Menuju konten utama

Kemendag: Potensi Ekspor Rempah ke Belanda Masih Besar

Ekspor rempah-rempah Indonesia ke Belanda antara lain kayu manis, lada putih dan hitam, pala, vanila, jahe, kunyit, serta daun salam.

Kemendag: Potensi Ekspor Rempah ke Belanda Masih Besar
Ilustrasi rempah-rempah. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww/16.

tirto.id -

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Arlinda, mengatakan Belanda merupakan salah satu pasar potensial bagi produk rempah-rempah asal Indonesia.

Hal itu dikatakan saat Kementerian Perdagangan (Kemendag) menghadiri lokakarya ‘Market Intelligence Workshop' di Den Haag, Belanda untuk mendorong peningkatan ekspor produk rempah-rempah Indonesia ke negeri tersebut.

Pada 2018, ekspor rempah-rempah Indonesia ke dunia mencapai 13,3 juta dolar AS. Sementara, hingga akhir triwulan ke II 2019 ekspor rempah-rempah Indonesia ke Belanda tercatat sebesar 12,6 juta dolar AS.

Ekspor rempah-rempah Indonesia ke Belanda antara lain kayu manis, lada putih dan hitam, pala, vanila, jahe, kunyit, serta daun salam.

Arlinda menjelaskan, salah satu jenis rempah yang mendominasi adalah kayu manis, yakni sekitar 47,2 persen dari total impor kayu manis di Belanda lada triwulan I lalu.

"Besaran pangsa pasar ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemasok utama kayu manis di Belanda. Dengan tren impor sebesar 57,0 persen per tahun selama tiga tahun terakhir, potensi pasar komoditas ini di Belanda masih sangat besar," ujarnya lewat keterangan yang diterima Tirto, Kamis (25/9/2019).

Senin lalu, Arlinda berkesempatan mengunjungi salah satu perusahaan importir rempah-rempah Indonesia, yaitu Verstegen Spices & Sauces BV. Perusahaan yang bergerak dalam penjualan rempah ini mendistribusikan produknya tidak hanya di Belanda, melainkan juga ke seluruh Eropa.

Verstegen Spices & Sauces BV telah mengimpor rempah-rempah dari Indonesia selama lebih dari 20 tahun yang nilainya mencapai 30 persen dari total impornya. Perusahaan ini juga aktif dalam keanggotaan perkumpulan pemangku kepentingan yang peduli terhadap keberlanjutan rempah-rempah (Sustainable Spices Initiative/SSI).

Menurut Arlinda, kerja sama dan kolaborasi antara buyer Belanda dan pemasok Indonesia dalam peningkatan mutu bumbu dan rempah-rempah Indonesia agar dapat memenuhi standar Uni Eropa. Hal ini, lanjut dia, menjadi kunci dalam berkompetisi memenangkan pasar di Belanda dan Eropa.

Baca juga artikel terkait KEMENDAG atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Nur Hidayah Perwitasari