Menuju konten utama

Info Banjir Jakarta Hari Ini 2021 & Area Terendam Hingga 8 Februari

Info banjir Jakarta hari ini: sejumlah kawasan di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan masih terendam banjir hingga Senin, 8 Februari 2021.

Info Banjir Jakarta Hari Ini 2021 & Area Terendam Hingga 8 Februari
Warga melintasi banjir yang melanda lingkungan tempat tinggalnya di Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta, Minggu (7/2/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.

tirto.id - Banjir kembali melanda sejumlah kawasan DKI Jakarta sejak akhir pekan kemarin. Sampai Senin pagi (8/2/2021), masih ada beberapa wilayah di DKI Jakarta yang dilaporkan terendam.

Sampai Senin pagi, 8 Februari 2021, di antara area yang masih terendam ialah sejumlah kawasan di Jakarta Timur. Misalnya, kawasan Cililitan dan Kampung Melayu.

Petugas Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur, mulai mengevakuasi warga korban banjir di Jalan Seruni RW 06 Cililitan, Kramat Jati dan di Kebon Pala, Kampung Melayu, Jatinegara, pada Senin pagi, 8 Februari 2021. Evakuasi warga terdampak banjir juga dilakukan di Kampung Pulo.

Kasi Pengendalian Kebakaran dan Penyelamatan Sudin Gulkarmat Jakarta Timur, Gatot Sulaeman mengatakan, evakuasi warga itu dilakukan sejak pukul 06.00 WIB, hari ini, dengan menggunakan perahu karet.

"Dua perahu karet kami operasikan untuk evakuasi korban banjir di Cililitan dan Kampung Pulo. Tiga perahu karet kita siagakan di kawasan Tong Tek Kampung Pulo. Personel kita kerahkan ke lapangan saat ini 40 orang," kata Gatot, dikutip dari laman resmi Pemprov DKI Jakarta.

Menurut Gatot, sebanyak 20 perahu karet dan 250 personel siap diterjunkan ke lokasi banjir jika dibutuhkan. "Dua unit light rescue dan dua unit quick respon sudah standby di kawasan Kampung Pulo. Unit ini siap digunakan untuk pemompaan air genangan di pemukiman warga ke arah Kali Cilliwung," ujar dia.

Akun instagram resmi milik Humas Dinas Penanggulangan Kebakaran & Penyelamatan DKI Jakarta, @humasjakfire juga merilis informasi, mengenai proses evakuasi sejumlah warga di Cililitan yang terjebak di lantai 2 rumahnya, pada Senin pagi.

"Sebanyak 30 jiwa terdiri dari 5 manula, 16 dewasa dan 9 anak-anak berhasil dievakuasi personel rescue DamkarDKI. Evakuasi [warga] akan terus dilakukan di wilayah Jl. Cililitan Kecil Rt. 06 Rw. 07 Kel. Cililitan, Jakarta Timur, mengingat debit Kali Ciliwung masih tinggi," tulis @humasjakfire.

Video yang dirilis akun @humasjakfire menunjukkan ketinggian air banjir di area Jl. Cililitan Kecil sudah hampir merendam lantai satu rumah warga.

Kembali mengutip informasi dari @humasjakfire, evakuasi korban banjir dengan perahu karet juga dilakukan terhadap sejumlah warga di Pejaten Timur. Evakuasi dilakukan sejak Senin (08/02/2021) dini hari akibat meluapnya debit Kali Ciliwung.

Di antara area terdampak banjir adalah Jl. Masjid Al-Makmur Gg Buntu Rt. 17 Rw. 07 Kel. Pejaten Timur, Kec. Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Akun @humasjakfire menginformasikan, hingga pukul 06.16 WIB hari ini, banjir di kawasan ini masih setinggi lutut orang dewasa. Adapun aliran Ciliwung pada saat yang sama terpantau mulai berangsur surut.

Sejak Minggu (7/2) malam hingga Senin (8/2/2021) pagi, total sudah 48 jiwa atau 15 KK warga terdampak banjir di wilayah Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dievakuasi oleh petugas Gulkarmat (Dinas Penanggulangan Kebakaran & Penyelamatan) DKI.

