Menuju konten utama

8 Kota dengan Durasi Puasa Terlama di Dunia, Termasuk Jakarta

Jakarta menjadi salah satu kota dengan waktu puasa terlama di Dunia. Berikut ini daftar lengkapnya.

8 Kota dengan Durasi Puasa Terlama di Dunia, Termasuk Jakarta
Ilustrasi Salat. foto/istockpphoto

tirto.id - Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang dijalankan oleh umat Muslim seluruh dunia. Seperti saat ini, umat Muslim tengah menjalani puasa Ramadhan 2023 atau 1444 H dalam waktu sebulan penuh.

Orang yang berpuasa diharuskan menahan diri dari makan, minum, serta hal-hal yang membatalkan puasa. Seringkali, kegiatan yang membatalkan puasa akan dihentikan saat waktu imsak telah tiba.

Mengutip nu online, masjid atau musala yang mengumandangkan waktu imsak merupakan fenomena khas Indonesia, yang tidak akan ditemui di negara manapun.

Lebih lanjut dijelaskan, jadwal imsak dibuat oleh para ulama untuk pengingat agar menghentikan makan dan minum dikala sahur. Waktu imsak biasanya ditetapkan sepuluh menit sebelum azan subuh dikumandangkan.

Mengenai hal tersebut, para ulama Fiqih dalam berbagai kitabnya menjelaskan maksud adanya imsak. Selain itu, dijelaskan pula terkait kapan sesungguhnya ibadah puasa dimulai.

Masih mengutip nu online, Imam Al-Mawardi dalam kitab Al-Iqna’ menjelaskan bahwa waktu berpuasa dimulai dari terbitnya fajar kedua sampai tenggelamnya matahari. Namun, akan lebih baik bila orang yang berpuasa melakukan imsak (menghentikan makan dan minum) sedikit lebih awal sebelum terbitnya fajar.

Menurutnya, akan lebih baik pula menunda berbuka sejenak setelah tenggelamnya matahari agar ia menyempurnakan imsak (menahan diri dari yang membatalkan puasa).

Adapun Dr. Musthafa al-Khin dalam kitab Al-Fiqh Al-Manhaji mengatakan bahwa puasa menurutnya syara’ adalah menahan diri dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari disertai dengan niat.

Serupa dengan kedua pendapat di atas, Sirojudin al-Buqini dalam kitab Al-Tadrib berpendapat bahwa puasa adalah menahan diri secara menyeluruh dari apa-apa yang membatalkan puasa selama sepanjang hari dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari.

Oleh karena itu, ditetapkannya waktu imsak dimaksudkan agar orang berpuasa berhati-hati ketika telah mendekati subuh.

Dengan adanya waktu imsak, orang berpuasa sepenuhnya telah berhenti dari makan dan minum sebelum subuh tiba. Sebab puasa dimulai ketika terbitnya fajar atau waktu subuh hingga tenggelamnya matahari.

Telah disebutkan bahwa puasa dilakukan dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari. Meski begitu, lama waktu puasa tiap daerah akan berbeda, sekalipun dalam satu negara.

Daftar Negara dengan Durasi Puasa Terlama di Dunia

Dilansir dari Indonesiabaik.id terdapat 8 kota di dunia yang memiliki waktu puasa terlama. Berikut daftarnya.

1. Oslo, Norwegia

Posisi pertama yang menempati waktu terlama berpuasa yaitu Kota Oslo (Norwegia) dengan durasi berpuasa mencapai 16 jam 26 menit.

2. London, Inggris

Selanjutnya disusul Kota London (Inggris) dengan waktu berpuasa 14 jam 55 menit.

3. Istanbul, Turki

Selisih 25 menit dengan Kota London, terdapat Kota Istanbul yang memiliki durasi berpuasa selama 14 jam 30 menit.

4. New York, AS

Kemudian disusul Kota New York (Amerika Serikat) dengan durasi 14 jam 11 menit.

5. Makkah, Arab Saudi

Adapun Kota Makkah memiliki durasi puasa 13 jam 44 menit.

6. Lagos, Nigeria

Selisih 15 menit dari Kota Makkah terdapat Kota Lagos (Nigeria) dengan lama puasa 13 jam 29 menit.

7. Jakarta, Indonesia

Kota Jakarta di Indonesia juga menjadi salah kota di dunia yang memiliki waktu puasa terlama yaitu 13 jam 10 menit.

8. Melbourne, Australia

Terakhir, terdapat Kota Melbourne (Australia) dengan durasi puasa 12 jam 55 menit.

Meski begitu, Indonesia termasuk negara dengan waktu puasa yang pendek. Hal itu dikarenakan keberadaannya yang dekat dengan garis khatulistiwa.

Perbedaan letak geografis mempengaruhi lamanya pergantian pagi dan petang di berbagai negara. Maka dari itu, setiap negara memiliki durasi berpuasa yang berbeda-beda setiap harinya.

Baca juga artikel terkait RAGAM DAN HIBURAN atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Yandri Daniel Damaledo