Menuju konten utama
Info Kesehatan

Mengenal Apa Itu Terapi Oksigen Hiperbarik dan Tujuannya?

Oksigen dalam kadar tinggi dalam tubuh bisa membantu penyembuhan penyakit dan keluhan kesehatan lainnya.

Mengenal Apa Itu Terapi Oksigen Hiperbarik dan Tujuannya?
Ilustrasi Saturasi Oksigen. foto/Istockphoto

tirto.id - Kadar oksigen dalam darah, plasma, dan jaringan pada tubuh kini bisa ditingkatkan melalui sebuah tindakan yang dinamakan terapi oksigen hiperbarik.

Pada terapi ini, pasien akan menghirup oksigen murni yang berada di sebuah ruang dengan tekanan udara tinggi lebih dari 1 atm.

Dengan naiknya kadar oksigen ini bisa membantu penyembuhan dari berbagai penyakit atau masalah kesehatan.

Mekanisme kerja dari terapi ini yaitu menempatkan pasien di sebuah ruangan yang dirancang memiliki tekanan udara tinggi.

Dikutip dari laman RSUD Banten, tubuh pasien dimasukkan oksigen konsentrasi tinggi lewat inhalasi.

Di dalam tubuh, oksigen yang larut dalam plasma kadarnya akan naik hingga 20 kali lipat dibanding saat bernapas pada ruangan dengan atmosfer normal.

Plasma yang kaya oksigen selanjutnya diangkut menuju jaringan yang kekurangan oksigen (hipoksia) atau iskemik.

Di jaringan tersebut, oksigen akan mencegah terjadinya angiogenesis dan edemi. Di samping itu, oksigen juga merangsang respons sistem imun dalam meningkatkan kekebalan tubuh.

Indikasi Medis untuk Terapi Oksigen Hiperbarik

Situs Rumah Sakit Yarsi menjelaskan, indikasi medis yang dapat dibantu kesembuhannya melalui terapi oksigen hiperbarik cukup beragam. Di antaranya yaitu

1. Penyembuhan luka bermasalah

Luka seperti ini didapati pada pasien yang memiliki riwayat penyakit diabetes, gangren, luka bakar, hingga luka akibat infeksi.

Penerapan terapi tersebut untuk luka bermasalah dapat berefek pada peningkatan sel darah putih, membunuh bakteri lebih kuat dan luas, sehingga mempercepat penyembuhan.

2. Membantu proses regenerasi tulang

Regenerasi tulang yang dapat dibantu dengan terapi oksigen hiperbarik meliputi proses mempercepat pembentukan tulang baru dan penyembuhan luka patah tulang.

Di samping itu, terapi ini juga bisa mengurangi pembengkakan pada tulang bermasalah.

3. Gangguan pendengaran

Gangguan pendengaran yang dapat diterapi melalui tindakan ini antara lain sudden deafness, tinnitus, dan migren.

Terapi oksigen hiperbarik akan mengatasi kadar oksigen rendah (hipoksia) yang memicu semua gejala tersebut.

4. Masalah gangguan saraf dan stroke

Terapi oksigen hiperbarik yang diberikan pada pasien saraf dan stroke akan memperbaiki penyembuhan jaringan saraf yang mengalami luka.

5. Autisme dan cerebral palsy

Pasien dengan keluhan autisme dan cerebral palsy yang diberikan terapi oksigen hiperbarik dapat memperoleh pernaikan pada kondisi otak yang rendah oksigen. Gejala peradangan (inflamasi) yang terkait dengan kondisi tersebut dapat diatasi.

6. Kebugaran dan kecantikan

Masuknya kadar oksigen dengan konsentrasi tinggi ke dalam tubuh dalam membantu meningkatkan kebugaran dan memperbaiki penampilan. Oksigen membantu memperbaiki dan merangsang pembentukan sel serta jaringan tubuh baru yang lebih prima.

Efek Samping Terapi Oksigen Hiperbarik

Terapi oksigen hiperbarik memiliki efek samping yang perlu diperhatikan. Pada pasien yang tidak mampu beradaptasi dengan tekanan di ruang hiperbarik dan keracunan oksigen, dimungkinkan mengalami barotrauma atau sakit pada telinga.

Demi mengurangi keluhan tersebut, pasien akan ditemani perawat saat terapi dilakukan.

Kendati demikian, pasien dengan kondisi tertentu dilarang mutlak melakukan terapi oksigen hiperbarik. Kondisi tersebut adalah pasien dengan masalah pneumothorax tidak terkendali, dan pasien yang memiliki alat pacu jantung (pacemaker).

Selanjutnya, pasien dengan masalah seperti berikut masih boleh diberikan terapi oksigen hiperbarik namun harus dengan pengawasan ketat yaitu:

    • ISPA
    • Sinusitis kronis
    • Kejang
    • Demam tinggi
    • Riwayat pneumothorax spontan
    • Riwayat operasi thorax
    • Riwayat operasi osteosklerosis
    • Infeksi virus
    • Riwayat spherositosis kongenital
    • Optic neuritis

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dhita Koesno