Menuju konten utama

Lakukan Ini Jika Kamu Kena Efek Samping Vaksin

Efek samping paling umum dari vaksinasi adalah nyeri di lengan setelah disuntik. Terkadang ada pula sakit kepala, kelelahan, nyeri otot, dan demam ringan.

Ilustrasi Vaksinasi Covid-19. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Momen itu terasa mengharukan. Margaret Keenan, perempuan berusia 90 tahun itu, berjalan tertatih tapi penuh keteguhan. Dengan memakai baju biru muda bergambar pinguin, bertuliskan Merry Christmas, Keenan lantas duduk dengan santai di kursi yang sudah disiapkan.

May Parsons, perawat yang bertugas hari itu, kemudian membantu Keenan menggulung lengan cardigan wool-nya. Dia kemudian mengambil suntikan yang diletakkan di brankar sebelah kiri Keenan.

“Aku tekan lenganmu sebentar ya, Bu, rileks saja,” kata Parsons.

“Oke,” ujar Keenan dengan santai.

Beberapa detik saja, semua sudah selesai. Saking cepat dan tak ada drama apapun, Keenan pun takjub.

“Sudah selesai?”

“Iya, Bu. Sudah selesai,” jawab Parsons, diikuti tepuk tangan membahana dari orang-orang yang menyaksikan proses penyuntikan itu.

Sejurus kemudian, setelah lengan diusap alkohol, Keenan naik ke kursi roda dan di sepanjang lorong RS Coventry, Inggris, itu dia mendapat aplaus dari para perawat. Keenan tak bisa menahan haru, terlihat kesusahan menahan air mata.

“Semua baik-baik saja, aku merasa baik dan sehat, dan tidak merasa grogi sama sekali,” ujar Keenan sembari tertawa kecil.

Keenan adalah orang pertama di dunia yang mendapat vaksin seiring program vaksinasi Covid-19 massal yang diberikan secara gratis di seluruh dunia.

“Ini adalah hadiah ulang tahun terbaik,” tutur Keenan, yang seminggu setelah vaksin akan merayakan ulang tahun ke 91.

Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, mengatakan bahwa kerelaan Margaret menjadi orang pertama yang diberi vaksin Covid-19 adalah, “…penghormatan terhadap pencapaian ilmu pengetahuan, kemampuan umat manusia, dan kerja keras dari banyak orang.”

Vaksin memang harapan yang lahir dari kerja keras umat manusia yang bertungkus lumus di dalam belantara ilmu pengetahuan. Ada banyak penyakit yang bisa disembuhkan karena vaksin, juga ditekan hingga ke titik mereka nyaris terlupakan. Polio, misalnya. Sebelum ditemukan vaksin, penyakit ini menjadi salah satu penyakit yang ditakuti oleh banyak orang. Namun saat Hilary Koprowski melakukan percobaan vaksin polio yang sukses pada 1950, kasusnya turun hingga 99 persen.

Ketika pandemi Covid-19 terjadi, para ilmuwan di seluruh dunia bekerja keras untuk menemukan vaksinnya. Mereka diburu waktu, sebab Covid-19 adalah penyakit mematikan yang menyebar dengan amat cepat. Sejak outbreak yang terjadi pada Maret 2020, WHO melaporkan 1,3 juta orang meninggal dunia per 15 November 2020.

Seiring suntikan vaksin yang diberikan untuk Margaret, dunia memang langsung bergerak cepat untuk melakukan vaksinasi. Hingga sekarang, sudah ada 6,62 miliar dosis vaksin yang dikirim ke seluruh dunia. Di Indonesia, sudah ada 168 juta dosis vaksin yang disebar. Per hari, Indonesia menyuntikkan rata-rata sekitar 1,7 juta dosis vaksin.

Menyuntikkan vaksin Covid di seluruh dunia bukan hal mudah. Selain perkara akses, proses ini terhalang oleh berbagai mitos dan kebohongan yang terus menerus direproduksi. Yang paling populer adalah tudingan bohong bahwa vaksinasi adalah proses memasukkan chip ke dalam tubuh agar kita bisa dipantau oleh Elite Dunia. Tudingan seperti ini memang banyak dianggap sebagai guyonan belaka, meski, celakanya, banyak pula yang mempercayainya, dus menolak divaksin.

Kemudian, banyak pula orang yang menuding efek samping vaksin adalah sesuatu yang berbahaya bagi manusia. Termasuk adanya kebohongan bahwa vaksin bisa membuat struktur DNA berubah, tubuh dimasuki zat kimia berbahaya, hingga menyebabkan kemandulan. Padahal, menurut para ilmuwan dan ahli kesehatan, itu bohong belaka dan kebanyakan orang tidak mengalami efek samping serius dari vaksin.

Vaksin Covid-19 bekerja dengan cara membuat antibodi yang terbuat dari virus corona non aktif. Virus yang non aktif ini tidak bereplikasi, tapi protein tetap utuh. Karena sudah mati, maka virus corona yang disuntikkan ke penerima vaksin, tidak akan bisa menginfeksi. Virus ini kemudian akan dikalahkan oleh sel pembawa antigen, dan membentuk antibodi. Tubuh yang sudah disuntik vaksin Covid-19, bisa mengingat virus dan bisa memblokir virus.

Dokter spesialis paru, Jafar Abunasser, MD, mengatakan bahwa efek samping paling umum dari vaksinasi adalah nyeri di lengan setelah disuntik. Nyeri itu akan hilang setelah sehari atau lebih. Beberapa lainnya mengalami sakit kepala, kelelahan, nyeri otot, juga demam ringan.

“Meskipun gejala-gejala ini jelas mengganggu, sebenarnya itu adalah kabar baik karena menunjukkan bahwa sistem kekebalan Anda bekerja, aktif, dan memproduksi antibodi,” ujar Abunasser pada Clevelandclinic.

Jika mengalami efek samping seperti yang disebutkan Abunasser, dia menyarankan kita melakukan beberapa hal untuk meringankannya. Mulai dari minum banyak air putih, berpakaian ringan dan tipis untuk membantu mengatasi rasa sakit dan bengkak di lengan, mengoles waslap bersih, dingin, dan basah ke area bekas suntikan, serta melatih tangan. Selain itu, jangan lupa untuk beristirahat dan memulihkan diri.

Solusi Lain Bagi Mereka yang Terkena Efek Pasca Vaksin

Meski begitu, ada juga orang-orang yang harus mengalami efek vaksin yang lebih berat. Sebab, memang efek samping vaksin bisa berbeda-beda pada tiap orang. Bagi yang mengalami efek lebih berat, sebagian terjadi karena daya tahan tubuh yang sedang menurun, sebagian lagi karena sistem imun tidak sebaik orang lain, juga ada yang karena alergi protein di dalam vaksin.

Untuk memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi masyarakat yang mendapatkan vaksinasi, perusahaan asuransi PT Asuransi Adira Dinamika Tbk (Adira Insurance) kini menghadirkan produk Asuransi Vaksin Covid-19 sebagai solusi. Perlindungan ini diberikan gratis, cukup dengan cara mengisi form registrasi.

Ada dua manfaat yang bisa didapat dari asuransi ini. Pertama adalah santunan rawat inap akibat efek samping vaksinasi. Santunan ini diberikan kepada para peserta yang menjalani rawat inap minimal 2 x 24 jam, yang secara medis diperlukan dan disebabkan oleh efek samping langsung vaksinasi.

Santunan kedua adalah santunan dari ketidakefektifan vaksinasi. Ini adalah santunan untuk peserta yang menjalani rawat inap, yang secara medis diperlukan dan disebabkan karena terinfeksi Covid-19 sejak diterimanya dosis terakhir vaksin yang disetujui.

Asuransi Vaksin Covid-19 adalah bagian dari komitmen Adira Insurance dalam menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat Indonesia.

Program asuransi vaksin covid-19 yang diberikan secara gratis oleh Adira Insurance ini merupakan upaya untuk mendukung program vaksinasi di Indonesia, menghalau ketakutan yang terjadi karena mitos dan kebohongan tak berdasar, sekaligus ikut menebar benih harapan bahwa masa depan setelah pandemi bisa lebih baik.

Jadi, apa yang kalian tunggu, ayo vaksin!

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis
-->