Menuju konten utama
Ilmu Geografi

Apa Itu Tsunami, Penyebab, Karakteristik dan Cara Mengendalikannya

Penyebab tsunami, karakteristik tsunami, dan cara mengendalikan bencana tsunami.

Apa Itu Tsunami, Penyebab, Karakteristik dan Cara Mengendalikannya
Ilustrasi Gelombang Tinggi. foto/istockphoto

tirto.id - Tsunami merupakan gelombang raksasa yang terjadi karena adanya pergerakan di dasar laut. Secara etimologi, tsunami berasal dari bahasa Jepang.

Dilansir dari bacaan untuk anak tingkat SD Kelas 4,5, dan 6 berjudul Bersahabat dengan Bencana Alam yang diterbitkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, "tsu" berarti perlabuhan, dan "nami" berarti gelombang.

Sehingga secara umum, tsunami dipahami sebagai pasang laut yang besar di pelabuhan.

Masyarakat Jepang menyebutnya begitu karena, gelombang tsunami baru tampak dan dapat dirasakan kekuatannya ketika telah mencapai pelabuhan.

Berdasarkan statistik, Jepang tercatat sebagai negara yang paling sering mengalami tsunami di dunia. Sementara Indonesia, berada di posisi keempat.

Lokasi rawan tsunami ditentukan dari sejarah kejadian tsunami, morfologi atau bentuk pantai.

Misalnya, pada pantai dengan bentuk landai atau teluk yang berhadapan langsung dengan sumber gempa bumi, maka bisa jadi penyebab terjadinya tsunami.

Wilayah rawan bencana tsunami di Indonesia tersebar di 18 provinsi dari Nanggro Aceh Darusalam hingga Fak-Fak di Papua.

Penyebab Tsunami

Terdapat beberapa penyebab terjadinya tsunami:

    • Gempa bumi yang diikuti dengan dislokasi. Dislokasi adalah perpindahan masa tanah atau batuan yang sangat besar di bawah air laut atau danau.
    • Tanah longsor di bawah tubuh air laut.
    • Letusan gunung api di bawah laut dan gunung api pada sebuah pulau.

Karakteristik Tsunami

Dikutip dari Bahan Ajar Geografi Kelas 11 Materi Mitigasi Bencana Alam, karakteristik gelombang tsunami meliputi energi, magnitudo, kedalaman pusat gempa, mekanisme fokus, dan luas rupture area.

Berikut ini karakteristik Tsunami:

1. Tinggi gelombang tsunami di tengah lautan mencapai lebih kurang 5 meter. Secara bersamaan gelombang tsunami akan mencapai pantai dengan tinggi hingga 30 meter.

2. Panjang gelombang tsunami (50-200 km) jauh lebih besar dari pada gelombang pasang laut (50-150 m). Panjang gelombang tsunami ditentukan oleh kekuatan gempa.

Contohnya, pada gempa bumi tsunami dengan kekuatan magnitude 7-9. Maka, panjang gelombang tsunami berkisar 2.050 km dengan tinggi gelombang 2 m dari permukaan laut.

3. Periode waktu gelombang tsunami yang berkekuatan tinggi hanya memiliki durasi gelombang sekitar 10-60 menit, sementara gelombang pasang bisa berlangsung lebih lama yaitu 12-24 jam.

4. Cepat lambatnya gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut. Apabila kedalaman laut berkurang setengahnya, maka kecepatan gelombang tsunami akan berkurang sebanyak tiga perempatnya.

Cara Mengendalikan Tsunami

Terjadinya bencana alam, terutama tsunami sulit untuk dicegah. Hal yang paling bisa dilakukan adalah antisipasi untuk dampak tsunami. Antisipasi tersebut yaitu:

1. Memantau informasi dari Badan Meteorologi, Kegunungapian, dan Geofisika (BMKG).

2. Persiapan dengan cari tahu kontak badan tanggap bencana alam seperti, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

3. Berkaca pada upaya pemerintah Jepang dan Hawai dalam menghadapi tsunami. Pemerintah Jepang telah membangun tembok tsunami setinggi 11,3 m.

Sementara pemerintah Hawai, telah membangun bendungan pemecah gelombang untuk mengurangi kekuatan gelombang tsunami.

4. Membuat bangunan di sekitar pantai yang tidak terpengaruh oleh gelombang tsunami.

5. Merancang bangunan dengan kondisi kuat agar dapat menahan hantaman tsunami.

6. Merancang bangunan yang mudah dilewati oleh gelombang. Dinding-dinding tiang utama dirancang untuk menahan gelombang, sementara dinding lainnya dirancang agar dapat mudah hanyut terbawa gelombang tsunami.

Baca juga artikel terkait TSUNAMI atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dhita Koesno