tirto.id - Politikus Amien Rais masih menyimpan rapat nama partai baru yang didirikan bersama koleganya setelah hengkang dari pucuk pimpinan Partai Amanat Nasional (PAN). Nama, logo, aturan dasar partai baru yang dijanjikannya masih jadi teka-teki. Kendati demikian telah beredar sebutan bagi partai barunya yakni 'PAN Reformasi'.
“Saya dan sebagian sahabat-sahabat prihatin dengan perkembangan bangsa dan negara kita, ada kebutuhan munculnya partai baru,” kata Amien dalam siaran daring Youtube, Kamis (10/9/2020) malam.
Pendiri PAN tersebut memastikan partai baru mengusung asas Islam yang rahmatan lil’alamin (menjadi rahmat bagi semesta) serta punya semboyan "lawan kezaliman dan tegakkan keadilan".
“Sebagian anak bangsa, menganggap kondisi saat ini baik-baik saja. Tapi bagi kami banyak sekali kita berada di ambang krisis. Krisis sosial, politik dan ekonomi yang semakin buruk suram dan bisa-bisa menuju resesi berat dan ke arah depresi. Mudah-mudahan tidak,” klaim Amien.
Deklarasi partai baru, menurut Amien, tengah dirembuk waktu yang pas dan tepat. Ia meminta kepada simpatisan dan pendukungnya bersabar.
“Saya dan beberapa sahabat saya dari berbagai kalangan telah bersepakat bulat segera mendeklarasikan sebuah partai baru,” kata dia. “Tentang nama, logo, AD dan ART belum dapat diungkapkan sekarang. Mohon bersabar. Tunggu tanggal, hari, serta bulan yang kami sendiri sedang bermusyawarah.”
Pandemi Corona yang menghantam Indonesia saat ini terus memburuk dengan kasus baru berkisar 3.000-an dalam sehari. Dalam situasi pandemi, Amien pernah menggugat pemerintahan Jokowi-Maruf ke Mahkamah Konstitusi terkait Perppu nomor 1 tahun 2020 tentang kebijakan keuangan negara dan stabilitas keuangan untuk penanganan COVID-19. Gugatan gugur karena Perppu telah berganti jadi undang-undang.
Selama Jokowi memimpin Indonesia hingga periode kedua, Amien Rais berdiri di seberang sebagai oposisi. Kritik dari Amien ke Jokowi makin gencar terutama dalam Pilpres 2019. Saat kubu yang didukungnya kalah dan merapat ke Jokowi, Amien justru berkonfrontasi dengan partai yang didirikan pada saat ‘musim semi’ Reformasi.
Panen Hujatan Sebelum Lahir
Deklarasi partai baru tersebut mengkonfirmasi rumor yang ini berkembang terkait masa depan Amien usai dari PAN.
Keluarga Amien sebetulnya masih menempati jabatan strategis di PAN. Satu anaknya, Hanafi Rais telah mundur dari PAN dan menanggalkan jabatan prestisius sebagai Waketum PAN, Ketua Fraksi PAN di DPR hingga anggota DPR RI 2019-2024.
Menurut salah satu pendiri PAN, Putra Jaya Husein, mundurnya Hanafi justru mempercepat pembentukan partai baru.
"Jadi jangan dibalik, bukan Hanafi itu bersikap karena ingin membuat partai baru, sikap Hanafi itu yang mendorong keras kami berpikir untuk mendirikan partai baru," kata Putra Jaya kepada para wartawan di Jakarta, Mei lalu, melansir Antara.
Saat ini hanya ada Mumtaz Rais jadi pengurus teras PAN sebagai Ketua DPP setelah Hanafi mundur. Mumtaz berada di kubu Zulhas membela habis-habisan. Ia balik menuding PAN Reformasi bentukan bapaknya layu sebelum tumbuh. Bahkan ia sesumbar akan "berenang dari Pantai Kapuk Indah Jakarta ke Labuan Bajo" bila partai baru itu berhasil berkembang.
Cibiran Mumtaz berkaitan dengan kabar hengkangnya pengurus dan kader PAN yang berada di kubu Amien saat kongres. Saat hujatan itu bermunculan, kubu Amien mengklaim progres pembentukan partai baru sudah 70 persen. Kala itu, kubu Amien mengklaim ada ketua PAN di tingkat provinsi dan 20 di kabupaten/kota yang akan meninggalkan partai berlambang matahari, namun hal itu diragukan.
Totok Daryanto, loyalis Zulhas juga menilai ide pembentukan PAN Reformasi tak akan laku. Apalagi, menurutnya kader PAN yang ingin membentuk partai baru tak mengetahui sejarah dan ideologi PAN yang sebenarnya.
"Jadi orang yang lahir dari PAN sejak awal itu pasti sudah ditempa oleh berbagai pengalaman tentang gagasan gagasan demokrasi yang ada dalam gerakan reformasi itu," kata Totok, Maret lalu.
"Sehingga bagi kader PAN, sebagian besar dan itu sudah terbukti ya, mereka kalau diajak-ajak begitu itu kan enggak ada yang mau, ya yang datang aja kan cuma berapa gelintir ya," lanjutnya.
Penulis: Zakki Amali
Editor: Gilang Ramadhan