Menuju konten utama

Undisputed Truth: Kisah Hidup Mike Tyson, Tayang di Mola TV

Film Mike Tyson: Undisputed Truth, menampilkan memoar dan pengakuan Si Leher Beton mengenai kehidupan pribadinya.

Undisputed Truth: Kisah Hidup Mike Tyson, Tayang di Mola TV
Mike Tyson dan Evander Holyfield bertukar pukulan selama pertandingan kelas berat WBA mereka Sabtu, 28 Juni 1997, di MGM Grand di Las Vegas. (Foto AP / Lenny Ignelzi)

tirto.id - Mereka yang ingin mengetahui lebih mendalam perjalanan hidup legenda tinju dunia, yang berjuluk "Iron Mike" dan dikenal pula dengan sebutan Si Leher Beton, perlu melihat film original produksi HBO yang berjudul Mike Tyson: Undisputed Truth. Film ini pertama kali dirilis pada 2013.

Tahun 2013 tampaknya menjadi ajang bagi Mike Tyson untuk mengungkap kehidupan pribadinya kepada dunia. Selain film Mike Tyson: Undisputed Truth, buku autobiografi yang ditulis Mike Tyson bersama Larry Sloman dengan judul yang sama juga terbit pada 2013 lalu.

Mike Tyson: Undisputed Truth merupakan garapan sutradara kenamaan, Spike Lee. Dalam film ini, istri Mike Tyson yang ketiga, yakni Lakiha Spicer (Kiki Tyson) berperan sebagai penulis naskah.

Film ini menampilkan Mike Tyson berbicara monolog di atas panggung dan menceritakan masa sulit maupun kesuksesan dalam kehidupan pribadinya. Dilengkapi tayangan video dan foto dokumentasi tentang kehidupan sang legenda, film itu menampilkan pengakuan Tyson tentang mengenai karier tinjunya, orang-orang yang mempengaruhinya, kisahnya di penjara, kontroversi hingga usaha dia membangun keluarga dan memulai hidup baru.

Dalam film ini, Spike Lee menggunakan gaya bicara dan bahasa tubuh Mike Tyson sebagai bagian utama pertunjukan. Dengan gaya bertutur khas, Tyson tampil sebagai sosok yang blak-blakan, dan sekaligus suka humor.

Di bagian awal film, Tyson memulai cerita dari kisah masa kecilnya yang berat sekaligus brutal. Dia mengaku sebagai anak yang tidak jelas asal-usul genetiknya, serta tumbuh menjadi bocah bengal yang kerap melanggar hukum.

Adegan lantas beralih pada kisah pertemuan Tyson dengan Cus D'Amato, pelatih tinju yang punya pengaruh besar terhadap hidupnya. Tyson kemudian mengisahkan pernikahan pertamanya, masa kejayaannya, hingga momen saat ia dipenjara. Dalam film ini, Tyson mengucapkan kalimat singkat yang isinya membantah tuduhan pemerkosaan yang menurut pengadilan terbukti dia lakukan pada Desiree Washington.

Setelah menceritakan perjalanan karier, masalah, dan kontroversinya, Tyson lantas memaparkan upayanya kembali berusaha bangkit dan membangun kehidupan baru. Cerita itu termasuk kisah kematian putrinya saat berusia 4 tahun akibat insiden kecelakaan yang tidak disengaja.

Film Undisputed Truth memperlihatkan banyak kisah, termasuk obat-obatan, mabuk-mabukan dan tindakan kekerasan, yang membikin kehidupan Tyson terpuruk dan kiprahnya di dunia tinju surut.

Sebagai sebuah memoar, film ini seakan-akan menjadi ajang bagi Mike Tyson untuk menunjukkan penyesalan atas banyak hal yang membikin karier tinjunya remuk.

Karier Tinju Mike Tyson

Nama Mike Tyson melegenda setelah pada akhir November 1986 berhasil menjadi juara tinju kelas berat dunia paling muda dalam sejarah, yakni 20 tahun. Gelar juara tinju dunia WBC dia dapatkan dengan merobohkan Trevor Berbick pada ronde kedua.

Hook kiri Tyson yang amat bertenaga menghantam rahang Berbick sehingga si juara bertahan itu ambruk, dan gagal berusaha bangkit sampai tiga kali dalam waktu berdekatan. Hasil pertandingan itu menunjukkan pukulan Si Leher Beton benar-benar menghancurkan keseimbangan Berbick.

Jauh hari sebelum momentum tersebut, Tyson hanya salah satu di antara banyak anak kulit hitam di AS yang tidak beruntung. Lahir di kawasan pabrik KIIC Bronx, New York City, pada 30 Juni 1966, Tyson tumbuh menjadi anak yang bengal. Beberapa kali ia dijebloskan ke penjara anak-anak dan dikeluarkan dari sekolah.

Beruntung, seorang pelatih tinju dengan insting tajam, Cus D'Amato melihat bakat sosok bernama asli Michael Gerard Tyson tersebut. Sentuhan tangan dingin Cus D'Amato membuat Tyson tumbuh menjadi petinju dengan pukulan yang kerap mengakhiri pertandingan dalam waktu singkat.

Dalam buku autobiografinya, Undisputed Truth (2013), Tyson bercerita bahwa ibunya seorang pecandu alkohol yang kerap menitipkannya dari rumah ke rumah di salah satu lingkungan suram di Brooklyn, Brownsville. Hidup tanpa perhatian orang tua, Tyson sudah malas bersekolah sejak usia 7 tahun dan cepat berkembang menjadi bocah pelaku kriminal. Pada usia 12 tahun, Tyson yang masih buta huruf sudah ditangkap polisi sebanyak 38 kali.

Dia juga kerap berkelahi melawan anak-anak perundung berusia lebih tua. Memukul orang bukan suatu yang aneh bagi dia. Kekuatan dan kecepatan pukulan Tyson menarik perhatian D’Amato saat usianya baru 13 tahun.

Bagi Tyson, D’Amato tak sekadar sebagai pelatih tinju, melainkan juga orang yang meredam sikap brutalnya. Tyson pernah bilang, salah satu nasihat D’Amato bagi dirinya adalah: "Jika kamu tidak menghadapi setan dalam dirimu, mereka akan menghantuimu sampai mati." Sayangnya, D’Amato meninggal setahun sebelum Tyson menjadi juara dunia.

Setelah memang atas Berbick, karier Tyson terus menanjak. Dia menjadi atlet populer sekaligus kaya raya. Namun, Tyson segera tenggelam dalam kehidupan kelam. Beragam masalah pribadi hingga pelanggaran hukum membikin ia tak lagi menakutkan di atas ring.

Setelah dipenjara 3 tahun karena divonis bersalah atas kasus pemerkosaan, Tyson berupaya bangkit dan naik ring lagi. Namun, Tyson tidak pernah benar-benar mengulangi kejayaannya pada era tahun 1980-an. Dia justru melakukan aksi tak terpuji di atas ring. Satu kejadian yang mungkin susah dilupakan adalah ketika Tyson menggigit telinga Evander Holyfield dalam pertandingan tinju pada 28 Juni, 1997 silam.

Mike Tyson mengumumkan resmi pensiun dari dunia tinju pada 2006. Sebelumnya, Tyson menelan kekalahan dari seorang petinju asal Irlandia yang tidak terlalu populer, Kevin McBride.

Dalam pertandingan tinju pada 11 Juni 2005, Kevin berhasil menang TKO setelah membikin Tyson tumbang pada ronde keenam.

Tiga tahun sebelumnya, karier Tyson di dunia tinju seolah-olah memang sudah habis saat ia gagal dalam pertandingan untuk perebutan gelar tinju kelas berat WBC dan IBF, pada 8 Juni 2002.

Lenox Lewis yang memastikan bahwa Tyson bukan lagi petinju yang dapat membuat lawan gemetar di atas ring. Lewis membuat Tyson terkapar dengan muka berdarah-darah di ronde ke-8.

Kisah perjalanan Tyson yang terjadi dalam film berdurasi 1 jam 22 menit tersebut saat ini juga bisa disaksikan melalui Mola TV.

Baca juga artikel terkait MOLA TV atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Film
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH