Menuju konten utama
Liga Inggris

Virgil van Dijk, Dibuang Willem II Menjadi Bintang di Liverpool

Virgil muda kerap mengalami cedera dan tidak memiliki mental yang kuat untuk menjadi pesepak bola hebat.

Virgil van Dijk, Dibuang Willem II Menjadi Bintang di Liverpool
Virgil van Dijk (kanan) saat merayakan gol Sadio Mane dalam final Liga Champions antara Real Madrid dan Liverpool di Stadion Olimpiyskiy di Kiev, Ukraina, Sabtu, 26 Mei 2018. (AP Photo / Matthias Schrader)

tirto.id - Pemain belakang Liverpool, Virgil van Dijk, memiliki karier yang tidak terlalu mulus sebagai pesepak bola. Ia berkali-kali pindah klub di Liga Belanda, dan kerap menghiasi bangku cadangan saat masih berkarier di Eredivisie dan Eerstedivisie. Dia bahkan dibuang oleh akademi Willem II Tilburg, sebelum bergabung dengan Groningen.

Bahkan ketika partnernya di Liverpool, Joel Matip, memutuskan untuk berhenti dari sepak bola internasional dan pensiun dari timnas Kamerun di usia 25 tahun, pada 2017 lalu, di usia yang sama, Virgil van Dijk baru melakukan debut pertamanya bersama timnas Belanda.

Bahkan, Dick Lukkien, pelatih tim cadangan Groningen menyebut Van Dijk, tidak memiliki fisik yang kuat untuk menjadi seorang pesepak bola. Hal itu bukan tanpa alasan, pasalnya, Virgil muda kerap mengalami cedera dan tidak memiliki mental yang kuat untuk menjadi pesepak bola hebat.

"Saya melihat seorang pria yang tidak sehat untuk bertanding [sepak bola]. Dia tidak berlatih selama seminggu [ketika datang ke Groningen], jadi kami menggunakan enam bulan pertama untuk membuatnya fit [dan memiliki fisik yang kuat]," kata Dick Lukkien, dikutip Sky Sport.

Namun, keputusannya untuk hijrah ke Groningan, telah membawa Van Dijk, memulai jalan menuju karier sepak bola yang gemilang. Pieter Huistra, juru taktik Groningen musim 2010-2012 menempa bakat Virgil van Dijk, khusunya mentalitas dalam bertanding yang disebut Pieter, tidak dimiliki oleh mantan anak asuhnya tersebut.

Pieter Huistra, kemudian melakukan perjudian untuk memberi Van Dijk debut di tim senior Groningen, dan melihat pemainnya itu seperti putus asa di atas lapangan. Bahkan Van Dijk sempat mengakui bahwa dia bukan pemain yang memiliki dedikasi untuk berkarier di sepak bola profesional.

"Pada awalnya dia harus didorong untuk berlatih untuk meningkatkan dirinya sendiri. Dia harus menjadi lebih kuat dan bugar [sebagai pemain belakang]. Tapi, begitu itu terjadi dan begitu dia merasa dia bisa membuat langkah [untuk menjadi lebih baik] saya pikir itu berjalan lebih lancar dan dia mengambil inisiatif [untuk berlatih] lebih keras sendiri.

"Jadi begitu dia tiba di tim utama, saya melihat dia berinvestasi pada dirinya sendiri - pergi ke gym dan menjadi pemain yang lebih kuat [dari sebelumnya]. Dia mengetahui hal itu di bawah [arahan pelatih tim cadangan Groningen] Dick Lukkien," kata Pieter Huistra, dikutip Sky Sport.

"Saya jelas mengenali bakatnya tetapi saya pikir dia terlalu mudah [menyerah], dan terlalu santai [saat berlatih]. Anda harus memberikan yang terbaik setiap hari [saat latihan]. Dia terlalu mudah [lelah dan putus asa di awal]. Terkadang dia berlatih keras dan di lain waktu dia berlatih dengan 50 persen atau 60 persen [dari yang dia bisa lakukan],” kata Dick Lukkien kepada Sky Sports.

"Kuncinya [saat itu] adalah membuatnya [Virgil van Dijk] melakukan latihan dengan keras setiap hari di setiap sesi. Menurut saya, itu adalah masalah pendewasaan dan mengeluarkan bakat yang selalu ada di dalam dirinya. Saya mencoba mengajarinya bahwa ini adalah hal terbesar yang dia butuhkan [untuk menjadi pemain hebat] dan meningkatkan kemampuannya.

"Itu adalah tantangan untuk mengubah mentalitasnya karena dia tidak mempercayai saya pada awalnya. Dia pikir saya terlalu langsung. Dia harus terbiasa dengan saya. Saya kira Van Dijk berpikir bahwa saya tidak menyukainya, tetapi saya melihat bakatnya, dan ketika saya melihat bakat, saya ingin dia mengeluarkan [semua yang dia miliki]. Jadi butuh enam bulan [untuk menempa fisiknya] dan setelah itu dia memercayai saya, kami berbicara banyak hal dan itu berjalan sangat cepat dari sana,” kata Lukkien.

Virgil van Dijk pun akhirnya berhasil menjadi pemain inti di tim utama Groningen, dan membukukan 62 penampilan, selama 2 musim, sebelum akhirnya berlabuh ke Celtic, pada musim panas 2015. Menghabiskan 2 musim di Celtic, Virgil pun mencoba peruntungan dengan menerima tawaran Southampton di Liga Inggris, yang kemudian mengantarkannya sebagai bek termahal sepanjang sejarah, saat hijrah ke Liverpool, pada bursa transfer musim panas 2018.

"Tidak lama [setelah menembus skuat utama Groningen], dia pergi ke Celtic," kata Lukkien, dikutip Sky Sport.

Baca juga artikel terkait LIVERPOOL atau tulisan lainnya dari Permadi Suntama

tirto.id - Olahraga
Penulis: Permadi Suntama
Editor: Ibnu Azis