Menuju konten utama

Wisata Buah Berpotensi Tarik Wisatawan

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barito Utara, Kalimantan Tengah tahun 2016 merencanakan pembangunan kawasan agrowisata dengan luas lahan mencapai 50 hektare yang akan difungsikan sebagai tempat pembibitan hortikultura dan wisata buah.

Wisata Buah Berpotensi Tarik Wisatawan
Seorang pekerja memanen buah lengkeng jenis diamond river di kawasan perkebunan di Jalan Negara Muara Teweh - Puruk Cahu kilometer 7, di Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Rabu (6/4). ANTARA FOTO/Kasriadi.

tirto.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barito Utara, Kalimantan Tengah tahun 2016 merencanakan pembangunan kawasan agrowisata dengan luas lahan mencapai 50 hektare yang akan difungsikan sebagai tempat pembibitan hortikultura dan wisata buah.

"Kawasan agrowisata ini nantinya berfungsi sebagai tempat pembibitan hortikultura dan wisata," kata Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Barito Utara, Setia Budi, di Muara Teweh, Senin, (11/4/2016).

Lokasi agrowisata sekaligus sentra pembibitan hortikultura milik Pemkab Barito Utara yang terletak di kilometer 7 Jalan Negara Muara Teweh-Puruk Cahu sudah ditanami dengan berbagai macam jenis tanaman buah-buahan dan ratusan pohon induk seluas 11 hektare.

Tanaman buah yang dikembangkan di kawasan agrowisata tersebut antara lain salak tanpa biji, kelengkeng dataran endah, cempedak lokal, cempedak king (tanpa biji) yang bibitnya didatangkan dari Malaysia, alpukat, mangga, jeruk siam, duku palembang, dan rambutan rapiah, serta raturan durian dari berbagai varietas.

Budi menyebut, sudah ada pohon durian dari berbagai varietas yang dikembangkan di lokasi dengan cara okulasi yang sudah bisa berbuah.

Budi menambahkan, buah-buahan langka khas Kalimantan seperti tangkuhis (buah sejenis lechy/lengkeng Dayak yang biasa disebut juga buah mata kucing), siwaw (rambutan hutan), bulau, tangkaring, manggis, dan lanamon juga bisa ditemukan di lahan agrowisata ini nantinya.

Budi mengatakan, luas kawasan akan diperluas hingga mencapai 50 hektare, dan akan dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana penunjang pariwisata sehingga menjadi salah satu lokasi agrowisata yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke pedalaman Sungai Barito tersebut.

"Saat ini kami akan melakukan berbagai pembenahan untuk mempersiapkan fasilitas sarana dan prasarana yang ada di balai benih tersebut di kawasan itu juga digabungkan dengan pengembangan ternak rusa, kancil dan landak," kata Setia Budi.

Budi mengaku, saat ini Pemkab Barito sedang melakukan pembenahan lahan, diperkirakan selesai dalam waktu dua tahun. Meskipun begitu, fungsi lahan sebagai tempat wisata sudah dioperasikan mulai tahun ini.

"Pembenahan kawasan ini dilakukan dua tahun, namun untuk lokasi ini yang menjadi pusat wisata buah-buahan baik jenis nasional maupun lokal mulai dioperasikan akhir tahun ini dan dijual kepada masyarakat, peraturan Bupati Barito Utara untuk penjualan buah ini sudah ada," kata Budi.

Selain itu juga, telah dikembangkan tanaman obat yang tumbuh di kawasan hutan daerah ini guna mencegah kepunahan, antara lain saluang belum, pasak bumi, dan mahkota dewa.

"Sejumlah tanaman obat dan buah-buahan itu kami tanam dengan sistem terasering di kawasan perbukitan," kata Budi.

Sementara itu, selain mengembangkan agrowisata, Budi mengatakan pihaknya juga sedang membenahi kawasan peternakan di kawasan kilometer 5 jalan Negara Muara Teweh-Puruk Cahu yang khusus menggarap ternak unggas.

"Di lokasi ini nantinya menjadi sentra penangkaran unggas termasuk ayam hutan dan belibis," ujar Budi.

(ANT)

Baca juga artikel terkait HARD NEWS atau tulisan lainnya

tirto.id - Hard news