Menuju konten utama

Cara Budidaya Lobster Air Tawar: Persiapan Hingga Pemanenan Benih

Berikut ini cara budidaya lobster air tawar, sejak tahap persiapan alat, lahan, dan bahan hingga pemanenan benih. 

Cara Budidaya Lobster Air Tawar: Persiapan Hingga Pemanenan Benih
Petani menunjukan lobster air tawar siap jual di tempat pembudidayaan, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (2/12/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/rwa.

tirto.id - Crayfish/crawfish atau yang dikenal sebagai lobster air tawar merupakan salah satu jenis krustase yang memiliki ukuran dan bentuk tubuh hampir sama dengan lobster air laut.

Lobster air tawar (Cherax Quadricarinatus) merupakan salah satu genus yang masuk ke dalam kelompok udang air tawar (Crustacea). Tubuh lobster dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dada (Chepalothoraks) dan bagian badan (Abdomen).

Lobster air tawar tidak memiliki tulang dalam, namun seluruh tubuhnya terbungkus oleh cangkang. Kaki gerak pada thoraks mencakup mata, antenna, antenula, mulut, dan lima pasang kaki jalan.

Lobster jenis ini memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan lobster laut, yakni sudah dapat dibudidayakan dan teknik budidayanya lebih mudah daripada udang galah dan udang windu.

Dikutip dari situs UGM, budidaya lobster air tawar memiliki prospek yang tinggi karena merupakan komoditas yang jarang dibudayakan. Cara pembudidayaan lobster air tawar juga relatif mudah bagi pemula sekalipun.

Lobster air tawar dapat dipanen dengan berbagai macam ukuran untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan harga berkisar antara Rp150.000 – Rp250.000 per kilogram. Sedangkan, untuk lobster budidaya dapat dijual baik dalam keadaan masih hidup maupun sudah diolah sesuai permintaan konsumen.

Langkah-langkah Budidaya Lobster Air Tawar

Mengutip artikel "Teknik Budidaya Lobster (Cherax Quadricarinatus) Air Tawar di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Tatelu" di Jurnal Budidaya Perairan (Vol. 1, No. 1, 2013), berikut langkah-langkah budidaya lobster air tawar dari tahap awal hingga pemanenan benih.

1. Persiapan alat

  • Bak pemijahan berukuran 6m x 1m x 4m
  • Akuarium pengeraman dan penetasan telur berukuran 80cm x 40cm x 40cm
  • Bak pemeliharaan benih berukuran 2m x 1m x 1m
  • Selang
  • Batu aerator
  • Daun kelapa
  • Pipa paralon berukuran ¾ inci
  • Ember/baskom plastik
  • Cyberscan water prooff D series 3.

2. Persiapan Bahan

  • 225 ekor Induk lobster air tawar betina
  • 53 ekor induk lobster air tawar jantan
  • 6.000 ekor benih per bak
  • Pakan udang
  • Garam dapur.

3. Persiapan Lahan Budidaya

  • Bersihkan wadah pemijahan dengan mencuci dan keringkan wadah ± 2 hari
  • Membuat saluran air menggunakan pipa paralon PVC ¾ inci
  • Memasang shelter berupa pila paralon dan daun kelapa, serta aerasi di setiap sudut kolam/wadah.

4. Menyeleksi Indukan Lobster Air Tawar

Dengan menyeleksi indukan lobster air tawar yang baik, proses budidaya akan lebih maksimal. Berikut merupakan ciri-ciri indukan lobster air tawar yang baik untuk budidaya:

  • Ciri-ciri indukan Lobster air tawar yang siap dipijahkan yaitu berusia minimal 6 bulan, memiliki panjang minimal 10 cm, dan memiliki bentuk tubuh indukan betina dan indukan jantan yang ideal.
  • Ciri-ciri indukan betina lobster air tawar yang baik yaitu kepala berukuran lebihh kecil daripada ukuran badan, memiliki berat rata-rata 64,73 gram, berusia minimal 4-7 bulan, dan memiliki alat kelamin normal yang berupa lubang pada pangkal kaki ketiga dari bawah untuk mengeluarkan telur.
  • Ciri-ciri indukan jantan lobster air tawar yang baik yaitu memiliki kepala lebih besar daripada badan, berat lobster antara 62,79 gram, terdapat garis merah di capitnya, berusia 4-7 bulan, dan terdapat bercak merah pada capit sebelah luarnya yang menandakan bahwa lobster telah matang gonad atau siap kawin.

5. Pemijahan Induk

  • Melakukan pemijahan induk secara masal dengan perbandingan 1:5 (satu jantan berbanding lima betina)
  • Induk lobster yang lolos seleksi ditebar dalam kolam pemijahan berukuran 6m x1m x 4m
  • Waktu pemijahan selama 2 minggu
  • Setelah pemijahan berakhir, tahap selanjutnya yaitu pemanenan atau mengangkat induk yang bertelur
  • Pemanenan induk bertelur sebaiknya dilakukan di pagi hari jam 06.00 – 07.00 WIB supaya lobster tidak stres.

6. Pengeraman dan Penetasan Telur

  • Pengeraman telur lobster air tawar dilakukan secara individu di akuarium pengeraman berukuran 60xcm 40cm x40cm
  • Induk bertelur dipindahkan dengan cara diangkat secara bersamaan dengan tempat persembunyiannya (pipa paralon)
  • Lakukan dengan hati-hati supaya tidak mengganggu induk tersebut
  • Pengeraman berlangsung 40- 47 hari sejak bertelur hingga penetasan

7. Pemeliharaan benih dan pemberian pakan

  • Pemeliharaan dilakukan di bak beton berukuran 2 x 1 x 1 m² dengan benih berjumlah 6000 ekor/bak
  • Pakan yang diberikan berupa pelet udang dengan dosis 3% dari berat biomassa
  • Lakukan pemberian pakan pada benih sebanyak 2 kali sehari
  • Setelah berusia 1 minggu, beri pakan berupa cacing sutera segar dan daphina beku yang mengandung sumber protein dan lemak hewani
  • Berikan juga tepung, kacang-kacangan untuk memenuhi kebutuhan protein dan karbohidrat yang berasal dari sumber nabati.

8. Pengukuran Kualitas Air

  • Pengukuran kualitas air dilihat dari suhu, pH, dan DO
  • Lobster air tawar dapat tumbuh dan hidup secara optimal pada suhu 26-30ºC
  • Pada habitat aslinya lobster air tawar hidup pada pH berkisar 6,7-7,8.
  • Kemudian, lobster air tawar akan tumbuh dengan optimal pada oksigen terlarut (DO) berkisar > 3 – 5 mg/l.
  • Lakukan pemeriksaan kualitas air sekali dalam seminggu.

9. Pencegahan Hama dan Penyakit

  • Pasang saringan di tiap saluran air
  • Untuk pencegahan hama, lakukan perendaman induk dalam garam dapur 10 gram yang telah dilarutkan
  • Langkah di atas dilakukan sebelum induk dipijahkan.

10. Pemanenan Benih

Panen dilakukan setelah benih lobster berumur 4 minggu sejak menetas. Pemanenan benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lobster tidak stres.

Baca juga artikel terkait LOBSTER atau tulisan lainnya dari Yunita Dewi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yunita Dewi
Penulis: Yunita Dewi
Editor: Addi M Idhom