Menuju konten utama

Liburan Ringan di Kantong ala Warga di Jakarta

Saat libur lebaran, banyak warga Jakarta dan sekitarnya mendatangi tempat-tempat wisata di Ibu Kota. Pilihan jatuh ke Monas dan Kota Tua.

Liburan Ringan di Kantong ala Warga di Jakarta
Sejumlah wisatawan menikmati suasana di kompleks Museum Fatahillah, Kota Tua, Jakarta, Jumat (1/6/2018). ANTARA FOTO/ Reno Esnir

tirto.id - Libur kecil kaum kusam

Yang teramat manis begitu romantis

Walau sekali setahun

Musisi kawakan Iwan Fals pernah bercerita tentang kegiatan berlibur yang juga dibutuhkan wong cilik. Melalui tembang berjudul “Libur Kecil Kaum Kusam” yang dirilis 1987, Iwan Fals hendak menyampaikan bagaimana pengalaman liburan wong cilik yang tak kalah berkesan.

Di tengah segala keterbatasan, Iwan Fals berdendang liburan sederhana dapat mengobati kepedihan serta melupakan beban hidup untuk sementara waktu. Tempat tujuan rekreasi yang hanya dicapai dengan menggunakan bus kota bisa memberikan kesan, termasuk saat libur panjang Lebaran 2018.

Memasuki H+2 Lebaran 2018, sejumlah tempat wisata di Jakarta mulai dipenuhi warga. Beberapa tempat seperti Kota Tua dan Monumen Nasional (Monas) menjadi pilihan warga untuk menghabiskan waktu libur Lebaran yang bertepatan dengan akhir pekan.

“Karena belum pernah ke Kota Tua, dan kebetulan lagi ada waktu luang, jadilah memutuskan pergi ke sini,” kata seorang pengunjung Kota Tua bernama Hasan kepada Tirto, Minggu (17/6/2018).

Hasan datang ke Kota Tua bersama istrinya, Nanik. Mereka berdua pergi ke Kota Tua dari Tangerang dengan mengendarai sepeda motor. Hasan menyebut waktu yang diperlukan untuk bisa sampai di Kota Tua dari rumahnya sekitar 1,5 jam.

“Ya mau foto-foto saja di sini. Enggak ada rencana khusus mau ke mana, paling jalan-jalan di sekitaran sini saja (Taman Fatahillah),” ungkap pria yang sehari-harinya bekerja sebagai pegawai swasta itu.

Hasan mengaku sengaja hanya ingin jalan berdua bersama istrinya setelah dua hari kemarin banyak silaturahmi dengan keluarga besar dan tetangganya. Ia menyebutkan kedua anaknya yang masing-masing sudah berusia 16 tahun dan 10 tahun tidak keberatan untuk ditinggal di rumah.

Selain Hasan, ada Raihan. Ibu tiga anak itu mengaku datang dari Jurangmangu, Tangerang bersama keluarga besarnya. Raihan pun menyebutkan jumlah rombongan yang ikut dalam wisata ke Kota Tua ini mencapai 15 orang.

“Sampai di Kota Tua sekitar pukul 10.00 WIB. Dari Jurangmangu tadi naik KRL (kereta rel listrik) bareng-bareng. Saya dan keluarga besar sebelumnya juga sudah pernah ke sini, namun hari ini memutuskan liburan ke sini lagi,” ujar Raihan.

Setidaknya ada dua faktor yang membuat Raihan dan keluarganya berlibur ke Kota Tua. Pertama, Raihan menilai liburan di Kota Tua relatif murah karena ia tak harus merogoh kocek lagi untuk membeli makan siang. Raihan dan keluarga besarnya memang sedang menyantap bekal makan siang yang dibawa dari rumah, saat berbincang dengan Tirto.

Kelima belas anggota keluarga Raihan pun duduk lesehan tepat di bagian paling teduh yang terletak di depan Museum Fatahillah. “Contohnya ya murah yang kayak begini. Uangnya bisa dihemat untuk bermain sepeda atau tiket masuk ke museum-museum yang ada,” ucap Raihan.

Menurut Raihan, kawasan Kota Tua sudah merupakan tempat yang ideal untuk berlibur bersama anak-anak. Raihan lantas menyebutkan bahwa tujuannya membawa anak-anak dan sejumlah keponakannya kali ini untuk mengunjungi Museum Wayang yang belum sempat mereka kunjungi.

