Menuju konten utama

Kapolri Ungkapkan Alasan Pilkada Serentak 2018 Relatif Aman

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan alasan Pilkada serentak 2018 relatif lebih aman.

Kapolri Ungkapkan Alasan Pilkada Serentak 2018 Relatif Aman
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian di Mapolda Metro Jaya, Jumat (19/1/2018). ANTARA FOTO/Reno Esnir.

tirto.id - Setelah hari pertama rapat pimpinan Polri di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian, Jalan Tirtayasa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menganggap Pilkada serentak 2018 mendatang terpantau aman. Hal ini karena konflik yang terjadi antar calon pemegang kekuasaan cenderung tidak besar.

Tito mengaku bahwa dalam Pilkada 2018 adalah sebuah acara besar yang sangat penting. Namun dari kesimpulan utama Polri, Tito mengatakan potensi kerawanan Pilkada tidaklah tinggi. Dari 171 daerah di Indonesia, banyak partai opisisi pemerintah yang mengusung calon yang sama. Inilah yang menurut Tito menjadi penyebab amannya Pilkada di berbagai wilayah tersebut.

“Jadi terjadi crossing,” katanya hari Rabu (24/1/2018).

Apabila ada calon yang bertentangan antara partai pemerintah dan oposisi, latar belakang calon peserta Pilkada 2018 tidak bisa dikaitkan dengan masalah agama, seperti misalnya di Jawa Barat. Dari empat pasangan calon di Jawa Barat keseluruhannya berasal dari umat Islam.

“Tapi sekali lagi, rata-rata banyak yang berkolaborasi antara partai pemerintah dengan partai pendukung oposisi, mengusung calon yang sama. Sehingga nanti potensi emosional yang muncul emosional perorangan dibanding dengan emosional poros partai ini. Beda dengan kasus Jakarta,” tegas Tito.

Dalam kasus Pilkada Jakarta, sempat terjadi beberapa aksi demo yang menolak Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi gubernur. Demo ini menolak Ahok yang beragama Nasrani untuk memimpin umat Islam di Jakarta, dan menuntut Ahok dipenjara karena masalah penistaan agama.

Tito kemudian melanjutkan bahwa ia meyakini masyarakat sudah cukup sadar dalam proses berdemokrasi. Pilkada serentak, menurut Tito, bukanlah hal yang baru. Sebelumnya, pada tahun 2016, ada 101 daerah mengadakan Pilkada dan 200 daerah di tahun 2015. Pilkada di kedua tahun tersebut, disebutkan Tito, berlangsung dengan aman.

Selanjutnya, Tito tetap mengupayakan antisipasi konflik yang terjadi dengan membangun kerjasama antara TNI dan Polri. Usaha ini ditegaskan dengan menjaga kekompakan antara TNI-Polri jelang Pilkada 2018.

“Selagi TNI-Polri kompak sampai jajaran terbawah, insyaallah akan aman,” katanya lagi.

Selain itu, untuk menanggulangi konflik kepentingan yang terjadi, karena ada beberapa perwira Polri yang ikut dalam Pilkada 2018, Tito mengaku sudah meminta jajarannya untuk bersikap netral. Tito menerangkan, perintah ini juga merupakan arahan langsung dari Presiden Joko Widodo.

“Sekali TNI-Polri netral, dipercaya publik, kita bakal diberi legitimasi untuk bertindak. Yang lain pasti takut lah, kalau misalnya Polrinya sudah netral, baik-baik, ada yang macem-macem, kita tidak,” tandasnya lagi.

Baca juga artikel terkait PILKADA SERENTAK 2018 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Hukum
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Maya Saputri