Puluhan warga itu terdiri atas 33 orang dewasa, tujuh anak anak dan 1 balita. Data itu berdasar update hingga pukul 11.00 siang, hari ini.

Menurut Danton Gulkarmat Sektor IX Kecamatan Pasar Minggu, Ary Santoso, warga terdampak banjir yang sudah dievakuasi itu berasal dari wilayah RW 03, 05, 06, 07, 08, 09 dan 10, Kelurahan Pejaten Timur.

"Kami siagakan 30 personil yang dibagi dua shift dan tiga perahu karet," kata Ary, seperti dilansir laman resmi Pemprov DKI Jakarta.

Dinas Penanggulangan Kebakaran & Penyelamatan DKI Jakarta mengimbau supaya warga ibu kota yang berada dalam kondisi darurat, terutama karena banjir, menghubungi nomor Call Center 112 atau datang ke Pos Pemadam yang terdekat dari tempat tinggalnya.

Sedangkan pada Senin, 08 Februari 2021, Pukul 10.00 WIB, BPBD DKI Jakarta memperingatkan potensi banjir di area bantaran sungai, mengingat sempat terdapat kenaikan permukaan air di Pos Pantau Depok menjadi setinggi 280 cm (Siaga/Siaga 2).

Kemudian, pada Senin, 08 Februari 2021, Pukul 12.00 WIB, BPBD DKI Jakarta menginformasikan kondisi ketinggian muka air di Pos Pantau Depok kembali ke level Waspada (Siaga 3).

Daftar Pos Pantau berstatus Siaga 3 per pukul 12.00 WIB pada hari ini, beserta data Tinggi Muka Air yang dirilis BPBD DKI Jakarta adalah: Katulampa (90 cm); Depok (220 cm); Manggarai (800 cm); Karet (520 cm); Pesanggarahan (170 cm); Angke Hulu (220 cm); Pasar Ikan (190 cm); dan Sunter Hulu (190 cm).

BMKG: Jakarta, Banten, Jabar, Jateng Siaga Hujan Lebat

Sementara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya potensi hujan lebat level siaga untuk kawasan Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, selama 8-9 Februari 2021.

Peringatan potensi hujan lebat level waspada juga dikeluarkan BMKG untuk Jawa Timur, Bali, DI Yogyakarta, Bengkulu, Lampung, NTB, NTT, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua dan Papua Barat.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab menerangkan, fenomena La Nina dan faktor dinamika atmosfer memicu peningkatan intensitas curah hujan hingga level ekstrem di beberapa daerah.

Menurut Fachri, peringatan tentang pengaruh La Nina yang mengakibatkan musim hujan lebih basah di Indonesia sudah disampaikan oleh BMKG pada Oktober 2020. Hingga kini, fenomena itu masih berlangsung dengan intensitas moderat.

"Ada juga faktor-faktor dinamika atmosfer yang berpengaruh terhadap pertumbuhan awan hujan di Indonesia. Saat ini masih terdeteksi monsun Asia, kemudian adanya daerah-daerah pertemuan angin di atas wilayah Indonesia," kata dia, dikutip dari Antara.

Fachri mengilustrasikan, fenomena pertemuan angin tersebut seperti banyak kendaraan bertemu di perempatan jalan. Akibatnya, ada penumpukan. Proses pertemuan angin membuat suhu semakin dingin, dan kemudian terbentuk awan.

Adapun daerah pertemuan angin di Indonesia muncul karena pergerakan monsun Asia dari selatan mengingat ada daerah-daerah tekanan rendah di utara Australia. "Maka, banyak terbentuk daerah pertemuan angin di Indonesia," terang Fachri.

Di sisi lain, ada pula faktor lokal yang memicu peningkatan curah hujan. Fachri menjelaskan, faktor lokal tersebut alah udara yang cenderung labil sehingga mudah terangkat dan membentuk awan.

"[Akibat] Kombinasi 3 skala itu maka banyak terbentuk awan-awan hujan di [wilayah] Indonesia," ujar Fachri.