tirto.id - Babak pertama pertandingan pembuka Grup B Piala Dunia 2018 antara Maroko vs Iran berakhir 0-0. Dalam pertandingan ini Maroko dan Iran sama-sama menurunkan skuat terbaiknya termasuk Hakim Ziyech dan Sardar Azmoun yang dijuluki “Messi-nya Iran”.
Duel antara Maroko vs Iran jadi duel babak pertama paling menarik sepanjang Piala Dunia kali ini. Pasalnya, di babak pertama, kedua tim saling berbalas serangan dengan seimbang. Berdasarkan statistik Whoscored, Maroko dan Iran masing-masing sudah melepaskan sembilan tembakan sampai turun minum.
Sebagai perbandingan, partai pembuka Rusia vs Arab Saudi hanya menghasilkan lima banding empat tembakan di babak pertama. Sedangkan Mesir vs Uruguay menghasilkan empat banding enam tembakan di babak pertama.
Di babak pertama sebenarnya Maroko tampil lebih dominan, namun ketatnya pertahanan Iran berhasil memaksa skor 0-0 bertahan hingga turun minum. Selama 45 menit, Maroko mencatatkan penguasaan bola 63% sedangkan Iran hanya 37%.
Serangan Maroko memang lebih banyak disusun lewat dominasi penguasaan bola. Sedangkan Iran lebih banyak mencari kesempatan lewat serangan balik.
Pada menit-menit awal, Maroko rajin mengalirkan bola ke pertahanan Iran. Merespons serangan Maroko, Iran yang diasuh Carlos Queiroz lebih memilih bertahan dengan disiplin.
Pada menit ke-19 Maroko mendapat peluang emas. Serangan Maroko menghasilkan kemelut di depan gawang Iran. Namun, rekatnya pertahanan Iran yang melakukan blok dan kesigapan kiper Beiranvand dalam menghadapi sepakan Benatia berhasil membendung serangan Maroko.
Pada menit ke-43 Iran ganti mendapat peluang emas lewat mekanisme serangan balik. Dengan mengecoh bek Maroko, Sardar Azmoun berhasil melepaskan tembakan dari dalam kotak penalti. Sayangnya tembakan Azmoun mampu digagalkan oleh kiper Mohamedi. Bola muntahan sempat disambar Jahanbakhsh, namun berhasil diblok pemain Maroko.
Meski Maroko tampil lebih dominan, lini pertahanan Iran tampil disiplin. Iran mencatatkan empat blok, sembilan tekel, dan 12 sapuan. Serangan balik yang dilakukan Iran pun efektif menghasilkan sembilan tembakan.
Editor: Ikhsan Abdul Hakim
