Menuju konten utama

Djokovic Nilai Protokol US Open 2020 Terkait Corona Terlalu Ekstrem

Novak Djokovic sebut protokol kesehatan US Open 2020 terkait COVID-19 mustahil untuk diterapkan.

Djokovic Nilai Protokol US Open 2020 Terkait Corona Terlalu Ekstrem
Petenis Serbia Novak Djokovic melakukan selebrasi setelah kemenangannya di babak pertama melawan petenis Amerika Serikat Tennys Sandgren dalam turnamen tenis Wimbledon di All England Lawn Tennis and Croquet Club, London, Inggris, Selasa (3/7/2018). ANTARA FOTO/REUTERS/Andrew Boyers

tirto.id - Petenis Serbia, Novak Djokovic, merasa protokol kesehatan dan pencegahan wabah COVID-19 yang bakal berlaku dalam kejuaraan US Open 2020 di New York, Amerika Serikat, terlalu ekstrem. Pemain yang kini menghuni peringkat 1 dunia itu bahkan menilai peraturan yang berlaku akan mustahil diterapkan.

“Baru kemarin saya melakukan pembicaraan telepon dengan para pemimpin tenis dunia. Ada pembicaraan tentang kelanjutan musim ini, sebagian besar tentang US Open yang dijadwalkan akhir Agustus, tapi tidak diketahui apakah benar akan diadakan,” terang Djokovic, dikutip dari Antara, Sabtu (6/6/2020).

“Aturan yang mereka katakan kepada kami yang harus kami patuhi saat berada di sana untuk bermain, sangat ekstrem,” tambah petenis berusia 33 tahun yang sudah tiga kali merebut trofi US Open pada edisi 2011, 2015, dan 2018 itu.

Djokovic mengungkapkan bahwa para peserta kejuaraan akan ditempatkan di hotel sekitar bandara. Mereka tidak diberikan akses ke pusat kota, serta harus menjalani beberapa kali tes COVID-19 tiap pekan. Tiap peserta juga hanya diperbolehkan membawa satu orang staf saja.

“Kami tidak akan memiliki akses ke Manhattan, kami harus tidur di hotel-hotel bandara, untuk dites dua atau tiga kali per minggu,” ungkap Djokovic.

“Kami hanya bisa membawa satu orang ke klub, yang benar-benar mustahil. Maksud saya, kita membutuhkan pelatih, kemudian instruktur kebugaran, lalu seorang fisioterapis,” imbuhnya.

Meski demikian, Djokovic yang tahun ini sempat menyabet gelar Grand Slam di ajang Australian Open 2020 itu tetap berusaha untuk memahami kesulitan yang dihadapi pihak panitia penyelenggara.

“Semua saran mereka benar-benar ketat, saya bisa mengerti bahwa itu karena alasan finansial, serta kontrak yang sudah ada, penyelenggara [ingin acara tersebut] diadakan. Kita lihat saja apa yang akan terjadi,” pungkasnya.

Di lain pihak, pada pekan ini petenis peringkat 2 dunia yang juga tercatat sebagai juara bertahan US Open, Rafael Nadal, mengaku enggan turun di salah satu kejuaraan Grand Slam tersebut, jika pandemi COVID-19 belum dapat ditanggulangi.

Petenis asal Spanyol itu menganggap masih terlalu berisiko menggelar sebuah kejuaraan di tengah situasi yang belum sepenuhnya aman.

"Kita tak seharusnya melanjutkan [kejuaraan] sampai situasi benar-benar aman untuk kesehatan, dan semua pemain dari mana pun dapat bepergian dan mengikuti turnamen dalam kondisi aman," ujar Nadal, dikutip dari AFP, Kamis (4/6/2020).

"Jika Anda meminta saya untuk bermain di US Open [dijadwalkan pada 31 Agustus 2020] saat ini, saya akan berkata tidak," tegas Nadal.

Seluruh jadwal turnamen tenis internasional telah dihentikan sejak pertengahan bulan Maret lalu, sebagai dampak pandemi global COVID-19. Sejauh ini penangguhan tersebut rencananya akan berlaku sampai akhir bulan Juli mendatang.

Baca juga artikel terkait US OPEN 2020 atau tulisan lainnya dari Oryza Aditama

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Oryza Aditama
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Ibnu Azis