Menuju konten utama

6 Titik Retakan di Area Makam Raja Mataram Masih Berpotensi Longsor

Satu retakan yang dinilai cukup rawan berada persis di area calon makam Sri Sultan HB X.

6 Titik Retakan di Area Makam Raja Mataram Masih Berpotensi Longsor
Peneliti Geologi dari Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Wahyu Wilopo saat memaparkan hasil penelitiannya tentang longsor di Kabupaten Bantul, di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Kamis (21/3/2019). tirto.id/Irwan A. Syambudi

tirto.id - Sekitar Makam Raja-Raja Mataram, Kabupaten Bantul, Yogyakarta masih dinilai berpotensi mengalami longsor kembali. Hal itu disampaikan oleh Peneliti Geologi dari Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Wahyu Wilopo.

"Iya ada enam titik [retakan] yang masih berpotensi menimbulkan longsor [di sekitar Makam Raja-Raja Mataram]," kata Wahyu menyampaikan hasil penelitiannya di Departemen Teknik Geologi, UGM, Kamis (21/3/2019).

Dari enam titik retakan itu, kata dia, tiga di antaranya berada di sisi utara area makam, sementara dua titik berada di sisi selatan dan satu lagi di sisi timur area makam.

Menurut dia, ada satu retakan yang dinilai cukup rawan yakni berada persis di sebelah barat terjadinya longsor atau mahkota longsor di area calon makam Sri Sultan HB X. Lebarnya mencapai sekitar 35 meter dengan kedalaman sekitar 25 meter.

"Yang paling berbahaya itu yang ini [retakan di sebelah terjadinya longsor sebelumnya]," kata dia.

Satu retakan itu dinilai paling berbahaya karena retakannya cukup panjang dan di bawah retakan itu terdapat pemukiman penduduk. Sementara retakan lainnya cukup jauh dari pemukiman.

Enam retakan itu, kata Wahyu, dapat menimbulkan longsor jika ada yang memicu, seperti hujan deras atau gempa bumi.

Selain di area makam, Wahyu mengatakan, juga terjadi longsor di sejumlah titik. Namun sebagian titik jauh dari pemukiman sehingga tidak mengakibatkan dampak yang signifikan.

Longsor yang terjadi di Makam Raja-Raja Mataram atau di sekitarnya terjadi karena daerah tersebut terdiri dari lereng yang curam. Selain itu, kondisi tanah di sekitar makam terdiri dari batuan yang telah lapuk sehingga rawan longsor.

Dengan adanya potensi ini, dosen UGM yang mendapatkan gelar doktor dari Kyushu University Jepang ini memberikan sejumlah rekomendasi untuk meminimalisir potensi kembali terjadinya longsor.

Ia meminta warga sekitar mengungsi untuk meminimalisir korban jiwa akibat longsor, terutama saat terjadi hujan deras. Kemudian, melakukan perbaikan dan pembersihan drainase agar aliran air tidak menggerus struktur tanah.

Selain itu, menutup retakan tanah dengan terpal supaya air tidak masuk ke dalam retakan. Dan mengecek secara rutin kondisi retakan sehingga dapat dilakukan tindakan evakuasi.

Longsor di area Makam Raja-Raja Mataram Kecamatan Imogiri telah mengakibatkan dua rumah tertimbun. Bencana ini menyebabkan tiga orang yang berada di dalam rumah meninggal karena ikut tertimbun longsor.

Baca juga artikel terkait TANAH LONGSOR atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Alexander Haryanto