimas Adi Saputra, Wahyu Widada, Ibnu Aji Maulana, Zubair, Reno Suhartono dan beberapa anggota Hawariyun,” jelas Kadivhumas itu.

Pada pukul 20.00 WIB, mereka berkumpul di halaman Mesjid Al Fatah, sementara di dalam masjid ada Abu Nusaibah, Samsudin Uba, dan Ibnu Aji Maulana. Kemudian pukul 20.30 WIB, Abu Nusaibah keluar menuju halaman masjid dan memerintahkan Wandi Sopandi untuk membagi kelompoknya menjadi dua.

"Kelompok satu dipimpin oleh Abu Fatir untuk bergerak ke Penjaringan (Jakarta Utara), karena sudah terjadi rusuh di Penjaringan. Kelompok dua dipimpin oleh Abu Nusaibah untuk bergerak bergabung dengan massa di DPR," kata mantan Kapolda Banten itu.

Tujuan rencana ini agar kelompok ini bisa berhadapan langsung dengan aparat saat ricuh dan mencari kelengahan aparat untuk merebut senjata api.

Dari hasil pemeriksaan diketahui, kelompok yang bergerak ke Penjaringan, tidak bergabung dengan massa, melainkan langsung menyusup ke barisan di belakang polisi untuk mencari kelengahan aparat.

"Tapi karena saat itu bentrok sudah berhasil dikendalikan oleh aparat kemanan, akhirnya kelompok satu pimpinan Abu Fatir di Penjaringan bergerak menuju ke DPR untuk bergabung bersama massa di sana," ujarnya.

Ia menambahkan, kelompok ini tidak mengikuti aksi demonstrasi sejak siang, melainkan hanya memanfaatkan situasi bila terjadi ricuh.

"Dari pengakuan mereka, mereka bergerak berkumpul di Masjid Al Fatah dari rumah masing-masing, tidak ikut demo di siang harinya, karena mereka akan memanfaatkan jika situasi rusuh saja," imbuh Boy.

Seperti dilaporkan sebelumnya, Densus 88 telah menangkap sembilan terduga teroris kelompok Abu Nusaibah itu beberapa waktu lalu di Jakarta dan Bekasi.

"Awalnya yang ditangkap ada tujuh, lalu ditangkap lagi dua [orang] menjadi sembilan orang. Mereka ini terdeteksi para pemuda yang berbaiat langsung ke pimpinan ISIS. Selain itu mereka juga bertekad memberikan bantuan bagi WNI yang hendak gabung ISIS ke Suriah," katanya.

Menurutnya, kelompok ini terbukti menyusup pada aksi 4 November dengan melakukan pemufakatan jahat untuk melakukan kegiatan teror.

"Jadi omongan Kapolri yang bilang aksi 4 November disusupi kelompok radikal itu benar. Buktinya dilakukan penangkapan pada sembilan orang ini," imbuhnya.

Kesembilan orang yang diamankan itu adalah Saulihun alias Abu Nusaibah alias Abu Hilyah alias Abu Husnia alias Abu Faqih alias Abu Islam alias Abu Hasan alias Abu Iksan alias Pak Slamet; Alwandi Supandi alias Abu Usama alias Aseng alias Sabeni; Reno Suharsono alias Kholid alias Jack alias Alex; Wahyu Widada; Dimas Adi Saputra alias Ali; Ibnu Aji Maulana alias Ibnu alias Indra; Fuad alias Abu Ibrohim; Zubaidar dan Agus Setyawan alias Agus alias Andi Syahputra.

"Kelompok ini bermain keruh, mereka ikut kegiatan seolah sama [unjuk rasa] tapi padahal punya agenda terselubung yakni rebut senjata petugas. Mereka lihat momennya pas, sejauh ini kami belum lihat ada indikasi terkait dengan koordinator demo," ujar dia.

Baca juga artikel terkait DEMO 4 NOVEMBER atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Hukum
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari