Menuju konten utama

Lomba 17 Agustus Unik dari Aceh, Banjarmasin hingga Lombok

Lomba 17 Agustus unik dari berbagai daerah untuk menyambut HUT RI ke-77.

Lomba 17 Agustus Unik dari Aceh, Banjarmasin hingga Lombok
Para joki memacu kuda pada tradisi lomba pacuan kuda tradisional di Aceh Tengah, Aceh, Sabtu (31/8/2019). ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/hp.

tirto.id - Lomba 17 Agustus adalah salah satu aktivitas untuk memeriahkan peringatan Kemerdekaan Indonesia yang ke-77. Beberapa daerah mempunyai lomba-lomba unik untuk merayakan HUT Indonesia.

Umumnya lomba 17 Agustus yang digelar yaitu lomba makan kerupuk, balap karung, hingga panjat pinang. Namun di beberapa daerah, ada lomba-lomba unik yang digelar menyambut HUR RI.

Misalnya lomba Pacu Kude di Aceh, lomba dayung, sepak bola durian hingga adu ketangakasan di Lombok. Beberapa lomba ini sudah dilaksanakan sejak puluhan tahun lalu.

1. Lomba Pacu Kude, Aceh

Masyarakat Kabupaten Aceh Tengah, memiliki tradisi unik menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia, yakni lomba pacuan kuda tradisional dengan joki tanpa menggunakan pelana.

Masyarakat setempat menyebut tradisi ini dengan nama Pacu Kude. Lomba ini menjadi atraksi yang mampu menyedot puluhan ribu penonton. Menurut beberapa catatan, lomba Pacu Kude pertama-tama digelar sekitar tahun 1850.

Saat itu Pacu Kude bertempat di arena pacuan melintasi Wekef hingga Menye berjarak lebih kurang 1,5 kilometer, rutenya memanjang, bukan memutar seperti saat ini. Saat itu tidak ada bagi pemenang Pacu Kude. Para pemenang hanya memperoleh “Gah” atau nama besar.

Versi lainnya, menurut Piet Rusydi, Pacu Kude adalah kegiatan iseng para pemuda setelah munoling (panen padi) khususnya di Bintang. Tradisi ini dijadikan even tetap mulai tahun 1930 yang melibatkan kuda-kuda serta joki dari beberapa kampung.

Penyelengaraan Pacu Kude terus berlanjut yang digelar dalam memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia.

2. Lomba Dayung, Banjarmasin

Warga Banjarmasin juga memiliki lomba dalam menyambut HUT Kemerdekaan Indonesia yaitu lomba dayung. Lomba dayung perahu naga pertama kali digelar pada 1924.

Lomba ini digelar di Sungai Martapura. Selain untuk memeriahkan HUT RI, lomba dayung ini juga menjadi sarana untuk mencari bibit pendayung andal.

3. Lomba Lari Obor Estafet, Semarang

Lari obor estafet adalah tradisi 17 Agustus yang dilakukan warga Kelurahan Papandayan, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang sejak puluhan tahun lalu.

Tradisi ini didasari dari filosofi bahwa obor adalah simbol semangat. Sebagai simbol, mencontoh jasa para pahlawan. Tradisi ini umumnya dilakukan pada malam hari mulai pukul 20.00 WIB di tanggal 17 Agustus.

4. Lomba Sampan Layar, Batam

Sudah sejak 1065, lomba tradisional ini menjadi perlombaan favorit yang selalu dinantikan warga Batam. Lomba ini umumnya digelar setelah upacara peringatan HUT RI.

5. Lomba Sepak Bola Durian, Kebumen

Warga Kebumen, Jawa Tengah juga memiliki tradisi unik menyambut HUT RI yaitu sepak bola durian. Lomba ini termasuk lomba ektrem. Oleh sebab itu, sebelum perlombaan saat Hari Kemerdekaan, akan diadakan doa bersama untuk keselamatan peserta.

6. Lomba Peresean, Lombok

Warga Lombok juga memiliki tradisi unik merayakan HUT RI. Salah satunya adu ketangkasan atau peresean. Tradisi ini berasal dari Suku Sasak. Setiap peserta akan dipersenjatai rotan dan perisai yang berasal dari kulit sapi atau kerbau.

Lomba ini tak sekedar aku ketangkasan, tetapi mengandung makna persaudaraan dan sikap kesatria seorang pria yang diuji melalui peresean ini.

Selain lomba di atas, ada beberapa perlombaan yang bisa digelar untuk menyambut Dirgahayu Indonesia antara lain lomba jalan santai, lomba makan kerupuk, lomba lari terong, lomba memasukan pensil dalam botol, lomba menggiring bola, lomba catur, lomba gapleh hingga lomba memancing.

Baca juga artikel terkait LOMBA 17 AGUSTUS atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yantina Debora
Editor: Iswara N Raditya