Menuju konten utama

Luhut Ingin Seimbangkan Pertumbuhan Ekonomi dan Transisi Energi

Luhut Pandjaitan menegaskan, pemerintah tidak ingin mengulangi kesalahan negara maju yang dalam mendorong pertumbuhan ekonominya menyebabkan krisis iklim.

Luhut Ingin Seimbangkan Pertumbuhan Ekonomi dan Transisi Energi
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan sambutan pada acara puncak Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia di Puncak Waringin, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pemerintah tidak ingin mengulangi kesalahan negara maju yang dalam mendorong pertumbuhan ekonominya menyebabkan krisis iklim.

Pemerintah Indonesia, lanjut Luhut berkomitmen untuk mendorong akselerasi proses transformasi ekonomi menjadi lebih hijau menuju low carbon economy berbasiskan dekarbonisasi dan transisi energi.

"Indonesia akan fokus untuk menghindari kesalahan negara-negara maju dalam strategi pertumbuhan mereka terdahulu yang tidak berbasiskan low carbon sehingga krisis iklim terjadi," katanya dikutip Antara, Jakarta, Senin (24/10/2022).

Luhut menjelaskan, pemerintah juga aktif mendorong konsep Common but Differentiated Responsibilities (CBDR atau prinsip tanggung jawab bersamaan dengan bobot yang berbeda) terhadap krisis iklim dunia.

Dalam data yang dimilikinya, Luhut mengungkapkan, tingkat emisi CO2 per kapita Indonesia ada di level 2,3 ton per kapita, masih jauh di bawah rata-rata global yang mencapai sebesar 4,5 ton per kapita. Angkanya pun jauh di bawah negara-negara maju seperti Amerika Serikat yang sudah mencapai 14,7 ton per kapita.

"Artinya diperlukan inisiatif pengurangan emisi yang berkeadilan di tataran global di mana negara-negara maju harus memikul tanggung jawab yang jauh lebih besar dalam kontribusi penghentian krisis iklim yang kita hadapi," katanya.

Indonesia sendiri telah mengumumkan enhanced NDC yang lebih ambisius di mana target penurunan emisi gas rumah kaca Indonesia dengan kemampuan sendiri meningkat ke 31,89 persen, sedangkan target dengan dukungan internasional meningkat ke 43,20 persen. Meski targetnya terus bertambah, tetapi semua upaya dan strategi pencapaian tidak boleh mengganggu pertumbuhan ekonomi.

"Ini sangat penting. Jadi saya ulangi apapun yang kita lakukan tidak boleh mendistorsi pertumbuhan ekonomi kita ke depan," kata Luhut.

Oleh karena itu, Luhut mengungkapkan ada sejumlah upaya yang akan dan tengah dilakukan Indonesia, yakni elektrifikasi industri dan sistem ekonomi salah satunya dengan kebijakan kendaraan listrik (EV).

Begitu pula investasi yang kini difokuskan untuk menarik investasi green industry (industri hijau) di sepanjang rantai nilai. Pemerintah, lanjut Luhut, juga mengeksplorasi strategi untuk memaksimalkan nilai ekonomi karbon karena memiliki 15 persen dari potensi natural climate solution (solusi iklim alami) di dunia.

Saat ini pemerintah sedang menyiapkan bauran kebijakan yang terintegrasi terkait nilai ekonomi karbon termasuk carbon market dan carbon tax yang dapat mencapai dua tujuan, yaitu menurunkan emisi dan mengakselerasi monetisasi dari potensi blue carbon economy.

"Perlu ada keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan transisi energi. Sebagai contoh pembangunan Kaltara Industrial Estate akan menggunakan energi terbarukan berupa hydropower sebagai tulang punggung suplai energi industri tersebut," katanya.

Baca juga artikel terkait TRANSISI ENERGI

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Anggun P Situmorang