Menuju konten utama

Fakta-fakta Pakistan Blackout: Ratusan Juta Orang Tanpa Listrik

Ratusan juta orang di Pakistan hidup tanpa listrik akibat pemadaman nasional.

Fakta-fakta Pakistan Blackout: Ratusan Juta Orang Tanpa Listrik
Seorang penjual menggunakan lampu alternatif di kios kentang gorengnya di pasar selama pemadaman listrik nasional, di Islamabad, Pakistan, Senin, 23 Januari 2023. (AP Photo/Anjum Naveed)

tirto.id - Ratusan juta warga Pakistan kembali dilanda kepanikan setelah pemerintah menerapkan kebijakan blackout atau pemadaman listrik nasional pada hari Senin, 23 Januari 2023 waktu setempat.

Pemadaman listrik yang berlangsung selama 12 jam ini sengaja dilakukan untuk menghemat energi. Pasalnya, Pakistan tengah dilanda krisis energi bahan bakar sejak musim dingin lalu.

Sebenarnya peristiwa semacam ini bukan hal baru di Pakistan. Pasalnya, pada tahun 2021 lalu, sejumlah kota-kota besar di Pakistan sempat dilanda kegelapan selama berjam-jam imbas pemadaman listrik.

Akan tetapi, kasus terbaru ini menjadi peristiwa pemadaman listrik terparah dalam beberapa dekade terakhir di negara Asia Selatan itu.

Seperti dikutip CNN, pemadaman listrik menyebabkan aktivitas di sejumlah kota di negara tersebut menjadi lumpuh total karena tidak ada generator atau pembangkit listrik cadangan.

Namun demikian, pejabat rumah sakit dan beberapa infrastruktur lainnya mengungkapkan kalau mereka tidak terlalu terdampak karena telah mengantisipasinya dengan menyediakan generator atau sistem listrik siaga sendiri, demikian seperti dilansir BBC.

Kronologi Gangguan Listrik di Pakistan

Kebijakan pemadaman listrik itu diklaim sebagai salah satu siasat mengurangi tingginya penggunaan energi di Pakistan, apalagi negara itu sedang dilanda krisis ekonomi.

Menurut Menteri Energi Khurram Dastgir, awalnya pemadaman listrik itu hanya ditujukan pada jam-jam tertentu saja.

“Sebagai langkah ekonomi, kami mematikan sementara sistem pembangkit listrik kami,” ungkap Dastgir, dikutip dari AP News.

Akan tetapi, saat teknisi mencoba menyalakan kembali sistem pembangkit listriknya, tiba-tiba saja terjadi ‘fluktuasi voltase’ yang memaksa para teknisi mematikan stasiun pembangkit listrik satu per satu.

Pemadaman listrik ini memicu kesenjangan sosial karena tidak semua warga Pakistan yang berjumlah sekitar 220 juta jiwa itu masuk dalam golongan mampu.

Alhasil, mereka yang tergolong kalangan menengah ke bawah terpaksa menerima keadaan gelap gulita selama belasan jam, tanpa adanya aktivitas sosial kecuali sekadar berbincang atau berjalan di luar rumah tanpa adanya penerangan.

AP News memberitakan, banyak kota besar di Pakistan, termasuk Ibu Kota Islamabad, dan beberapa kota kecil di pedesaan tidak mendapatkan aliran listrik lebih dari 12 jam, sehingga aktivitas yang membutuhkan energi listrik menjadi lumpuh total.

Pemerintah setempat mengumumkan bahwa listrik di Pakistan sudah kembali normal pada Senin malam, atau setelah 15 jam Pakistan blackout.

Diduga, aktivitas pemadaman listrik nasional itu bukan semata-mata untuk menghemat energi, melainkan untuk menahan cadangan devisa negara yang semakin menipis karena dipakai untuk mengimpor bahan bakar fosil.

Sebagian besar listrik di Pakistan menggunakan bahan bakar fosil yang diimpor dari luar negeri. Artinya, saat cadangan devisa menipis, Pakistan sulit untuk mengimpor bahan bakar, walau sangat dibutuhkan untuk menunjang semua aktivitas.

Selain itu, harga energi global juga tengah meningkat sejak tahun lalu, yang secara tidak langsung mempengaruhi peningkatan pengeluaran keuangan negara dan cadangan devisa yang dibutuhkan untuk mengimpor energi.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Imanudin Abdurohman

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Imanudin Abdurohman
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Alexander Haryanto