Sedikit bergeser ke arah selatan, kawasan Monas yang turut dipadati wisatawan lokal. Di Monas, antrean panjang terlihat di pelataran monumen. Pengunjung yang sedang mengantre rupanya hendak naik ke puncak Monas.

“Berhubung saya datang dari Solo untuk merayakan Lebaran dengan adik saya di sini, jadilah hari ini pergi ke Monas. Saya datang bersama satu rombongan, [terdiri dari] keluarga saya dan keluarga adik saya,” ujar salah seorang pengunjung bernama Wati.

Ketika ditemui, Wati dan keluarganya baru saja selesai berkeliling Monas dengan menaiki mobil wisata. Selain karena belum pernah ke Monas, perempuan yang sehari-harinya beraktivitas sebagai ibu rumah tangga itu menilai berwisata di Monas cenderung murah dan cocok untuk didatangi bersama keluarga.

Meski cuaca cukup panas, Wati mengaku tetap senang bisa berlibur bersama keluarganya ke Monas. Wati pun menyebutkan bahwa ia dan keluarganya sudah banyak foto bersama maupun berswafoto sejak tiba di Monas sekitar pukul 11.00 WIB.

infografik tidak libur saat lebaran

Meraup Untung Lebaran

Libur Lebaran membawa berkah bagi para pedagang di tempat wisata. Salah satunya seperti yang dialami Ceppy. Sejak 2008, Ceppy adalah anggota Paguyuban Onthel Wisata Kota Tua telah menyewakan sepeda di kawasan Taman Fatahillah bagi para wisatawan.

Menurut Ceppy, selama libur Lebaran, telah berhasil meraup pendapatan Rp500 ribu per hari. Angka tersebut relatif meningkat dibandingkan hari-hari biasa yang hanya berkisar Rp100 ribu-Rp150 ribu per hari atau Rp300 ribu di tanggal-tanggal merah.

“Tapi memang ini belum yang terbilang ramai banget. Namun dari segi pendapatan sudah lumayan lah. Kalau saat Lebaran memang rata-rata pendapatan jadi segituan,” ungkap Ceppy.

Ceppy yang lahir dan tinggal di kawasan Mangga Dua, Jakarta Utara itu memiliki tiga buah sepeda wisata untuk disewakan. Ceppy mengaku hanya berkumpul bersama keluarga pada Jumat pagi, 15 Juni 2018. “Selama tiga hari terakhir saya mulai menyewakan sepeda dari pukul 10.00 WIB, sampai maksimal pukul 18.00 WIB,” ujar Ceppy lagi.

Peluang untuk mendapatkan pendapatan yang lebih besar juga dilakoni Ratna Sari. Ia yang berdagang asongan di sekitar Monas ini mengaku pendapatan saat Lebaran dan Tahun Baru memang relatif lebih besar. Apabila di hari-hari biasanya Ratna meraup pendapatan sebesar Rp50 ribu, maka saat libur Lebaran dan Tahun Baru, pendapatannya bisa mencapai Rp100 ribu-Rp150 ribu per hari.

“Saya ke sini karena ikut Abang saya yang juga berdagang. Biasanya kalau Lebaran atau Tahun Baru, waktu jualannya mulai lebih pagi karena pengunjung yang datang juga lebih banyak,” ucap Ratna yang berasal dari Banten itu.

Meski relatif lebih ramai pengunjung maupun pedagang, aturan yang diterapkan di Kota Tua ataupun Monas tidak mengalami perubahan. Sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku di hari-hari biasanya, pedagang tetap tidak boleh berjualan di Taman Fatahillah maupun kawasan Monas.

Petugas keamanan di Kota Tua bernama Jeffri menegaskan pedagang setempat harus tetap berada di luar wilayah Taman Fatahillah. Sementara saat disinggung mengenai jumlah pengunjung, Jeffri mengklaim Kota Tua relatif lebih ramai pada hari ini ketimbang dua hari lalu.

“Kemungkinan besok tidak akan seramai ini lagi, karena kan museum biasanya tutup di Hari Senin. Hari ini memang lebih ramai, tapi aturan untuk pedagang tetap sama. Sementara pengunjung boleh untuk duduk-duduk di kawasan ini (Taman Fatahillah),” jelas Jeffri.

Baca juga artikel terkait LEBARAN 2018 atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Mufti Sholih