Menuju konten utama

3 Cara Mengajari Anak Puasa yang Perlu Ortu Tahu Menurut Dokter

Cara mengajarkan anak berpuasa di antaranya memberi apresiasi hingga latihan puasa secara bertahap.

3 Cara Mengajari Anak Puasa yang Perlu Ortu Tahu Menurut Dokter
Ilustrasi Ibu dan Anak. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Ramadhan 1444 H bisa menjadi momen yang tepat untuk mulai mengenalkan dan mengajarkan puasa bagi anak-anak.

Meski anak kecil yang belum baligh tidak wajib untuk berpuasa, tetapi tak ada salahnya untuk mulai mengenalkan dan menjakarkan puasa pada anak sedini mungkin agar kelak setelah baligh mampu untuk menjalankan syariat agama tersebut. Lantas, pada usia berapa sebaiknya anak dikenalkan atau diajarkan untuk berpuasa?

Usia Ideal Anak Berpuasa

Sebagaimana syarat berpuasa bagi umat muslim adalah baligh, maka anak yang belum mengalami fase baligh dapat meninggalkan ibadah puasa.

Ukuran baligh yang dikehendaki adalah keluarnya air mani dari kemaluan si anak laki-laki, baik ketika dalam keadaan tidur maupun dalam keadaan terjaga. Sedangkan bagi anak perempuan, keluarnya haid pada batas usia minimal sembilan tahun. Lantas pada umur berapa sebaiknya anak dikenalkan dengan puasa?

Menurut Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Nutrisi Metabolik, Cut Nurul Hafifah, anak yang telah berusia tujuh tahun telah dapat diajari untuk menjalankan ibadah puasa oleh orang tuanya. Hal tersebut dikarenakan, pada usia tersebut dampak kesehatan yang tidak diinginkan akibat berpuasa dapat diminimalisir.

Cut Nurul Hafifah juga menegaskan bahwa ibadah puasa dapat mengubah kondisi tubuh anak. Setelah menjalani puasa selama enam jam tubuh akan memecah cadangan gula dalam tubuh sehingga dapat menjaga kadar gula dalam darah.

Apabila ibadah puasa dilanjutkan hingga mencapai 16 jam, maka perlahan cadangan gula akan habis. Sehingga tubuh akan menggunakan lemak sebagai sumber energi. Kemudian, protein sebagai zat pembangun tubuh akan menjaga seluruh komponen terakhir yang dipakai selama menjalani ibadah puasa.

Sejalan dengan itu, semakin kecil usia anak maka cadangan gula akan semakin sedikit. Akibatnya, anak atau balita dapat berisiko mengalami hipoglikemia yakni kurangnya kadar gula dalam tubuh.

Maka dari itu, Cut Nurul Hafifah menganjurkan bagi orang tua untuk mengajarkan ibadah puasa ketika sang anak telah berusia tujuh tahun. Sehingga segala risiko akibat kurangnya cadangan gula dapat berkurang, serta kemampuan anak ketika memasuki usia baligh dalam menahan lapar dan haus dapat membantu mereka dalam menjalani ibadah puasa.

Cara Mengajarkan Anak Berpuasa

Dokter Spesialis Anak Mulya Rahma Karyanti menjelaskan beberapa tips serta cara yang dapat dapat dilakukan orang tua yang ingin mengajari anak berpuasa, di antaranya,

1. Memberi apresiasi

Selama orang tua mengajarkan anak untuk menjalankan ibadah puasa, penting bagi orang tua untuk selalu memberi penghargaan atau apresiasi, baik secara verbal maupun nonverbal. Apresiasi tersebut dapat diungkapkan selama anak sedang menjalankan latihan ibadah puasa atau telah berhasil menjalani latihan ibadah puasa.

2. Latihan bertahap

Latihan puasa secara bertahap dapat dilakukan kepada anak sebagai metode pembelajaran ibadah puasa sejak dini.

Sebagai contoh, tahapan menjalani puasa bagi anak bisa ditentukan dengan menahan lapar selama dua jam, kemudian naik menjadi tiga jam, kemudian dapat ditingkatkan lagi menjadi setengah hari, hingga mampu menjalani ibadah puasa selama seharian.

3. Berikan variasi pangan

Orang tua juga perlu memperhatikan variasi pangan yang akan diberikan kepada anak selama menjalankan latihan puasa.

Sebagai contoh, anak perlu mendapatkan asupan protein hewani serta kebutuhan nutrisi yang lengkap dan seimbang. Selain itu, hindari kebiasaan anak mengonsumsi gula selama menjalani latihan puasa dan biasakan anak mengonsumsi susu, buah dan sayuran yang seimbang.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Mohamad Ichsanudin Adnan

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Mohamad Ichsanudin Adnan
Penulis: Mohamad Ichsanudin Adnan
Editor: Nur Hidayah Perwitasari