Menuju konten utama

Perempuan Berhijab Tampil Perdana di Playboy

Majalah Playboy menampilkan perempuan berhijab untuk pertama kalinya. Ialah Noor Tagouri, perempuan berdarah Libya - Amerika yang ingin membawa perubahan pada dunia.

Perempuan Berhijab Tampil Perdana di Playboy
Ilustrasi majalah Playboy. Foto/Shutterstock.

tirto.id - Playboy seakan terus berusaha untuk memberikan gairah baru bagi pembacanya lewat kejutan yang diberikan. Belum setahun setelah mengumumkan tidak akan ada lagi perempuan telanjang dalam majalahnya, baru-baru ini Hugh Hefner dan tim kembali membuat pembacanya tercengang dengan menampilkan sosok Noor Tagouri dalam Renegades Issue. Sebuah rubrik yang membahas seputar para pemberontak dengan tujuan mengubah persepsi pembaca terhadap berbagai isu terkini.

“Perempuan dan laki-laki dalam rubrik ini akan mengubah pemikiran anda tentang bisnis, musik, pornografi, komedi dan lain-lain,” jelas pihak Playboy seperti dilaporkan Huffington Post, Rabu (28/09/2016).

Dalam artikel tersebut, Playboy menulis Tagouri sebaai sosok aktivis berumur 22 tahun yang tangguh membawa semangat perubahan dan memiliki tampang bak model iklan. Perempuan yang bermimpi menjadi pembaca berita berhijab pertama di televisi Amerika Serikat itu, sebelumnya pernah memberikan sudut pandangnya tentang identitas dan pemberontakan di TEDx Talk pada tahun lalu.

“Saya percaya pemberontakan sebagai bentuk kejujuran. Untuk menjadi diri sendiri adalah dengan menjadi pemberontak,” ucap Tagouri dalam TEDxTalk pertamanya kali itu. Pada kesempatan itu pula ia menjelaskan, menjadi seorang jurnalis muslim membantunya dalam mendapatkan kepercayaan dari muslim lain.

Kemunculan Tagouri di Playboy tak hanya mengundang pujian, tetapi juga menyeret kecaman dari beberapa orang. Salah satu reaksi itu datang dari jurnalis London, Nishaat Ismail yang mengatakan bahwa banyak muslim memilih untuk kehilangan identitasnya karena terombang-ambing antara tekanan dari nilai-nilai kemasyarakatan Barat dengan harus tetap berpegang teguh pada budaya dan kewajiban agamanya.

“Apakah benar-benar perlu untuk menyuguhkan perspektif baru dan merayakan pemberdayaan perempuan dalam sebuah rubrik di institusi media yang terkenal akan konten perempuan bertelanjang dadanya tersebut? Apakah suara para perempuan muslim terkubur sangat dalam di bawah teriakan mereka yang merasa telah merepresentasikan kami [perempuan muslim] di Playboy, majalah yang telah 63 tahun beredar untuk para lelaki agar bisa membelalakkan matanya pada tubuh telanjang perempuan?” tegas Ismail dalam kolom opini di laman The Independent.

Menanggapi tulisan itu, Tagouri mengaku dirinya tidak menaruh perhatian pada komentar negatif. Pada akun Twitternya, perempuan yang juga telah memiliki kelompok penggemar di kanal YouTube dan diikuti oleh lebih dari 150.000 orang di akun Instagramnya itu menulis, “Saya tahu orang-orang berharap saya memberikan komentar, tapi saya akan membiarkan mereka untuk tenang dulu.”

Baca juga artikel terkait MAJALAH PLAYBOY atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Gaya hidup
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari