Menuju konten utama

Update Corona di Dunia 15 Januari Sore: RI Tembus 882 Ribu Kasus

Update corona di dunia hari ini, Jumat (15/1/2021), Indonesia ada di urutan ke-20 dunia dengan 882 ribu kasus. 

Update Corona di Dunia 15 Januari Sore: RI Tembus 882 Ribu Kasus
Wakil Bupati Gorontalo Herman Walangadi menerima suntikan vaksin COVID-19 Sinovac di rumah jabatan Bupati, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Jumat (15/1/2021). ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/hp.

tirto.id - Angka kasus corona COVID-19 di seluruh dunia terus meningkat dari hari ke hari. Laman Worldometers melaporkan, hingga Jumat, (15/1/2021) pukul 16.04 WIB, angka secara global telah menembus angka 93,597,186, dengan total kematian mencapai 2,003,917 jiwa.

Jumlah pasien yang telah dinyatakan sembuh sebanyak 66,901,960 dan kasus aktif saat ini yaitu 24,691,309.

Negara dengan kasus corona tertinggi di dunia masih ditempati oleh Amerika Serikat, yaitu dengan jumlah kasus mencapai 23,848,410, dengan angka kematian sebanyak 397,994.

India menyusul Amerika dengan jumlah kasus 10,528,508, selanjutnya Brasil berada di urutan ke-3 dengan 8,326,115 kasus. Rusia mendapat tambahan 24,715 kasus baru dengan 555 kematian baru. Total kasus di Rusia mencapai 3,520,531 dan berada di urutan ke-4.

Negara dengan jumlah kasus terbanyak ke-5 di dunia adalah Inggris, yaitu dengan 3,260,258 kasus. Kemudian disusul Prancis dengan 2,851,670 kasus.

Sementara itu, data Worldometers menunjukkan bahwa Indonesia mendapat tambahan kasus baru sebanyak 12,818 kasus baru dan 238 kematian baru.

Angka kematian secara keseluruhan yaitu 25,484 jiwa. Jumlah pasien yang telah sembuh sebanyak 718,696, dan ada 138,238 kasus aktif.

Indonesia saat ini berada di urutan ke-20 dunia, dengan total jumlah kasus corona COVID-19 mencapai 882,418.

Tetap Patuhi Prokes Meski Telah Disuntik Vaksin COVID-19

Vaksinasi COVID-19 di Indonesia secara resmi sudah dimulai sejak Rabu (13/1/2021). Epidemiolog dari Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat Defriman Djafri mengkhawatirkan masyarakat di Indonesia lantas menjadi abai akan protokol kesehatan yang telah dilakukan selama 11 bulan terakhir usai vaksinasi COVID-19.

"Jangan sampai yang ditakutkan epidemiolog itu seolah-olah vaksin ada, protokol kesehatan dilepas," kata dia seperti dilansir Antara.

Ia menjelaskan, usai vaksinasi COVID-19, seseorang minimal membutuhkan waktu 14 hari untuk mengetahui apakah antibodi atau kekebalan telah terbentuk di dalam tubuh. Sehingga, dalam kurun waktu tersebut peluang terinfeksi virus masih ada apalagi protokol kesehatan tidak dilakukan dengan baik dan benar sesuai anjuran pemerintah.

Menurut Defriman yang juga Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unand tersebut mengatakan telah berkali-kali menyampaikan kepada masyarakat bahwa protokol kesehatan tetap wajib diterapkan mengingat pandemi belum berakhir.​​​​​

Sebab, menurutnya jangan sampai harapan pandemi COVID-19 berakhir pudar hanya gara-gara masyarakat sudah tidak patuh protokol kesehatan dengan dalih vaksin sudah ada.

"Oleh karena itu saya selalu ingatkan jangan harapan ini malah jadi bahaya ke depannya," kata Defriman yang juga Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, Provinsi Sumatera Barat tersebut.

Baca juga artikel terkait UPDATE CORONA atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Agung DH