Menuju konten utama

Kapan Tes Swab Perlu Dilakukan dan Bagaimana Prosedurnya?

Tes PCR Swab mendeteksi penyakit dengan mencari jejak materi genetik virus pada sampel.

Kapan Tes Swab Perlu Dilakukan dan Bagaimana Prosedurnya?
Warga menjalani "swab test" di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak, Jakarta, Sabtu (3/10/2020). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/hp.

tirto.id - Salah satu metode pemeriksaan COVID-19 yang kerap dilakukan yaitu dengan menggunakan teknologi Polymerase Chain Reaction (PCR) Swab.

Tak seperti rapid tes yang mengambil sample darah untuk memeriksa antibodi pasien. Tes PCR Swab mendeteksi penyakit dengan mencari jejak materi genetik virus pada sampel yang paling sering dikumpulkan yaitu melalui usap hidung atau tenggorokan (swab).

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika menganggap pengujian PCR yang mendeteksi virus sebagai "gold standar” pengujian COVID-19.

Namun demikian seperti tes pada umumnya, PCR Swab masihlah belum sempurna. Penelitian menunjukkan sebanyak 30 persen dari hasil tes PCR COVID-19 tidak akurat, demikian melansir Time.

Di Indonesia, ada beberapa kelompok orang yang perlu melakukan tes PCR Swab berdasarkan beberapa kategori, berikut daftarnya menurut Indonesia.go.id.

    • Orang dengan kategori suspek karena ada gejala sesak napas, sakit tenggorokan, batuk, disertai demam 38 derajat Celcius.
    • Orang yang memiliki kontak erat dengan pasien COVID-19.
    • Orang yang terkonfirmasi reaktif berdasarkan hasil rapid test.
    • Orang yang berpergian keluar kota atau luar negeri pada 14 hari terakhir.
Pengambilan spesimen dilakukan maksimal dua hari setelah muncul gejala seperti batuk, demam, dan sesak napas.

Saat pengambilan spesimen, petugas kesehatan diwajibkan untuk menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap dan menjalankan protokol kesehatan dengan ketat.

Hasil dari tes PCR Swab membutuhkan sekitar beberapa jam hingga 3 sampai 5 hari, tergantung kapasitas laboratorium yang digunakan untuk memeriksa sample.

Tes PCR Swab menggunakan prosedur swab untuk mengambil sample melalui hidung atau tenggorokan pasien.

Berikut prosedur pengambilan sample melalui hidung dan tenggorokan.

Melalui hidung

    • Pasien diminta duduk di kursi.
    • Pasien diminta untuk meniup napas melalui hidung guna memastikan tidak ada sumbatan.
    • Pasien diminta untuk mendongakkan kepala dan tenaga kesehatan akan memasukkan alat swab (flocked swab) berukuran 6 inci atau sekitar 15 sentimeter dengan ujung terdapat kapas yang dipilin.
    • Alat ini dimasukkan perlahan ke dalam lubang hidung hingga mentok ke bagian belakang hidung atau nasofaring.
    • Alat swab ini diputar pelan beberapa kali selama sekitar 15 detik di bagian dalam belakang hidung. Gunanya agar cairan terserap sempurna. Selama proses ini pasien akan merasa sedikit tidak nyaman.
    • Sampel cairan pasien kemudian langsung ditempatkan di sebuah tabung kecil khusus berulir di bagian atasnya (cryotube) dan patahkan tangkai plastik alat swab kemudian ditutup rapat. Jangan lupa memberi nama orang yang dites usap pada cryotube dengan pulpen atau spidol.
    • Cryotube kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam plastik klip. Jika ada lebih dari 1 pasien, maka plastik klip dibedakan/terpisah untuk menghindari kontaminasi silang.
Melalui tenggorokan

    • Pasien akan diminta membuka mulut lebar-lebar.
    • Alat swab akan dimasukkan ke mulut pasien hingga mencapai bagian belakang tenggorokan.
    • Alat swab tidak boleh menyentuh lidah pasien.
    • Alat swab diputar pelan beberapa kali selama sekitar 15 detik.
    • Setelah selesai alat swab akan dimasukkan ke cryotube kemudian ditutup rapat.

Baca juga artikel terkait PCR SWAB atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari