tirto.id - Tim Nasional (Timnas) Belgia berhasil menang 3-0 atas Panama di laga pembuka Grup G Piala Dunia 2018, Senin (18/6) di Stadion Fisht. Kendati demikian, pelatih Belgia Roberto Martinez mengaku belum puas dengan timnya. Iblis Merah dinilainya masih layak berbenah dalam mentalitas dan taktik.
Ketika berjumpa Panama, Belgia sempat kesulitan di babak pertama. Namun, kemudian skuat asuhan Roberto Martinez mampu mencetak tiga gol pada paruh kedua lewat aksi Dries Mertens dan brace Romelu Lukaku. Hasil ini membuat Belgia berada di puncak klasemen sementara Grup G, unggul produktivitas gol dari Inggris yang menang 2-1 atas Tunisia.
Namun, Roberto Martinez mencatat, Belgia masih dapat berkembang lagi pada dua pertandingan sisa di penyisihan grup untuk menunjukkan kekuatan sebenarnya Iblis Merah.
“Kami perlu lebih baik tentu saja. Kami ingin (tampil) lebih baik, kami perlu lebih baik. Aku pikir, ada tiga pertandingan di fase grup, itu untuk kami berbenah dalam hal mentalitas, dalam hal teknik, dalam hal taktik,” ujar Martinez dikutip SkySports.
Pelatih berusia 44 tahun tersebut juga mengaku bahwa timnya menunjukkan pertanda positif di babak kedua laga kontra Panama. “Aku pikir kami sangat kuat secara fisik, kami bangkit di babak kedua, kami merasa secara fisik sangat kuat—yang merupakan pertanda baik,” terangnya.
Roberto Martinez juga memuji penampilan pesaing terberatnya di Grup G, Inggris.
“Kami telah melihat pertandingan mereka [Inggris] dan sejujurnya, senang melihat semangat yang mereka punya,” ungkapnya.
Dalam laga lanjutan Grup G, Belgia akan menghadapi lawan yang di atas kertas lebih kuat dari Panama, yaitu Tunisia (23/6) dan Inggris (28/6). Jelang dua laga tersebut, Martinez mengingatkan anak asuhnya untuk tampil sebaik mungkin.
“Mereka [Inggris] mencetak dua gol dari sepak pojok, pada menit ke-91 untuk memenangkan pertandingan. Kami hanya berkonsentrasi pada diri kami. Kami perlu memastikan bahwa kami sebaik yang kami bisa melawan Tunisia dan selanjutnya melawan Inggris,” tambah pelatih berkebangsaan Spanyol tersebut.
Editor: Ikhsan Abdul Hakim
